BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika Anda sebagai
guru melaksanakan evaluasi terhadap anak didik, tentunya ada informasi yang
dihasilkan dan ditunggu-tunggu oleh banyak pihak yang berkepentingan.Melaporkan
hasil belajar merupakan salah satu bentuk tanggung jawab. Kita sebagai guru
kepada para pemangku kepentingan atau stakeholders
untuk memberikan informasi tentang sejauhmana proses belajar berhasil mencapai
tujuan yang diidam-idamkan. Oleh karena itulah,begitu informasi mengenai
seorang siswa sudah terkumpul hingga akhirnya dianalisis dan diinterpretasi,
maka implikasi dari informasi tersebut harus dikomunikasikan. Agar informasi
yang disajikan dapat dipahami oleh berbagai pihak dengan baik, ada beberapa hal
yang harus diikuti dengan baik khususnya terkait dengan format dan pengguna laporan.
Laporan hasil asesmen
proses dan hasil belajar sangat penting
artinya bagi pihak-pihak tertentu karena akan dijadikan dasar untuk membuat
keputusan dan kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh
karena itulah, kita
harus benar-benar memahami dan mampu mengidentifikasi pihak-pihak mana saja
yang merupakan pengguna laporan hasil asesmen.Yang tidak kalah pentingnya pula
adalah bagaimana mengkomunikasikan laporan hasil asesmen kepada para pengguna tersebut
dengan baik sehingga tujuan mulia diadakannya asesmen pembelajaran peserta
didik bisa tercapai. Terlebih pada era sekarang ini dimana semakin banyak
orang yang memiliki kesadaran mengenai
pentingnya akuntabilitas di dunia pendidikan, sosialisasi hasil asesmen niscaya
akan didukung oleh banyak pihak. Sebab semakin banyak pihak, terutama orang
tua, yang dapat memperoleh informasi terkini terkait dengan perkembangan dan
pengalaman belajar putra-putrinya.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan
masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan laporan hasil assesmen proses dan hasil
belajar?
2. Bagaimana mempersiapkan laporan secara umum?
3. Apa saja metode alternatif untuk mengkomunikasikan
laporan hasil asesmen?
4. Bagaimana langkah – langkah melaporkan hasil asessmen?
1.3 Batasan
Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dalam penulisan makalah
ini penulis hanya membatasi seputar penggunaan laporan hasil assesmen proses dan hasil
belajar, mempersiapkan laporan secara umum, beberapa metode alternatif untuk mengkomunikasikan
laporan hasil asesmen, dan langkah –
langkah melaporkan hasil asessmen.
1.4 Tujuan
dan Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana penggunaan laporan hasil assesmen proses dan hasil
belajar
2. Mengetahui bagaimana mempersiapkan laporan secara umum
3. Mengatahui beberapa metode alternatif untuk mengkomunikasikan laporan hasil asesmen
Mengetahui bagaimana langkah – langkah melaporkan hasil asessmen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Mengkomunikasikan
Laporan Hasil Asessmen
2.1.1
Pengguna
Laporan Hasil Asessmen Proses dan Hasil Belajar
Ada
tiga pihak utama yang merupakan pengguna laporan hasil asesmen
pembelajaran.Yang pertama dan paling sering adalah peserta didik
sendiri.Melaporkan hasil asesmen kepada peserta didik harus berlangsung setiap
hari, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam hal ini, kita sebagai guru harus melaporkan
kemajuan, kelebihan dan kekurangan mereka disertai dengan penjelasan
langkah-langkah yang harus diambil pada tahap berikutnya di dalam proses
belajar. Oleh karena itulah dikatakan bahwa melaporkan hasil asesmen kepada
peserta didik adalah yang paling utama di dalam proses asesmen formatif
(Headington, 2000).
Pihak pengguna laporan kedua adalah
orang tua.Para orang tua perlu mengetahui bagaimana putra-putri mereka
mengalami perkembangan di sekolah.Memang merupakan hak orang tua yang telah
mengirim putra-putrinya ke suatu sekolah untuk meyakini bahwa sekolah yang
dipilihnya benar-benar mendidik mereka.Telah diakui oleh semua pihak bahwa
rumah dan sekolah sama-sama membuat anak-anak berkembang.Oleh karena itulah
jika para orang tua dan guru memahami bagaimana anak bertindak dan melakukan
reaksi dalam berbagai konteks yang berbeda, maka kedua pihak dapat secara
bersama-sama mendukung perkembangan mereka.
Pihak
pengguna ketiga adalah para profesional lainnya (masyarakat luas).Mereka bisa
seorang peneliti maupun seorang psikolog yang ingin mengetahui banyak hal
terkait dengan pembelajaran ataupun penilaian. Atau bisa jadi guru- guru dari
sekolah lain yang ingin belajar atau melakukan studi banding dalam rangka
mengembangkan belajar siswa di lingkungan mereka. Oleh karena itu, semakin
tinggi kedudukan pelapor, semakin umum pula bentuk dan format laporan asesmen.
Ketiga
pihak tadi sama-sama membutuhkan informasi guru yang diperoleh melalui proses
asesmen, bukan pandangan-pandangan pribadi ataupun spekulasi. Sebagai salah
satu bentuk pertanggungjawaban kepada para stakeholders, maka proses asesmen
sendiri juga harus memberi peluang terjadinya proses komunikasi dengan para
orang tua dan pihak-pihak lain di dalam upaya pembelajaran yang dapat membuat
mereka mendukung pembelajaran. Terkait dengan komunikasi dengan orang tua,
kesadaran akan pentingnya komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua
peserta didik itu sendiri berangkat dari tiga keyakinan:
a.
Para orang tua memiliki hak untuk mengetahui
apa yang berlangsung di sekolah tempat putra-putri mereka belajar;
b.
Pengetahuan yang diperoleh dari laporan akan
menciptakan hubungan yang baik antara orang tua dan guru.
c.
Komunikasi yang baik antara orang tua
dan guru akan menghasilkan perbaikan-perbaikan dalam belajar dan sikap (Gibson,
1986 dalam Conner, 1991).
2.1.2
Mempersiapkan
Laporan Secara Umum
Beberapa hal yang perlu
dilakukan ketika mempersiapkan pembuatan
laporan asesmen adalah:
a.
Menentukan pihak yang akan menerima
laporan tersebut. Pihak-pihak yang bisa menerima laporan tersebut adalah siswa,
orang tua, dewan sekolah, atau pun masyarakat.
b.
Menentukan bagaimana hasil berbagai asesmen
akan membantu sekolah memperbaiki proses belajar mengajar.
c.
Mengetahui kenapa hasil asesmen perlu
dilaporkan. Pernyataan berupa rasionalisasi dalam hal ini cukup penting untuk
dilakukan.
d.
Mengetahui dengan jelas informasi apa
yang akan dikomunikasikan, untuk tujuan apa, dan menggunakan teknik pelaporan
apa. Yang perlu Anda ingat, penggunaan berbagai strategi akan menjadikan
pelaporan menjadi lebih efektif (Roeber et al., 1980).
Terkait
dengan bentuk-bentuk penyajian laporan hasil asesmen, ada beberapa pilihan yang
harus dipertimbangkan pada saat mempersiapkan laporan:
a.
Laporan bisa diberikan kepada seseorang
secara langsung, secara tertulis, atau gabungan keduanya;
b.
Laporan bisa disajikan dalam bentuk
teks, grafik, atau gabungan keduanya;
c.
Laporan bisa panjang dan rinci, atau
ringkas dan jelas.
2.1.3
Beberapa Metode Alternatif Untuk Mengkomunikasikan Laporan Hasil Asesmen
Untuk Mengkomunikasikan
Laporan Hasil Asesmen, Seperti
yang telah dipelajari
sebelumnya, ada pihak-pihak yang berhak untuk mengetahui dan membaca hasil
asesmen pembelajaran peserta didik. Mereka itu merupakan pengguna laporan hasil
asesmen yang akan menindaklanjuti hasil yang telah dilaporkan itu dengan
berbagai langkah. Oleh karena itu dalam mengkomunikasikan laporan itu Anda
harus benar-benar mampu memilih strategi dan media yang tepat agar semua
informasi yang ada di dalam laporan bisa dipahami dengan baik oleh siapa saja
yang membutuhkan.
a.
Menggunakan Kartu Laporan (Report Card)
Untuk jangka waktu yang
cukup lama, kartu atau lembar laporan telah menjadi media utama untuk
mensosialisasikan informasi hasil asesmen dan evaluasi oleh pihak sekolah
kepada murid dan orang tua. Sayangnya kartu laporan yang telah lama dipakai
banyak mendapat kritik, salah satunya adalah sulitnya membuat laporan dan
kecenderungan komunikasi antara orang tua dan guru yang hanya satu arah,
sehingga membuat banyak pihak berpikir tentang cara lain mengkomunikasikan
hasil asesmen dan evaluasi terhadap peserta didik.
b.
Konferensi Guru-Orang Tua
Sebagaimana report card
konferensi orang tua-guru juga telah lama dijadikan sarana untuk mengkomunikasikan
hasil asesmen oleh pihak sekolah kepada para orang tua peserta didik. Bahkan
berdasarkan hasil sejumlah penelitian, para orang tua melaporkan bahwa
konferensi orang tua guru dapat memberikan jauh lebih banyak informasi mengenai
putra-putri mereka dan kemajuan putra-putri mereka dibandingkan dengan report
card (Shephard & Bleim, 1995; Waltman & Friesbie, 1994, dalam Anderson,
2003) Yang juga sangat penting adalah bahwa kegiatan yang berupaya
mempertemukan orang tua peserta didik dengan guru ini merupakan salah satu cara
terbaik membangun hubungan yang kuat dengan orang tua, dalam rangka memberikan
pemahaman mengenai putra-putri mereka dalam mengembangkan kelebihan yang
dimiliki dan memenuhi apa yang mereka butuhkan. Metode ini juga membantu orang
tua terlibat di dalam proses belajar anak. Namun upaya menyelenggarakan
kegiatan semacam ini sehingga bisa berjalan dengan sukses tidaklah semudah yang
dibayangkan.Anda harus melakukannya dengan sangat cermat.Berikut ini adalah
beberapa langkah atau tahapan yang perlu dilakukan sebelum, pada saat, dan
setelah pertemuan dilaksanakan agar semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
c.
Newsletter (nawala) dan Web Site
Berbagai macam
informasi mengenai tugas asesmen, instrumen asesmen, dan hasil asesmen dapat
disajikan di dalam newsletter dan web site. Misalnya saja, beberapa tugas
asesmen sebagai sampel dapat dimunculkan secara teratur untuk memberikan
gambaran konkrit apa yang menjadi harapan guru terhadap peserta didik terkait
dengan belajar mereka. Yang tak kalah pentingnya adalah upaya mengkomunikasikan
tanggal-tanggal dilaksanakannya asesmen atau ujian yang dilaksanakan secara
formal yang tentunya akan sangat bermanfaat baik untuk peserta didik maupun
untuk orang tua. Disamping itu kita juga memperoleh informasi yang dapat
membantu para orang tua (dan pihak-pihak
lain) menginterpretasi hasil asesmen
yang dilaksanakan secara formal termasuk melakukan tanya jawab dimana ada kolom
bagi para orang tua untuk mengirimkan pertanyaan.
2.1.4
Langkah – Langkah Melaporkan Hasil Asessmen
Seperti
telah kita ketahui bersama, terdapat banyak metode yang dapat dipergunakan
untuk melaporkan kemajuan peserta didik kepada peserta didik sendiri maupun
kepada para orang tua. Proses mengkomunikasikan hasil evaluasi ini tidak boleh
dianggap remeh, bahkan merupakan komponen yang sangat mendasar dari sebuah
model evaluasi yang baik. Bagaimana
kita melaporkan hasil asesmen kepada berbagai pihak yang berbeda?
Berikut ini akan kita lihat langkah- langkah melaporkan hasil asesmen kepada
siswa, orang tua, dewan sekolah, dan masyarakat.
a.
Hasil Asesmen Kepada Siswa
Ketika
melaporkan hasil asesmen kepada siswa, kita
bisamenggunakan proses dengan dua langkah:
- Langkah
pertama adalah melakukan briefing yang diberikan kepada seluruh kelompok siswa
yang menerima hasil laporan asesmen
secara individu.
- Langkah
kedua adalah dengan melakukan pertemuan dengan siswa secara individu.
b.
Melaporkan Hasil Asesmen kepada Orang
Tua
Para
orang tua tentunya ingin tahu perkembangan belajar putra-putri mereka dari
waktu ke waktu dan bagaimana anak-anak mereka melakukan berbagai kegiatan di
sekolah, sehingga informasi mengenai asesmen yang dihimpun oleh sekolah sangat
menarik bagi mereka. Para orang tua juga ingin mengetahui apa yang dilakukan
sekolah dimana anak mereka belajar dan membandingkannya dengan sekolah lain.
Sebagai guru yang baik, Anda juga harus merasa senang dan terpanggil untuk
bersikap terbuka dan membuat kesepakatan untuk bertemu dengan para orang tua
guna membahas berbagai hal yang terjadi di sekolah terkait dengan anak-anak
mereka, termasuk kemajuan dan kesulitan belajar yang dihadapi anak- anak mereka
di kelas. Ada empat strategi yang bisa dilakukan dalam melaporkan hasil asesmen
kepada orang tua, yaitu:
1)
menyelenggarakan pertemuan antara guru
dengan orang tua secara individu;
2)
membuat laporan tertulis yang dibuat
untuk masing-masing siswa dan dikirim ke rumah;
3)
melakukan pertemuan dengan para orang
tua secara bersama-sama;
4)
menulis artikel pada newsletter yang
diperuntukkan bagi orang tua siswa.
Di
antara berbagai alternatif yang ada, Anda bisa mempertimbangkan mana yang
menurut Anda lebih memungkinkan dan efektif. Pertemuan yang dilakukan secara
individu, misalnya, memang akan lebih bersifat personal dan efektif, namun hal
ini tidak selalu dapat dilakukan karena berbagai faktor, diantaranya
keterbatasan waktu baik di pihak guru maupun orang tua karena kesibukan
masing-masing sehingga sulit menentukan kesempatan yang tepat untuk kedua belah
pihak. Terlebih lagi jika siswanya banyak, maka sangat tidak memungkinkan
rasanya bagi guru untuk membuat pertemuan dengan masing- masing orang tua siswa
dengan waktu cukup.
c.
Melaporkan Hasil Asesmen kepada Dewan
Sekolah
Sebagai
pihak yang turut menentukan pembuatan kebijakan, maka dewan sekolah layak
menerima laporan mengenai hasil asesmen. Strategi yang direkomendasikan untuk
dilakukan membuat laporan kepada pihak dewan sekolah terdiri dari tiga bagian:
- Laporan
pertama memberikan informasi mengenai upaya asesmen itu sendiri, yaitu dengan
menjelaskan terhadap apakah/tujuan asesmen itu dilakukan, jenis-jenis asesmen
apa yang dipergunakan, alasan mengapa jenis-jenis asesmen itu dipergunakan, dan
bagaimana hasil asesmen akan diterapkan dan dilaporkan. Akan sangat baik jika
laporan ini diberikan kepada pihak dewan sekolah ketika informasi asesmen
sedang dikumpulkan, sebelum hasil asesmen ada di tangan. Hal ini dimaksudkan
agar para anggota dewan sekolah lebih mencurahkan perhatiannya pada pesan yang
ada dalam asesmen daripada angka-angka yang telah diperoleh.
- Laporan
kedua memuat hasil asesmen pada tingkat sekolah dan tingkat wilayah
(kecamatan/kabupaten/provinsi). Laporan ini diharapkan menjawab berbagai
pertanyaan yang biasanya diajukan oleh para pembuat kebijakan.
- Laporan
ketiga menindaklanjuti status asesmen sebagai upaya untuk memperbaiki
pembelajaran di sekolah dan efektifitas berbagai perubahan yang dilakukan.
Kendati sifatnya optional, laporan ini efektif untuk mengkomunikasikan kepada
Dewan Sekolah bahwa tujuan sebenarnya dari dilakukannya proses asesmen adalah
membantu upaya memperbaiki proses belajar mengajar, bukan untuk menjadi
scorecard kualitas sekolah.
d.
Melaporkan Hasil Asesmen kepada
Masyarakat
Barangkali secara umum
di negara kita melaporkan hasil asesmen kepada masyarakat luas belum merupakan
sesuatu yang bisa dianggap lazim.Kalaupun banyak masyarakat yang mengetahui
hasil asesmen, maka justru bukan pihak sekolah lah yang melakukannya. Tak heran
jika banyak pendidik yang merasa tidak nyaman atau bahkan marah manakala
mengetahui bahwa masyarakat justru memperoleh laporan hasil asesmen dari media
massa. Nampaknya masyarakat tidak banyak tahu hal lain mengenai sekolah selain
hasil tes. Sehingga laporan asesmen kepada masyarakat sebenarnya dapat
memberikan informasi yang benar mengenai siswa sekaligus mendidik dan
menyadarkan masyarakat akan berbagai kegiatan asesmen. Mengingat besarnya
manfaat melaporkan hasil asesmen kepada masyarakat luas disatu sisi, dan
hal-hal yang tidak diinginkan disisi lain, maka perlu diperhatikan beberapa
langkah yang perlu diambil ketika hendak melaporkan hasil asesmen kepada publik
dan berhasil.
Pertama, harus
memutuskan pihak mana saja dari masyarakat yang akan menerima laporan asesmen.
Publik sendiri terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang sangat bervariasi
ditinjau dari tingkat pengetahuan dan kebutuhannya terhadap informasi.
Kedua, maksud dan
tujuan melaporkan hasil asesmen harus jelas.Ketiga, menentukan prosedur
pelaporan hasil asesmen. Yang perlu diingat
adalah bahwa berita di media massa hanya lah salah satu sarana untuk bisa
belajar mengenai sekolah bagi publik. Artinya, masih ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk melaporkan hasil asesmen kepada masyarakat luas. Selain ketiga
hal di atas, perlu selalu diingat bahwa informasi yang disajikan dengan pola
penulisan yang sangat kompleks atau sangat buruk akan menimbulkan salah paham
di pihak pembaca. Untuk menghindari terjadinya hal- hal semacam ini ada baiknya
melibatkan sejumlah pihak sekolah dengan berbagai latar belakang untuk menjamin
bahwa informasi yang disajikan sangat jelas bagi berbagai kalangan dengan latar
belakang yang berbeda.
Akhirnya satu hal
penting yang harus selalu diingat adalah bahwa jika para guru, administrator
sekolah, dan orang tua tidak belajar dari dan melakukan suatu tindakan
berdasarkan informasi dari berbagai kegiatan asesmen yang telah dilakukan, maka
seluruh proses yang telah dilalui itu hanya memberikan sedikit manfaat atau
bahkan tidak bermanfaat sama sekali terhadap peserta didik. Sebab tujuan yang
paling utama dari asesmen pada hakekatnya adalah mendidik anak- anak dengan
lebih baik.
e. Menjalin
Komunikasi Dengan Para Stakeholder
Satu hal penting yang
harus dipikirkan pada saat melaporkan hasil evaluasi adalah bagaimana menciptakan komunikasi
yang baik di antara berbagai pihak yang terkait.Dengan demikian prosedur apapun
yang dipilih jangan terjebak pada rutinitas dan formalitas. Oleh karena harus
terus diupayakan berbagai prosedur yang sistematis yang dapat mendorong dan
memfasilitasi terjadinya dialog atau komunikasi yang interaktif. Untuk itu
alangkah baiknya jika pihak sekolah bisa berdiskusi dengan para stakeholder, orang tua misalnya, untuk
membicarakan model laporan yang diinginkan. Jika kita melaporkan hasil asesmen secara
akurat maka hal itu akan membuat para orang tua, masyarakat dan kita sendiri sebagai guru memahami
alasan pemilihan berbagai instrumen asesmen. Secara khusus, pelaporan hasil
asesmen juga membuat para siswa, orang tua, pendidik, dan anggota masyarakat
memahami:
1)
Jenis kecakapan dan pengetahuan yang
dinilai pada suatu tes;
2)
Cara
menskor suatu tes;
3)
Jenis pertanyaan yang diberikan;
4)
Makna hasil asesmen dan cara pemanfaatan
hasil tersebut.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesadaran
yang semakin besar dari berbagai pihak untuk menerapkan dan menjunjung tinggi
prinsip-prinsip akuntabilitas turut mempengaruhi kebutuhan untuk melaporkan
proses dan hasil belajar disekolah. Memang, akuntabilitas memungkinkan
pihak-pihak lain mengevaluasi apa yang telah dilakukan oleh pihak sekolah
dengan cara menganalisis berbagai hasil asesmen. Pelaporan itu bisa formatif,
yakni ketika pelaporan memberikan informasi mengenai pembelajaran yang dapat
dikembangkan melalui proses belajar
mengajar yang akan dilakukan, atau bisa juga sumatif, ketika pelaporan
memberikan informasi mengenai belajar siswa pada saat tertentu.
Oleh
karena itulah pelaporan hasil belajar siswa bisa dilakukan setiap akhir
semester, tiap tengah semester, bulanan, mingguan atau harian.Sementara itu
pelaporan bisa dilakukan oleh guru bidang studi, guru wali kelas, dan kepala
sekolah. Proses pelaporan sendiri bisa dilakukan secara lisan (oral) maupun
tertulis (written), dalam bentuk kata-kata maupun angka. Pelaporan bisa dilakukan
pada berbagai kesempatan sesuai dengan kesepakatan Anda dengan pihak-pihak yang
akan menerima atau kreativitas Anda sendiri untuk merancang kegiatan yang di
dalamnya ada kegiatan pelaporan hasil
belajar siswa. Oleh karena itulah kegiatan pelaporan itu bisa saja
dilakukan dalam acara-acara biasa maupun pada saat kenaikan kelas, pameran,
atau kegiatan lainnya.
3.2 Saran
Dalam
mata kuliah ini banyak terdapat materi-materi yang perlu kita pelajari untuk
menambah pengetahuan kita sebagai seorang calon guru, sehingga perlu
pembelajaran dini tentang “Pelaporan Hasil Asesmen” terutama
untuk mengajar dan kami telah membahas beberapaisinya. Maka kami akan mencoba
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada
rekan-rekan mahasiswa, kita harus mempelajari dan memahami dengan benar
materi-materi yang ada. Agar kita dapat memberikan pengetahuan bagi orang -
orang yang belum memahami apa dan bagaimana Pelaporan Hasil Asesmen.
2. Tidak hanya memahami
konsep ini, tetapi kita juga harus mengerti dan mengamalkan ilmu yang terdapat
didalamnya agar kelak memudahkan kita untuk menjalankan kewajiban sebagai
seorang guru.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwanti, Endang.
2008. Asesmen Pembelajaran Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia : Jakarta.