Kamis, 05 Oktober 2017

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hakikatnya, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang benar yang dimaksud adalah berupa fakta-fakta, konsep, generalisasi, dan teori, yang harapannya dapat membantu manusia memahami dan dapat mempermudah pemecahan masalah berkaitan dengan fenomena yang diteliti.
Penelitian dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu manapun, termasuk terhadap praktik pendidikan. Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian yang demikian, dikelompokkan sebagai penelitian terapan atau applied research. Sedangkan penelitian yang diarahkan untuk menguji konsep, asumsi, dan proposisi, penelitian tersebut dikategorikan sebagai penelitian dasar. Penelitian bidang pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.
Disadari betapa rumitnya memahami dan mengerti, apalagi mengaplikasikan metode penelitian ilmiah. Lebih terasa dan terlihat pada mahasiswa-mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dalam bidang pendidikan untuk menulis karya ilmiah (Skripsi, Tesis) mereka. Hal itu mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman para mahasiswa tersebut mengenai hakikat penelitian pendidikan. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai Hakikat Penelitian Pendidikan yang mencakup: Pengertian penelitian pendidikan, serta tujuan dan fungsi penelitian pendidikan.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan:
1.      Apa pengertian penelitian pendidikan?
2.      Mengapa penelitian itu dilakukan?
3.      Apa saja sumber ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian?
4.      Apa tujuan dan fungsi penelitian pendidikan?
1.3  Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang:
1.      Pengertian penelitian pendidikan.
2.      Sebab yang melatarbelakangi penelitian.
3.      Sumber-sumber ilmu pengetahuan.
4.      Tujuan dan fungsi penelitian pendidikan.
1.4  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, untuk pembaca diharapkan agar dapat menjelaskan:
1.      Apa pengertian penelitian pendidikan
2.      Apa sebab yang melatarbelakangi penelitian.
3.      Apa saja sumber-sumber ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian.
4.      Apa tujuan dan fungsi penelitian pendidikan.
1.5  Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah:
1.      Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan penerapan ilmu pengetahuan bagi penulis.
2.      Sebagai bahan bacaan bagi para calon guru.
1.6  Metode Penulisan
Makalah ini disusun menggunakan metode kajian pustaka dengan referensi buku Penelitian Pendidikan SD oleh Aunurrahman, dkk. sebagai rujukan utama dan referensi dari internet.







BAB II
ISI

A.    Pengertian Penelitian Pendidikan
1.      Pengertian Penelitian
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noninteraktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.
Penelitiaan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6 ).
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui pengamatan atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti. Kerlinger (1986) mengemukakan, penelitian ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Hasil penemuan tersebut, baik discovery atau invention. Hasil temuan sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery.Sukardi (2005) mengatakan, discovery diartikan sebagai hasil temuan memang sebetulnya sudah ada. Ia mencontohkan, misalnya penemuan Benua Amerika. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, misalnya hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif memiliki dasar positivis dan banyak diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Sukardi (2005) mengemukakan beberapa ciri penelitian yang memiliki dasar positivis, antara lain sebagai berikut:
a.   Menekankan objektivitas secara universal dan tidak dipengaruhi oleh ruangdan waktu.
b.   Menginterpretasi variabel yang ada melalui peraturan kuantitas atau angka.
c.   Memisahkan antara peneliti dengan objek yang hendak diteliti.
d.   Menekankan penggunaan metode statistik untuk mencari jawaban permasalahan yang hendak diteliti.
Suatu kerja penelitian menuntut obyektivitas, terfokus, memerlukan proses yang intensif, sistematis, dan lebih formal, baik di dalam proses atau pengukuran maupun penganalisaan dan penyimpulan hasil-hasilnya. Suatu kerja penelitian bisa juga dilakukan dalam rangka penemuan dan pengembangan pengetahuan.
Metode ilmiah mengikuti proses identifikasi masalah, pengembangan hipotesis, melakukan observasi, menganalisis, dan kemudian menyimpulkannya. Proses-proses dimaksud dapat digunakan secara informal dalam kehidupan sehari-hari dan belum tentu bisa disebut suatu kerja penelitian. Dalam metode ilmiah yang dipentingkan ialah aplikasi berpikir deduktif-induktif didalam pemecahan suatu masalah.
Contoh: di suatu ruang praktek, seorang dokter sedang melakukan kegiatan mendiagnosis penyakit pasiennya. Dilihat dari cara kerjanya, dokter tersebut bisa disebut melakukan metode ilmiah, tetapi belum dapat disebut melakukan suatu kerja penelitian. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Metode keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.

Ciri-ciri suatu kerja penelitian antara lain sebagai berikut ini.
a.       Penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan sesuatu masalah tertentu sebagai jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus penelitian.
b.      Penelitian memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya terhadap sampel yang berfokus pada suatu kelompok atau situasi objek tertentu yang spesifik yang penekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip, serta teori-teori.
c.       Penelitian memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data yang valid sehingga membuahkan hasil analisis/penemuan yang akurat dan terpercaya.
d.      Penelitian berkepentingan bukan sekedar mensintesa atau mereorganisasi hal-halyang telah diketahui sebelumnya tetapi lebih diarahkan untuk penemuan baru.
e.       Penelitian dirancang dengan prosedur-prosedurnya secara teliti dan rasional.
f.       Penelitian menuntut keahlian untuk mengetahui secara memadai permasalahan yang diselidikinya.
g.      Penelitian yang menggunakan hipotesis, tekanannya pada pengujian hipotesis, bukan pada pembuktian hipotesis.
h.      Penelitian menuntut kesabaran dan tak dilakukan secara tergesa-gesa.
i.        Penelitian memerlukan pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara teliti dan cermat, baik terhadap prosedurya maupun hasil-hasil dan kesimpulannya disajikan atas dasar bukti-bukti yang ada secara obyektif, hati-hati, dan cermat sehingga dapat dijadikan bahan yang berharga.
Berdasarkan hakikat penelitian yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan pengertian penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian pendidikan.
2.      Sebab yang Melatarbelakangi Penelitian
Sekurang-kurangnya ada empat sebab yang melatarbelakangi mengapa penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri.
Pertama, penelitian didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan yang sangat luas tersebut banyak hal yang kita tidak ketahui, tidak jelas, tidak paham sehingga menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Bahkan ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan terhadap sesuatu dalam kehidupannya, seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan rasa terancam. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.
Kedua, penelitian dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu di luar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya, manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.
Ketiga, penelitian dilakukan untuk pemecahan masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, antara lain:
a.       Pemecahan masalah dilakukan secara tradisional atau mengikuti kebiasaan. Cara dan alat kerja tradisional yang merupakan kebiasaan, misalnya, cara masyarakat petani memotong padi menggunakan anai-anai yang secara turun temurun dijadikan sebagai alat potong padi.
b.      Pemecahan masalah secara dogmatis, baik menggunakan dogma agama, masyarakat, hukum, dan lain lain. Seperti pencuri dipotong tangannya, dll.
c.       Pemecahan masalah secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati, misalnya seorang ibu kebingungan anaknya terlambat pulang sekolah. Bisikan hatinya, mengecek anaknya dengan menelepon teman dekat anaknya.
d.      Pemecahan masalah secara emosional, umpamanya pintu terkunci dibuka dengan didobrak.
e.       Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial and error, suara radio berhenti, lalu radionya dipukul-pukul dan ternyata bersuara lagi.
f.       Pemecahan masalah melalui penelitian. Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara objektif, sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.

Keempat, pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan komplek melalui penelitian. Dengan demikian pencapaian yang diinginkan manusia melalui penelitian sangat tergantung ruanglingkup penelitian yang dirancang, baik yang dirancang dan dilaksanakan sendiri, maupun melibatkan banyak orang.
3.      Penelitian Sebagai Pencarian Ilmiah
Sebagai pencarian ilmiah, penelitian adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara sistematis, dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Menemukan dan mengembangkan pengetahuan tersebut dilakukan dengan prosedur dan metode ilmiah. Yang dimaksud ilmiah di sini adalah cara mengembangkan pengetahuan.
Menurut Suharsimi (1989) salah satu persyaratan penting dalam melakukan kegiatan penelitian adalah mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan. Selanjutnya ia mengemukakan langkah-langkah penelitian, yaitu:
            1. Memilih masalah
Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu dan masalah-masalah penting (esensial), hangat (aktual), dan mendesak (krusial) yang dihadapi saat ini, dan yang paling banyak arti atau kegunaannya bila isu atau masalah tersebut diteliti. Dalam memilih masalah yanghendak diteliti perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
a. Cakupan masalah tidak terlalu luas.
b. Data yang diperlukan tidak sulit diperoleh.
c. Biaya dan waktu yang dibutuhkan cukup tersedia untuk penyelesaian penelitian.
d. Dukungan teori dari sumber-sumber yang tersedia (referensi, buku, dan
jurnal-jurnal hasil penelitian) yang relevan dengan masalah yang akan          diteliti.
2. Studi pendahuluan
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti perlu mengadakan studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini biasanya disebut studi ekploratoris, yaitu menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas.
3. Merumuskan masalah
Perumusan masalah merupakan perumusan dan pemetaan faktor-faktor, atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Faktor atau variabel tersebut yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah. Karena faktor atau variabel yang terkait dengan fokus masalah cukup banyak, maka perlu ada pembatasan faktor atau variabel, yaitu dibatasi pada faktor atau variabelvariabel yang dominan. Untuk itu informasi yang cukup dari studi pendahuluan atau studi eksploratoris sangat diperlukan, sehingga masalah yang akan diteliti menjadi jelas dan peneliti harus jelas pula apa yang seharusnya ia kerjakan.
            4. Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya. Jika anggapan dasar merupakan dasar berpikir yang memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites untuk diuji kebenarannya. Yang perlu diingat bahwa rumusan hipotesis dibuat apabila penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data stastistik inferensial. Untuk penelitian kuantitatif yang menggunakan pengolahan data stastistik deskriptif tidak diperlukan rumusan hipotesis, cukup dengan pertanyaanpertanyaan pokok, demikian juga dengan penelitian kualitatif.
5. Memilih pendekatan
Dalam menyusun rancangan penelitian biasanya berisi rumusan tentang langkahlangkah penelitian, termasuk didalamnya adalah pendekatan dan metode penelitian yang digunakan serta alasan-alasan mengapa menggunakan pendekatan dan metode tersebut. Metode atau cara mengadakan penelitian seperti halnya: Eksperimen atau non eksperimen. Tetapi disamping itu juga menunjukan jenis atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya eksploratif, deskriptif atau hitoris. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya populasi atau kasus.
            6. Menentukan variabel dan sumber data
Penentuan variabel penelitian berkaitan dengan penggunaan teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian. Aspek-aspek yang diteliti dengan teknik pengumpulan data dan dari mana sumber data diperoleh adalah persoalan penting bagi peneliti yang harus diketahui sebelum melakukan penelitian di lapangan.
7. Menentukan dan menyusun instrumen
Dalam suatu kerja penelitian, kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik, penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Kegiatan ini perlu dilakukan peneliti, selain objektivitas dan keakuratan data yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaannya perlu mendapatkan perhatian. Peneliti perlu menentukan jenis data dan dari mana serta dengan instrumen apa data diperoleh. Sebagai contoh, peneliti akan mengumpulkan data tentang tingkah laku siswa. Data tentang tingkah laku siswa pada kelas tertentu, tentu hanya dapat diperoleh dari siswa dengan cara mengobservasi dengan menggunakan seperangkat pedoman observasi dan/atau melalui interview atau kuisioner.
            8. Mengumpulkan data
Dalam kegiatan pengumpulan data ini yang perlu mendapat perhatian peneliti adalah objektivitas dan keakuratan data yang diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaannya. Dalam prakteknya, mengumpulkan data adalah pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya pun salah pula. Oleh karena itu, peneliti harus sungguh-sungguh dengan cermat dan jeli dalam menghimpun, mencatat atau merekam data yang diperlukan.
9. Analisis data
Analisis data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Menganalisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut teknik analisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa table, grafik, profil, bagan, atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, dll. Data kualitatif dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif naratif-logis.
            10. Menarik kesimpulan
Kesimpulan merupakan penarikan generalisasi dari hasil interpretasi temuan penelitian. Meskipun penelitian kualitatif tidak bersifat generalisasi, tetapi unsur generalisasi tetap ada, yaitu menemukan hal-hal yang esensial atau prinsipil dari suatu deskripsi. Terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan, disusunlah implikasi dan rekomendasi atau saran. Implikasi merupakan akibat logis dari temuan-temuan penelitian yang terkandung dalam kesimpulan. Rekomendasi merupakan hal-hal yang sebaiknya dilakukan di masa mendatang.
11. Menyusun laporan
Menyusun laporan penelitian sebenarnya lebih menitikberatkan pada kegiatan administratif. Ada kalanya laporan hasil penelitian dianggap bukan dari pekerjaan meneliti. Laporan penelitian dapat dijadikan sebagai dokumen ilmiah dan merupakan bukti fisik dari kegiatan penelitian yang dipertanggungjawabkan, termasuk skripsi, tesis maupun disertasi.
Kesebelas langkah penelitian di atas, divisualisasikan dalam bentuk bagan arus, seperti berikut:
 
























4.      Sumber-sumber ilmu pengetahuan
Sumber-sumber pengetahuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima ), yaitu: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir induktif dan (5) Pendekatan ilmiah. Untuk lebih jelasnya berikut ini, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Melalui pengalaman. Cara orang belajar dari pengalaman sering tersebut trial and error atau coba dan salah dan mencobanya lagi. Semakin orang tersebut gigih dan tidak putus asa ketika terjadi salah atau jatuh, semakin besar kemungkinan orang tersebut untuk lebih berhasil dalam hidupnya. Cara lain seorang belajar melalui pengalaman untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan adalah menggunakan modal tradisi atau cara tradisi yang berlaku di dalam masyarakat.
Sebagai contoh, misalnya anggota atau kelompok masyarakat menurutpandangan orang tua pada suku tertentu, suatu “tradisi” turun temurun tidak boleh dilanggar. Artinya, perbuatan melanggar tradisi perlu dicegah karena sudah menjadi tradisi lama bagi kehidupan suatu kelompok masyarakat tertentu yang diyakini bahkan dianggap “tabu”. Melarang anak-anaknya melakukan pekerjaan yang disebutnya sebagai bentuk pengajaran kepada generasi yang lebih muda.
b. Melalui metode otoritas. Metode ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahui tentang keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat bertanya pada dosennya atau orang yang mempunyai pengalaman dalam bidangnya. Orang yang mempunyai otoritas ini dapat diinterpretasikan sebagai orang yang berwenang dibidangnya, orang yang mempunyai kuasa, dan orang lain yang berhubungan erat dengan permasalahan dan buku literatur dan termasuk pula hasil penelitian para pendahulunya. Menguasai ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika di sekitar orang tersebut ada lembaga atau orang yang termasuk dalam kriteria berwenang.
c. Melalui metode deduktif. Dalam mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan, alasan logika, merupakan cara yang paling lama digunakan oleh para ilmuan sejak zaman Yunani dan Mesir kuno. Dengan menggunakan alasan logika yang sudah mendekati ilmiah mereka dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sedemikian maju dan dapat digunakan sebagai kajian pustaka sampai sekarang. Mereka melakukan alasan logis untuk membangun suatu dalil, preposisi, hukum, dan teori baru. Deduktif pada prinsipnya ialah cara berpikir untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju kearah yang lebih spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berpikir untuk mengorganisasikan fakta dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika.
Contoh: setiap binatang menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu sebagai kesimpulannya, kucing adalah binatang menyusui.
d. Melalui metode induktif. Cara ini merupakan proses berpikir yang diawali dari fakta pendukung yang spesifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan.
Contohnya ialah: Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya ialah setiap ayam mempunyai hati.Didalam logika induktif seorang peneliti berangkat dari pengamatan dan mungkin secara eksperimentasi untuk melihat hati ayam. Dari bervariasi warna ayam dan semuanya mempunyai hati. Kesimpulannya adalah bentuk terakhir yang berupa generalisasi dan pengamatan banyak ayam tersebut.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah. Merupakan metode untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah didiskusikan di atas. Sangat dianjurkan bagi para peneliti maupun profesional untuk selalu menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap waktu maupun kesempatan. Metode ilmiah pada prinsipnya adalah metode gabungan secara integral antara dua logika deduktif dan induktif yang kemudian menghasilkan langkah penting sebagai strategi ilmiah.
B.     Tujuan dan Fungsi Penelitian Pendidikan
1.      Tujuan Penelitian Pendidikan
Pada dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal maupun informal.
Tujuan-tujuan penelitian tersebut secara ringkas akan diuraikan sebagai berikut:
a.       Memperoleh informasi baru
Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Data dalam penelitian tidak boleh dikumpulkan sekedar data yang sesuai dengan keinginan pribadi si peneliti walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Yang perlu diingat, dalam mengumpulkan data, harus dilakukan secara obyektif. Pencarian dan pengumpulan informasi atau data, peneliti dapat menggunakan data skunder. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan data baru. Sebagai contoh, hasil belajar para siswa, hasil produksi suatu perusahaan, persepsi masyarakat terhadap isu yang berkembang atau program pemerintah dan sebagainya. Jika informasi atau data dapat dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan fakta-fakta, maka data tersebut sebagai data baru bagi peneliti.
Untuk menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan dilakukan melalui penelitian pendidikan. Artinya, dalam perkembangan pengetahuan, temasuk juga ilmu atau pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan sesuatu yang baru mengenai berbagai persoalan pendidikan dapat dilakukan dengan metode atau cara penelitian yang hasilnya berupa temuan-temuan baru. Karena itu, kegiatan penelitian harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, dalam arti dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
b. Mengembangkan dan menjelaskan
Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Mengembangkan hasilkajian dari suatu kegiatan penelitian pendidikan berarti mengembangkan perubahanperubahan dan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh individu, kelompok ataupun organisasi dalam kurun waktu tertentu. Temuan dari hasil penelitian pendidikan, misalnya peneliti menjelaskan bahwa faktor penciptaan suasana dan iklim belajar di kelas yang menyenangkan secara signifikan mendorong peningkatan motivasi belajar siswa dan kerja sama untuk berprestasi. Motivasi belajar dan iklim kerja sama sebagai suatu perubahan akibat suasana dan iklim belajar di kelas yang menyenangkan. Mereka perlu menggali dari variasi sumbersumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya permasalahan pendidikan yang dipecahkan. Peneliti berupaya mengkaji teori-teori yang didukung fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti akan sampai pada pemberian pernyataan sementara yangsering disebut sebagai hipotesis penelitian.
            c. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan
Ubahan yang didalam istilah penelitian disebut variabel. Variabel adalah gejala yang sedang diteliti. Variabel atau ubahan adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada tingkat intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel lebel. Ada beberapa variabel yang biasa digunakan dalam suatu penelitian, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel intervensi. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria.
Seorang peneliti perlu mengetahui variabel yang disebut variabel bebas (independentvariable) dan variable tergantung (dependent variable), sehingga ia dapat mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variabel yang ada; dapat memprediksi apa yang akan terjadi diantara vartiabel atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat.
Selain dua variabel tersebut di atas, dalam suatu penelitian biasa dijumpai variabel ekstranus dan variabel penyela. Variabel ekstranus (extraneous variabel) dan variabel penyela (intervening variable). Variabel ekstranus adalah variabel-variabel yang apabila tidak dikontrol akan berpengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel penyela adalah variabel yang kemungkinan besar berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tetapi sulit untuk dikontrol.
2.      Fungsi Penelitian Pendidikan
a.      Fungsi Penelitian Berdasarkan Jenis Penelitian
a)      Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research) diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian ini memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan dan pengujian teori-teori.
Sebagai contoh, teori yang dikemukan oleh Newton, yaitu gaya gravitasi yang telah lama dan sampai sekarang masih berlaku. Tidak tertutup kemungkinan para peneliti akan menguji teori ini dengan mengajukan pertanyaan: Apakah ada gaya lain selain gaya tarik bumi yang menyebabkan suatu benda jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu tidak selalu jatuh mengarah ke pusat bumi (Andaikan tidak selalu tepat ke pusat bumi atau melenceng). Kalau hasil temuan ternyata demikian, maka temuan hasil penelitian tersebut memunculkan pertanyaan baru tentang kehandalan teori gaya gravitasi yang telah berlaku lama dan universal tersebut.
b)      Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar berfungsi menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang tertentu.
Penelitian ini menguji manfaat dan teori-teori ilmiah, mengetahui hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan yang bersifat umum, bukan rekomendasi yang merupakan tindakan langsung. Penelitian terapan seperti halnya penelitian dasar bersifat abstrak dan umum dalam bidang tertentu, bukan pengetahuan yang bersifat universal. Hasil penelitian terapan menambah pengetahuan yang berbasis penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Dampak dari penelitian terapan terasa setelah periode waktu tertentu. Setelah jumlah hasil studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi para praktisi. Penelitian terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta mendorong pengembangan metodologi.
c)      Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit.
Ada dua macam penelitian evaluatif yaitu penelitian tindakan (action research) dan penelitian kebijakan (policy research). Penelitian tindakan dilakukan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan. Guru melakukan penelitian tindakan untuk memecahkan masalah atau meningkatkan program pengajarannya. Penelitian tindakan yang dewasa ini banyak dilakukan dalam penelitian tindakan kolaboratif (collaborative action research). Dalam penelitian ini para pelaksana bekerjasama dengan konsultan atau para peneliti luar untuk merancang dan melaksanakan penelitiannya. Penelitian tindakan menekankan baik pada proses maupun hasil dari perubahan-perubahan strategi dan teknik yang digunakan.
Analisis kebijakan mengevaluasi kebijakan pemerintah untuk membantu para penentu kebijakan memberikan rekomendasi-rekomendasi yang praktis. Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau yang berlaku sekarang, dan diarahkan untuk: (1) meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja, (2) menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan sesuatu kebijakan, (3) menguji keefektifan dan keefisienan kebijakan (Syaodih, 2005: 17).
McMillan dan Schumacher (2001:18) membedakan penelitian dasar, terapan dan evaluatif berdasarkan bidang penelitian, tujuan, tingkat generalisasi dan penggunaan hasilnya, digambarkan dalam tabel berikut ini.









b.      Fungsi Penelitian Berdasarkan Tujuan
a)      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskrip-sikan suatukeadaan atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dalam studi inipara peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentuterhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya.Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau suatu populasi yangcukup luas.
b)      Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (predictive research, Studi ini ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional (correlational studies) dan kecenderungan (trend studies). Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi antara dua atau lebih dari dua variabel juga dapat dihitung regresinya. Melalui perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multiple dapat diprediksi dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variabel terhadap variabel lainnya.
c)      Penelitian Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. Banyak kegiatan atau program dalam pelaksanaan pendidikan, seperti pelaksanaan: kurikulum, pembelajaran, evaluasi berbagai mata pelajaran, program: praktik laboratorium, praktik keterampilan, bimbingan siswa, ekstrakurikuler, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan, program pelatihan pemimpin sekolah, guru, staf adminstrasi, dll.

d)     Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Peneliti berusaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta yang menunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian. Variabel dalam pendidikan antara lain dalam bentuk guru mengajar, membimbing, mengevaluasi, murid belajar, mengerjakan tugas, bolos, lulus ujian, buku kurang, atau kelas sempit.






















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
v Pengertian penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal.
v Beberapa alasan yang melatarbelakangi penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah;  dan (4) Pemenuhan pengembangan diri
v Usaha manusia belajar menguasai ilmu pengetahuan bersumber dari: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir induktif, dan (5) Pendekatan ilmiah.
v Tujuan Penelitian Pendidikan: (1) Memperoleh informasi baru (2) Mengembangkan dan menjelaskan (3) Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan.
v Secara umum penelitian pendidikan mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktek pendidikan.  Dari fungsi utama tersebut dapat dijabarkan lagi berdasarkan jenis-jenis penelitian, yaitu: fungsi penelitian berdasarkan jenis penelitian dibedakan tiga jenis atau macam penelitian, yaitu penelitian dasar atau basic research, penelitian terapan atau applied research dan penelitian evaluatif atau evaluative research. Dan fungsi penelitian berdasarkan tujuan penelitian, dibedakan antara penelitian deskriptif, prediktif, improftif, dan eksplanatif.
B.       Saran
Sebagai mahasiswa hendaknya mengetahui hakikat penelitian pendidikan yang telah dijelaskan di atas agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun skripsi, proposal atau karya ilmiah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD 4 SKS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional


Hakikat Penelitian. http://planetmatematika.blogspot.com/2011/02/hakikat-penelitian.html di akses pada hari Selasa, 3 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar