Senin, 11 September 2017

MENGKOMUNIKASIKAN LAPORAN HASIL ASESSMEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ketika Anda sebagai guru melaksanakan evaluasi terhadap anak didik, tentunya ada informasi yang dihasilkan dan ditunggu-tunggu oleh banyak pihak yang berkepentingan.Melaporkan hasil belajar merupakan salah satu bentuk tanggung jawab. Kita sebagai guru kepada para pemangku kepentingan atau stakeholders untuk memberikan informasi tentang sejauhmana proses belajar berhasil mencapai tujuan yang diidam-idamkan. Oleh karena itulah,begitu informasi mengenai seorang siswa sudah terkumpul hingga akhirnya dianalisis dan diinterpretasi, maka implikasi dari informasi tersebut harus dikomunikasikan. Agar informasi yang disajikan dapat dipahami oleh berbagai pihak dengan baik, ada beberapa hal yang harus diikuti dengan baik khususnya terkait dengan format  dan pengguna laporan.
Laporan hasil asesmen proses dan hasil belajar  sangat penting artinya bagi pihak-pihak tertentu karena akan dijadikan dasar untuk membuat keputusan dan kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itulah, kita harus benar-benar memahami dan mampu mengidentifikasi pihak-pihak mana saja yang merupakan pengguna laporan hasil asesmen.Yang tidak kalah pentingnya pula adalah bagaimana mengkomunikasikan laporan hasil asesmen kepada para pengguna tersebut dengan baik sehingga tujuan mulia diadakannya asesmen pembelajaran peserta didik bisa tercapai. Terlebih pada era sekarang ini dimana semakin banyak orang  yang memiliki kesadaran mengenai pentingnya akuntabilitas di dunia pendidikan, sosialisasi hasil asesmen niscaya akan didukung oleh banyak pihak. Sebab semakin banyak pihak, terutama orang tua, yang dapat memperoleh informasi terkini terkait dengan perkembangan dan pengalaman belajar putra-putrinya.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.      Bagaimana penggunaan laporan hasil assesmen proses dan hasil belajar?
2.      Bagaimana mempersiapkan laporan secara umum?
3.      Apa saja metode alternatif untuk mengkomunikasikan laporan hasil asesmen?
4.      Bagaimana langkah – langkah melaporkan hasil asessmen?

1.3  Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dalam penulisan makalah ini penulis hanya membatasi seputar penggunaan laporan hasil assesmen proses dan hasil belajar, mempersiapkan laporan secara umum, beberapa metode alternatif untuk mengkomunikasikan laporan hasil asesmen, dan langkah – langkah melaporkan hasil asessmen.

1.4  Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui bagaimana penggunaan laporan hasil assesmen proses dan hasil belajar
2.      Mengetahui bagaimana mempersiapkan laporan secara umum
3.      Mengatahui beberapa metode alternatif untuk mengkomunikasikan laporan hasil asesmen
Mengetahui bagaimana langkah – langkah melaporkan hasil asessmen


BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Mengkomunikasikan Laporan Hasil Asessmen
2.1.1        Pengguna Laporan Hasil Asessmen Proses dan Hasil Belajar
Ada tiga pihak utama yang merupakan pengguna laporan hasil asesmen pembelajaran.Yang pertama dan paling sering adalah peserta didik sendiri.Melaporkan hasil asesmen kepada peserta didik harus berlangsung setiap hari, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam hal ini, kita sebagai guru harus melaporkan kemajuan, kelebihan dan kekurangan mereka disertai dengan penjelasan langkah-langkah yang harus diambil pada tahap berikutnya di dalam proses belajar. Oleh karena itulah dikatakan bahwa melaporkan hasil asesmen kepada peserta didik adalah yang paling utama di dalam proses asesmen formatif (Headington, 2000).
Pihak pengguna laporan kedua adalah orang tua.Para orang tua perlu mengetahui bagaimana putra-putri mereka mengalami perkembangan di sekolah.Memang merupakan hak orang tua yang telah mengirim putra-putrinya ke suatu sekolah untuk meyakini bahwa sekolah yang dipilihnya benar-benar mendidik mereka.Telah diakui oleh semua pihak bahwa rumah dan sekolah sama-sama membuat anak-anak berkembang.Oleh karena itulah jika para orang tua dan guru memahami bagaimana anak bertindak dan melakukan reaksi dalam berbagai konteks yang berbeda, maka kedua pihak dapat secara bersama-sama mendukung perkembangan mereka.
Pihak pengguna ketiga adalah para profesional lainnya (masyarakat luas).Mereka bisa seorang peneliti maupun seorang psikolog yang ingin mengetahui banyak hal terkait dengan pembelajaran ataupun penilaian. Atau bisa jadi guru- guru dari sekolah lain yang ingin belajar atau melakukan studi banding dalam rangka mengembangkan belajar siswa di lingkungan mereka. Oleh karena itu, semakin tinggi kedudukan pelapor, semakin umum pula bentuk dan format laporan asesmen.
Ketiga pihak tadi sama-sama membutuhkan informasi guru yang diperoleh melalui proses asesmen, bukan pandangan-pandangan pribadi ataupun spekulasi. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada para stakeholders, maka proses asesmen sendiri juga harus memberi peluang terjadinya proses komunikasi dengan para orang tua dan pihak-pihak lain di dalam upaya pembelajaran yang dapat membuat mereka mendukung pembelajaran. Terkait dengan komunikasi dengan orang tua, kesadaran akan pentingnya komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik itu sendiri berangkat dari tiga keyakinan:
a.         Para orang tua memiliki hak untuk mengetahui apa yang berlangsung di sekolah tempat putra-putri mereka belajar;
b.         Pengetahuan yang diperoleh dari laporan akan menciptakan hubungan yang baik antara orang tua dan guru.
c.         Komunikasi yang baik antara orang tua dan guru akan menghasilkan perbaikan-perbaikan dalam belajar dan sikap (Gibson, 1986 dalam Conner, 1991). 

2.1.2        Mempersiapkan Laporan Secara Umum
Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika mempersiapkan pembuatan laporan asesmen adalah:
a.         Menentukan pihak yang akan menerima laporan tersebut. Pihak-pihak yang bisa menerima laporan tersebut adalah siswa, orang tua, dewan sekolah, atau pun masyarakat.
b.         Menentukan bagaimana hasil berbagai asesmen akan membantu sekolah memperbaiki proses belajar mengajar.
c.         Mengetahui kenapa hasil asesmen perlu dilaporkan. Pernyataan berupa rasionalisasi dalam hal ini cukup penting untuk dilakukan.
d.        Mengetahui dengan jelas informasi apa yang akan dikomunikasikan, untuk tujuan apa, dan menggunakan teknik pelaporan apa. Yang perlu Anda ingat, penggunaan berbagai strategi akan menjadikan pelaporan menjadi lebih efektif (Roeber et al., 1980).  

Terkait dengan bentuk-bentuk penyajian laporan hasil asesmen, ada beberapa pilihan yang harus dipertimbangkan pada saat mempersiapkan laporan:
a.         Laporan bisa diberikan kepada seseorang secara langsung, secara tertulis, atau gabungan keduanya;
b.        Laporan bisa disajikan dalam bentuk teks, grafik, atau gabungan keduanya;
c.         Laporan bisa panjang dan rinci, atau ringkas dan jelas. 

2.1.3        Beberapa Metode Alternatif Untuk Mengkomunikasikan Laporan Hasil Asesmen
Untuk Mengkomunikasikan Laporan Hasil Asesmen, Seperti yang telah dipelajari sebelumnya, ada pihak-pihak yang berhak untuk mengetahui dan membaca hasil asesmen pembelajaran peserta didik. Mereka itu merupakan pengguna laporan hasil asesmen yang akan menindaklanjuti hasil yang telah dilaporkan itu dengan berbagai langkah. Oleh karena itu dalam mengkomunikasikan laporan itu Anda harus benar-benar mampu memilih strategi dan media yang tepat agar semua informasi yang ada di dalam laporan bisa dipahami dengan baik oleh siapa saja yang membutuhkan.
a.         Menggunakan Kartu Laporan (Report Card)
Untuk jangka waktu yang cukup lama, kartu atau lembar laporan telah menjadi media utama untuk mensosialisasikan informasi hasil asesmen dan evaluasi oleh pihak sekolah kepada murid dan orang tua. Sayangnya kartu laporan yang telah lama dipakai banyak mendapat kritik, salah satunya adalah sulitnya membuat laporan dan kecenderungan komunikasi antara orang tua dan guru yang hanya satu arah, sehingga membuat banyak pihak berpikir tentang cara lain mengkomunikasikan hasil asesmen dan evaluasi terhadap peserta didik.

b.        Konferensi Guru-Orang Tua
Sebagaimana report card konferensi orang tua-guru juga telah lama dijadikan sarana untuk mengkomunikasikan hasil asesmen oleh pihak sekolah kepada para orang tua peserta didik. Bahkan berdasarkan hasil sejumlah penelitian, para orang tua melaporkan bahwa konferensi orang tua guru dapat memberikan jauh lebih banyak informasi mengenai putra-putri mereka dan kemajuan putra-putri mereka dibandingkan dengan report card (Shephard & Bleim, 1995; Waltman & Friesbie, 1994, dalam Anderson, 2003) Yang juga sangat penting adalah bahwa kegiatan yang berupaya mempertemukan orang tua peserta didik dengan guru ini merupakan salah satu cara terbaik membangun hubungan yang kuat dengan orang tua, dalam rangka memberikan pemahaman mengenai putra-putri mereka dalam mengembangkan kelebihan yang dimiliki dan memenuhi apa yang mereka butuhkan. Metode ini juga membantu orang tua terlibat di dalam proses belajar anak. Namun upaya menyelenggarakan kegiatan semacam ini sehingga bisa berjalan dengan sukses tidaklah semudah yang dibayangkan.Anda harus melakukannya dengan sangat cermat.Berikut ini adalah beberapa langkah atau tahapan yang perlu dilakukan sebelum, pada saat, dan setelah pertemuan dilaksanakan agar semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.


c.         Newsletter (nawala) dan Web Site
Berbagai macam informasi mengenai tugas asesmen, instrumen asesmen, dan hasil asesmen dapat disajikan di dalam newsletter dan web site. Misalnya saja, beberapa tugas asesmen sebagai sampel dapat dimunculkan secara teratur untuk memberikan gambaran konkrit apa yang menjadi harapan guru terhadap peserta didik terkait dengan belajar mereka. Yang tak kalah pentingnya adalah upaya mengkomunikasikan tanggal-tanggal dilaksanakannya asesmen atau ujian yang dilaksanakan secara formal yang tentunya akan sangat bermanfaat baik untuk peserta didik maupun untuk orang tua. Disamping itu kita juga memperoleh informasi yang dapat membantu para orang tua  (dan pihak-pihak lain) menginterpretasi  hasil asesmen yang dilaksanakan secara formal termasuk melakukan tanya jawab dimana ada kolom bagi para orang tua untuk mengirimkan pertanyaan. 

2.1.4        Langkah – Langkah Melaporkan Hasil Asessmen
Seperti telah kita ketahui bersama, terdapat banyak metode yang dapat dipergunakan untuk melaporkan kemajuan peserta didik kepada peserta didik sendiri maupun kepada para orang tua. Proses mengkomunikasikan hasil evaluasi ini tidak boleh dianggap remeh, bahkan merupakan komponen yang sangat mendasar dari sebuah model evaluasi yang baik. Bagaimana kita melaporkan hasil asesmen kepada berbagai pihak yang berbeda? Berikut ini akan kita lihat langkah- langkah melaporkan hasil asesmen kepada siswa, orang tua, dewan sekolah, dan masyarakat.
a.         Hasil Asesmen Kepada Siswa
Ketika melaporkan hasil asesmen kepada siswa, kita bisamenggunakan proses dengan dua langkah:
-     Langkah pertama adalah melakukan briefing yang diberikan kepada seluruh kelompok siswa yang menerima hasil laporan asesmen  secara individu.
-     Langkah kedua adalah dengan melakukan pertemuan dengan siswa secara individu. 

b.        Melaporkan Hasil Asesmen kepada Orang Tua
Para orang tua tentunya ingin tahu perkembangan belajar putra-putri mereka dari waktu ke waktu dan bagaimana anak-anak mereka melakukan berbagai kegiatan di sekolah, sehingga informasi mengenai asesmen yang dihimpun oleh sekolah sangat menarik bagi mereka. Para orang tua juga ingin mengetahui apa yang dilakukan sekolah dimana anak mereka belajar dan membandingkannya dengan sekolah lain. Sebagai guru yang baik, Anda juga harus merasa senang dan terpanggil untuk bersikap terbuka dan membuat kesepakatan untuk bertemu dengan para orang tua guna membahas berbagai hal yang terjadi di sekolah terkait dengan anak-anak mereka, termasuk kemajuan dan kesulitan belajar yang dihadapi anak- anak mereka di kelas.  Ada empat strategi yang bisa dilakukan dalam melaporkan hasil asesmen kepada orang tua, yaitu:
1)   menyelenggarakan pertemuan antara guru dengan orang tua secara individu;
2)   membuat laporan tertulis yang dibuat untuk masing-masing siswa dan dikirim ke rumah;
3)   melakukan pertemuan dengan para orang tua secara bersama-sama;
4)   menulis artikel pada newsletter yang diperuntukkan bagi orang tua siswa.
Di antara berbagai alternatif yang ada, Anda bisa mempertimbangkan mana yang menurut Anda lebih memungkinkan dan efektif. Pertemuan yang dilakukan secara individu, misalnya, memang akan lebih bersifat personal dan efektif, namun hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena berbagai faktor, diantaranya keterbatasan waktu baik di pihak guru maupun orang tua karena kesibukan masing-masing sehingga sulit menentukan kesempatan yang tepat untuk kedua belah pihak. Terlebih lagi jika siswanya banyak, maka sangat tidak memungkinkan rasanya bagi guru untuk membuat pertemuan dengan masing- masing orang tua siswa dengan waktu cukup.

c.         Melaporkan Hasil Asesmen kepada Dewan Sekolah
Sebagai pihak yang turut menentukan pembuatan kebijakan, maka dewan sekolah layak menerima laporan mengenai hasil asesmen. Strategi yang direkomendasikan untuk dilakukan membuat laporan kepada pihak dewan sekolah terdiri dari tiga bagian:
-     Laporan pertama memberikan informasi mengenai upaya asesmen itu sendiri, yaitu dengan menjelaskan terhadap apakah/tujuan asesmen itu dilakukan, jenis-jenis asesmen apa yang dipergunakan, alasan mengapa jenis-jenis asesmen itu dipergunakan, dan bagaimana hasil asesmen akan diterapkan dan dilaporkan. Akan sangat baik jika laporan ini diberikan kepada pihak dewan sekolah ketika informasi asesmen sedang dikumpulkan, sebelum hasil asesmen ada di tangan. Hal ini dimaksudkan agar para anggota dewan sekolah lebih mencurahkan perhatiannya pada pesan yang ada dalam asesmen daripada angka-angka yang telah diperoleh.
-     Laporan kedua memuat hasil asesmen pada tingkat sekolah dan tingkat wilayah (kecamatan/kabupaten/provinsi). Laporan ini diharapkan menjawab berbagai pertanyaan yang biasanya diajukan oleh para pembuat kebijakan.
-     Laporan ketiga menindaklanjuti status asesmen sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran di sekolah dan efektifitas berbagai perubahan yang dilakukan. Kendati sifatnya optional, laporan ini efektif untuk mengkomunikasikan kepada Dewan Sekolah bahwa tujuan sebenarnya dari dilakukannya proses asesmen adalah membantu upaya memperbaiki proses belajar mengajar, bukan untuk menjadi scorecard kualitas sekolah. 

d.        Melaporkan Hasil Asesmen kepada Masyarakat
Barangkali secara umum di negara kita melaporkan hasil asesmen kepada masyarakat luas belum merupakan sesuatu yang bisa dianggap lazim.Kalaupun banyak masyarakat yang mengetahui hasil asesmen, maka justru bukan pihak sekolah lah yang melakukannya. Tak heran jika banyak pendidik yang merasa tidak nyaman atau bahkan marah manakala mengetahui bahwa masyarakat justru memperoleh laporan hasil asesmen dari media massa. Nampaknya masyarakat tidak banyak tahu hal lain mengenai sekolah selain hasil tes. Sehingga laporan asesmen kepada masyarakat sebenarnya dapat memberikan informasi yang benar mengenai siswa sekaligus mendidik dan menyadarkan masyarakat akan berbagai kegiatan asesmen. Mengingat besarnya manfaat melaporkan hasil asesmen kepada masyarakat luas disatu sisi, dan hal-hal yang tidak diinginkan disisi lain, maka perlu diperhatikan beberapa langkah yang perlu diambil ketika hendak melaporkan hasil asesmen kepada publik dan berhasil.
Pertama, harus memutuskan pihak mana saja dari masyarakat yang akan menerima laporan asesmen. Publik sendiri terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang sangat bervariasi ditinjau dari tingkat pengetahuan dan kebutuhannya terhadap informasi.
Kedua, maksud dan tujuan melaporkan hasil asesmen harus jelas.Ketiga, menentukan prosedur pelaporan hasil asesmen. Yang perlu diingat adalah bahwa berita di media massa hanya lah salah satu sarana untuk bisa belajar mengenai sekolah bagi publik. Artinya, masih ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melaporkan hasil asesmen kepada masyarakat luas. Selain ketiga hal di atas, perlu selalu diingat bahwa informasi yang disajikan dengan pola penulisan yang sangat kompleks atau sangat buruk akan menimbulkan salah paham di pihak pembaca. Untuk menghindari terjadinya hal- hal semacam ini ada baiknya melibatkan sejumlah pihak sekolah dengan berbagai latar belakang untuk menjamin bahwa informasi yang disajikan sangat jelas bagi berbagai kalangan dengan latar belakang yang berbeda.
Akhirnya satu hal penting yang harus selalu diingat adalah bahwa jika para guru, administrator sekolah, dan orang tua tidak belajar dari dan melakukan suatu tindakan berdasarkan informasi dari berbagai kegiatan asesmen yang telah dilakukan, maka seluruh proses yang telah dilalui itu hanya memberikan sedikit manfaat atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali terhadap peserta didik. Sebab tujuan yang paling utama dari asesmen pada hakekatnya adalah mendidik anak- anak dengan lebih baik.

e.    Menjalin Komunikasi Dengan Para Stakeholder
Satu hal penting yang harus dipikirkan pada saat melaporkan hasil evaluasi adalah bagaimana menciptakan komunikasi yang baik di antara berbagai pihak yang terkait.Dengan demikian prosedur apapun yang dipilih jangan terjebak pada rutinitas dan formalitas. Oleh karena harus terus diupayakan berbagai prosedur yang sistematis yang dapat mendorong dan memfasilitasi terjadinya dialog atau komunikasi yang interaktif. Untuk itu alangkah baiknya jika pihak sekolah bisa berdiskusi dengan para stakeholder, orang tua misalnya, untuk membicarakan model laporan yang diinginkan. Jika kita melaporkan hasil asesmen secara akurat maka hal itu akan membuat para orang tua, masyarakat dan kita sendiri sebagai guru memahami alasan pemilihan berbagai instrumen asesmen. Secara khusus, pelaporan hasil asesmen juga membuat para siswa, orang tua, pendidik, dan anggota masyarakat memahami:
1)   Jenis kecakapan dan pengetahuan yang dinilai pada suatu tes;
2)   Cara menskor suatu tes;
3)   Jenis pertanyaan yang diberikan;
4)   Makna hasil asesmen dan cara pemanfaatan hasil tersebut.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kesadaran yang semakin besar dari berbagai pihak untuk menerapkan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip akuntabilitas turut mempengaruhi kebutuhan untuk melaporkan proses dan hasil belajar disekolah. Memang, akuntabilitas memungkinkan pihak-pihak lain mengevaluasi apa yang telah dilakukan oleh pihak sekolah dengan cara menganalisis berbagai hasil asesmen. Pelaporan itu bisa formatif, yakni ketika pelaporan memberikan informasi mengenai pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui  proses belajar mengajar yang akan dilakukan, atau bisa juga sumatif, ketika pelaporan memberikan informasi mengenai belajar siswa pada saat tertentu.
Oleh karena itulah pelaporan hasil belajar siswa bisa dilakukan setiap akhir semester, tiap tengah semester, bulanan, mingguan atau harian.Sementara itu pelaporan bisa dilakukan oleh guru bidang studi, guru wali kelas, dan kepala sekolah. Proses pelaporan sendiri bisa dilakukan secara lisan (oral) maupun tertulis (written), dalam bentuk kata-kata maupun angka. Pelaporan bisa dilakukan pada berbagai kesempatan sesuai dengan kesepakatan Anda dengan pihak-pihak yang akan menerima atau kreativitas Anda sendiri untuk merancang kegiatan yang di dalamnya ada kegiatan pelaporan hasil  belajar siswa. Oleh karena itulah kegiatan pelaporan itu bisa saja dilakukan dalam acara-acara biasa maupun pada saat kenaikan kelas, pameran, atau kegiatan lainnya.

3.2  Saran
Dalam mata kuliah ini banyak terdapat materi-materi yang perlu kita pelajari untuk menambah pengetahuan kita sebagai seorang calon guru, sehingga perlu pembelajaran dini tentang Pelaporan Hasil Asesmen” terutama untuk mengajar dan kami telah membahas beberapaisinya. Maka kami akan mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.    Kepada rekan-rekan mahasiswa, kita harus mempelajari dan memahami dengan benar materi-materi yang ada. Agar kita dapat memberikan pengetahuan bagi orang - orang yang belum memahami apa dan bagaimana Pelaporan Hasil Asesmen.
2. Tidak hanya memahami konsep ini, tetapi kita juga harus mengerti dan mengamalkan ilmu yang terdapat didalamnya agar kelak memudahkan kita untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang guru.

DAFTAR  PUSTAKA

Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar