BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hakikatnya, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah.
Pengetahuan yang benar yang dimaksud adalah berupa fakta-fakta, konsep,
generalisasi, dan teori, yang harapannya dapat membantu manusia memahami dan
dapat mempermudah pemecahan masalah berkaitan dengan fenomena yang diteliti.
Penelitian dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu manapun,
termasuk terhadap praktik pendidikan. Penelitian dalam bidang pendidikan banyak
yang lebih diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian yang
demikian, dikelompokkan sebagai penelitian terapan atau applied research.
Sedangkan penelitian yang diarahkan untuk menguji konsep, asumsi, dan
proposisi, penelitian tersebut dikategorikan sebagai penelitian dasar.
Penelitian bidang pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.
Disadari betapa rumitnya memahami dan mengerti, apalagi
mengaplikasikan metode penelitian ilmiah. Lebih terasa dan terlihat pada
mahasiswa-mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dalam bidang pendidikan untuk menulis karya ilmiah (Skripsi, Tesis) mereka. Hal itu mungkin
disebabkan oleh kurangnya pemahaman para mahasiswa tersebut mengenai hakikat
penelitian pendidikan. Untuk itu, dalam makalah
ini akan dibahas mengenai Hakikat Penelitian Pendidikan yang mencakup: Pengertian penelitian pendidikan, serta tujuan
dan fungsi penelitian pendidikan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan:
1.
Apa pengertian penelitian pendidikan?
2.
Mengapa penelitian itu dilakukan?
3.
Apa saja sumber ilmu pengetahuan untuk
melakukan penelitian?
4.
Apa tujuan dan fungsi penelitian pendidikan?
1.3 Batasan
Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membahas
tentang:
1.
Pengertian penelitian pendidikan.
2.
Sebab yang melatarbelakangi penelitian.
3.
Sumber-sumber ilmu pengetahuan.
4.
Tujuan dan fungsi penelitian pendidikan.
1.4 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini, untuk pembaca diharapkan agar dapat menjelaskan:
1.
Apa pengertian penelitian pendidikan
2.
Apa sebab yang melatarbelakangi penelitian.
3.
Apa saja sumber-sumber ilmu pengetahuan untuk
melakukan penelitian.
4.
Apa tujuan dan fungsi penelitian pendidikan.
1.5 Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah:
1. Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan penerapan ilmu
pengetahuan bagi penulis.
2. Sebagai bahan bacaan bagi para calon guru.
1.6 Metode
Penulisan
Makalah ini disusun menggunakan metode kajian pustaka dengan
referensi buku Penelitian Pendidikan SD oleh Aunurrahman, dkk. sebagai rujukan utama dan referensi dari internet.
ISI
A. Pengertian
Penelitian Pendidikan
1. Pengertian
Penelitian
Secara
umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental,
interaktif atau noninteraktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara
intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.
Penelitiaan
merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji
teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986)
mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu:
(1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3)
melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu,
dan (5) menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6 ).
Penelitian
dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui pengamatan atau
penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau persoalan
sebagai suatu masalah yang diteliti. Kerlinger (1986) mengemukakan, penelitian
ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol,
empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Hasil
penemuan tersebut, baik discovery atau invention. Hasil temuan
sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery.Sukardi
(2005) mengatakan, discovery diartikan sebagai hasil temuan memang sebetulnya
sudah ada. Ia mencontohkan, misalnya penemuan Benua Amerika. Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian
yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, misalnya hasil kloning dari
hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis
yang baru.
Penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif memiliki dasar positivis dan banyak
diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, sosial, ekonomi, dan
pendidikan. Sukardi (2005) mengemukakan beberapa ciri penelitian yang memiliki
dasar positivis, antara lain sebagai berikut:
a.
Menekankan objektivitas secara universal
dan tidak dipengaruhi oleh ruangdan waktu.
b. Menginterpretasi variabel yang ada melalui
peraturan kuantitas atau angka.
c. Memisahkan antara peneliti dengan objek yang
hendak diteliti.
d. Menekankan penggunaan metode statistik untuk
mencari jawaban permasalahan yang hendak diteliti.
Suatu
kerja penelitian menuntut obyektivitas, terfokus, memerlukan proses yang
intensif, sistematis, dan lebih formal, baik di dalam proses atau pengukuran
maupun penganalisaan dan penyimpulan hasil-hasilnya. Suatu kerja penelitian
bisa juga dilakukan dalam rangka penemuan dan pengembangan pengetahuan.
Metode
ilmiah mengikuti proses identifikasi masalah, pengembangan hipotesis, melakukan
observasi, menganalisis, dan kemudian menyimpulkannya. Proses-proses dimaksud
dapat digunakan secara informal dalam kehidupan sehari-hari dan belum tentu
bisa disebut suatu kerja penelitian. Dalam metode ilmiah yang dipentingkan
ialah aplikasi berpikir deduktif-induktif didalam pemecahan suatu masalah.
Contoh:
di suatu ruang praktek, seorang dokter sedang melakukan kegiatan mendiagnosis
penyakit pasiennya. Dilihat dari cara kerjanya, dokter tersebut bisa disebut
melakukan metode ilmiah, tetapi belum dapat disebut melakukan suatu kerja
penelitian. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan.
Metode keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.
Ciri-ciri
suatu kerja penelitian antara lain sebagai berikut ini.
a. Penelitian
dirancang dan diarahkan guna memecahkan sesuatu masalah tertentu sebagai
jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus penelitian.
b. Penelitian
memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya terhadap sampel
yang berfokus pada suatu kelompok atau situasi objek tertentu yang spesifik
yang penekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip, serta
teori-teori.
c. Penelitian
memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data yang valid sehingga
membuahkan hasil analisis/penemuan yang akurat dan terpercaya.
d. Penelitian
berkepentingan bukan sekedar mensintesa atau mereorganisasi hal-halyang telah
diketahui sebelumnya tetapi lebih diarahkan untuk penemuan baru.
e. Penelitian
dirancang dengan prosedur-prosedurnya secara teliti dan rasional.
f. Penelitian
menuntut keahlian untuk mengetahui secara memadai permasalahan yang diselidikinya.
g. Penelitian
yang menggunakan hipotesis, tekanannya pada pengujian hipotesis, bukan pada
pembuktian hipotesis.
h. Penelitian
menuntut kesabaran dan tak dilakukan secara tergesa-gesa.
i.
Penelitian memerlukan
pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara teliti dan cermat, baik terhadap
prosedurya maupun hasil-hasil dan kesimpulannya disajikan atas dasar
bukti-bukti yang ada secara obyektif, hati-hati, dan cermat sehingga dapat
dijadikan bahan yang berharga.
Berdasarkan
hakikat penelitian yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan pengertian
penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi
yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses
kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di
lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal.
Menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai
untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam
lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian pendidikan.
2. Sebab
yang Melatarbelakangi Penelitian
Sekurang-kurangnya
ada empat sebab yang melatarbelakangi mengapa penelitian itu perlu dilakukan,
yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2)
Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan
pengembangan diri.
Pertama, penelitian
didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan.
Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan yang
sangat luas tersebut banyak hal yang kita tidak ketahui, tidak jelas, tidak
paham sehingga menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan, pemahaman dan
kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang
begitu luas. Bahkan ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan terhadap
sesuatu dalam kehidupannya, seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan
rasa terancam. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau
kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar manusia dapat
menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.
Kedua, penelitian dilakukan
karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Manusia memiliki
dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu di luar dirinya.
Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru
yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan
untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya, manusia
selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi
kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah
memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti,
dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih
rinci dan lebih komprehensif.
Ketiga, penelitian
dilakukan untuk pemecahan masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu
dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di
dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya.
Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya,
antara lain:
a. Pemecahan
masalah dilakukan secara tradisional atau mengikuti kebiasaan. Cara dan alat
kerja tradisional yang merupakan kebiasaan, misalnya, cara masyarakat petani
memotong padi menggunakan anai-anai yang secara turun temurun dijadikan sebagai
alat potong padi.
b. Pemecahan
masalah secara dogmatis, baik menggunakan dogma agama, masyarakat, hukum, dan
lain lain. Seperti pencuri dipotong tangannya, dll.
c. Pemecahan
masalah secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati, misalnya seorang ibu
kebingungan anaknya terlambat pulang sekolah. Bisikan hatinya, mengecek anaknya
dengan menelepon teman dekat anaknya.
d. Pemecahan
masalah secara emosional, umpamanya pintu terkunci dibuka dengan didobrak.
e. Pemecahan
masalah secara spekulatif atau trial and error, suara radio berhenti,
lalu radionya dipukul-pukul dan ternyata bersuara lagi.
f. Pemecahan
masalah melalui penelitian. Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara
objektif, sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta
berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data,
dan pembuktian secara ilmiah.
Keempat, pemenuhan
pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai,
dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih
sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan
“kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih
baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup
yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup
yang lebih luas dan komplek melalui penelitian. Dengan demikian pencapaian yang
diinginkan manusia melalui penelitian sangat tergantung ruanglingkup penelitian
yang dirancang, baik yang dirancang dan dilaksanakan sendiri, maupun melibatkan
banyak orang.
3. Penelitian
Sebagai Pencarian Ilmiah
Sebagai
pencarian ilmiah, penelitian adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan
dengan menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara sistematis, dalam
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Menemukan dan
mengembangkan pengetahuan tersebut dilakukan dengan prosedur dan metode ilmiah.
Yang dimaksud ilmiah di sini adalah cara mengembangkan pengetahuan.
Menurut
Suharsimi (1989) salah satu persyaratan penting dalam melakukan kegiatan
penelitian adalah mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir
kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
memperoleh ilmu pengetahuan. Selanjutnya ia mengemukakan langkah-langkah
penelitian, yaitu:
1. Memilih masalah
Memilih
masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi orang-orang yang
belum banyak berpengalaman meneliti. Kegiatan penelitian dimulai dengan
mengidentifikasi isu-isu dan masalah-masalah penting (esensial), hangat
(aktual), dan mendesak (krusial) yang dihadapi saat ini, dan yang paling banyak
arti atau kegunaannya bila isu atau masalah tersebut diteliti. Dalam memilih
masalah yanghendak diteliti perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
a. Cakupan
masalah tidak terlalu luas.
b. Data yang
diperlukan tidak sulit diperoleh.
c.
Biaya dan waktu yang dibutuhkan cukup tersedia untuk penyelesaian penelitian.
d. Dukungan
teori dari sumber-sumber yang tersedia (referensi, buku, dan
jurnal-jurnal
hasil penelitian) yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Studi
pendahuluan
Sebelum
penelitian dilakukan, peneliti perlu mengadakan studi pendahuluan. Studi
pendahuluan ini biasanya disebut studi ekploratoris, yaitu menjajagi
kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan juga
dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar
masalahnya menjadi lebih jelas.
3. Merumuskan
masalah
Perumusan
masalah merupakan perumusan dan pemetaan faktor-faktor, atau variabel-variabel
yang terkait dengan fokus masalah. Faktor atau variabel tersebut yang
melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah. Karena faktor atau
variabel yang terkait dengan fokus masalah cukup banyak, maka perlu ada
pembatasan faktor atau variabel, yaitu dibatasi pada faktor atau
variabelvariabel yang dominan. Untuk itu informasi yang cukup dari studi
pendahuluan atau studi eksploratoris sangat diperlukan, sehingga masalah yang
akan diteliti menjadi jelas dan peneliti harus jelas pula apa yang seharusnya
ia kerjakan.
4. Merumuskan anggapan dasar dan
hipotesis
Anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti
didalam melaksanakan penelitiannya. Jika anggapan dasar merupakan dasar
berpikir yang memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan
kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh
peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites untuk diuji kebenarannya.
Yang perlu diingat bahwa rumusan hipotesis dibuat apabila penelitiannya
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data stastistik
inferensial. Untuk penelitian kuantitatif yang menggunakan pengolahan data
stastistik deskriptif tidak diperlukan rumusan hipotesis, cukup dengan
pertanyaanpertanyaan pokok, demikian juga dengan penelitian kualitatif.
5.
Memilih pendekatan
Dalam
menyusun rancangan penelitian biasanya berisi rumusan tentang langkahlangkah
penelitian, termasuk didalamnya adalah pendekatan dan metode penelitian yang
digunakan serta alasan-alasan mengapa menggunakan pendekatan dan metode
tersebut. Metode atau cara mengadakan penelitian seperti halnya: Eksperimen
atau non eksperimen. Tetapi disamping itu juga menunjukan jenis atau tipe
penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya eksploratif,
deskriptif atau hitoris. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya,
misalnya populasi atau kasus.
6.
Menentukan variabel dan sumber data
Penentuan
variabel penelitian berkaitan dengan penggunaan teknik pengumpulan data dan
sumber data yang diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian. Aspek-aspek yang
diteliti dengan teknik pengumpulan data dan dari mana sumber data diperoleh
adalah persoalan penting bagi peneliti yang harus diketahui sebelum melakukan
penelitian di lapangan.
7. Menentukan
dan menyusun instrumen
Dalam
suatu kerja penelitian, kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan
teknik, penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan
digunakan. Kegiatan ini perlu dilakukan peneliti, selain objektivitas dan
keakuratan data yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses
pelaksanaannya perlu mendapatkan perhatian. Peneliti perlu menentukan jenis
data dan dari mana serta dengan instrumen apa data diperoleh. Sebagai contoh,
peneliti akan mengumpulkan data tentang tingkah laku siswa. Data tentang
tingkah laku siswa pada kelas tertentu, tentu hanya dapat diperoleh dari siswa
dengan cara mengobservasi dengan menggunakan seperangkat pedoman observasi
dan/atau melalui interview atau kuisioner.
8.
Mengumpulkan data
Dalam
kegiatan pengumpulan data ini yang perlu mendapat perhatian peneliti adalah
objektivitas dan keakuratan data yang diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam
proses pelaksanaannya. Dalam prakteknya, mengumpulkan data adalah pekerjaan
yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya
pun salah pula. Oleh karena itu, peneliti harus sungguh-sungguh dengan cermat
dan jeli dalam menghimpun, mencatat atau merekam data yang diperlukan.
9. Analisis data
Analisis
data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau
menganalisis data. Menganalisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian
terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut teknik analisis data. Data
kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif,
berupa table, grafik, profil, bagan, atau menggunakan statistik inferensial
berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, dll. Data kualitatif
dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif naratif-logis.
10. Menarik kesimpulan
Kesimpulan
merupakan penarikan generalisasi dari hasil interpretasi temuan penelitian.
Meskipun penelitian kualitatif tidak bersifat generalisasi, tetapi unsur
generalisasi tetap ada, yaitu menemukan hal-hal yang esensial atau prinsipil
dari suatu deskripsi. Terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan,
disusunlah implikasi dan rekomendasi atau saran. Implikasi merupakan akibat
logis dari temuan-temuan penelitian yang terkandung dalam kesimpulan.
Rekomendasi merupakan hal-hal yang sebaiknya dilakukan di masa mendatang.
11. Menyusun
laporan
Menyusun
laporan penelitian sebenarnya lebih menitikberatkan pada kegiatan
administratif. Ada kalanya laporan hasil penelitian dianggap bukan dari
pekerjaan meneliti. Laporan penelitian dapat dijadikan sebagai dokumen ilmiah
dan merupakan bukti fisik dari kegiatan penelitian yang dipertanggungjawabkan,
termasuk skripsi, tesis maupun disertasi.
Kesebelas
langkah penelitian di atas, divisualisasikan dalam bentuk bagan arus, seperti
berikut:
![]() |
4. Sumber-sumber
ilmu pengetahuan
Sumber-sumber
pengetahuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima ), yaitu: (1)
Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir
induktif dan (5) Pendekatan ilmiah. Untuk lebih jelasnya berikut ini, secara
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Melalui pengalaman.
Cara orang belajar dari pengalaman sering tersebut trial and error atau
coba dan salah dan mencobanya lagi. Semakin orang tersebut gigih dan tidak
putus asa ketika terjadi salah atau jatuh, semakin besar kemungkinan orang
tersebut untuk lebih berhasil dalam hidupnya. Cara lain seorang belajar melalui
pengalaman untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan adalah menggunakan modal
tradisi atau cara tradisi yang berlaku di dalam masyarakat.
Sebagai
contoh, misalnya anggota atau kelompok masyarakat menurutpandangan orang tua
pada suku tertentu, suatu “tradisi” turun temurun tidak boleh dilanggar.
Artinya, perbuatan melanggar tradisi perlu dicegah karena sudah menjadi tradisi
lama bagi kehidupan suatu kelompok masyarakat tertentu yang diyakini bahkan
dianggap “tabu”. Melarang anak-anaknya melakukan pekerjaan yang disebutnya
sebagai bentuk pengajaran kepada generasi yang lebih muda.
b.
Melalui metode otoritas. Metode ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan
jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan
bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu
pergi ke bulan untuk mengetahui tentang keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat
bertanya pada dosennya atau orang yang mempunyai pengalaman dalam bidangnya.
Orang yang mempunyai otoritas ini dapat diinterpretasikan sebagai orang yang
berwenang dibidangnya, orang yang mempunyai kuasa, dan orang lain yang
berhubungan erat dengan permasalahan dan buku literatur dan termasuk pula hasil
penelitian para pendahulunya. Menguasai ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas
lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika di sekitar orang tersebut ada
lembaga atau orang yang termasuk dalam kriteria berwenang.
c.
Melalui metode deduktif. Dalam mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan,
alasan logika, merupakan cara yang paling lama digunakan oleh para ilmuan sejak
zaman Yunani dan Mesir kuno. Dengan menggunakan alasan logika yang sudah
mendekati ilmiah mereka dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sedemikian maju
dan dapat digunakan sebagai kajian pustaka sampai sekarang. Mereka melakukan
alasan logis untuk membangun suatu dalil, preposisi, hukum, dan teori baru.
Deduktif pada prinsipnya ialah cara berpikir untuk mencari atau menguasai ilmu
pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju kearah yang lebih spesifik.
Logika deduktif merupakan sistem berpikir untuk mengorganisasikan fakta dan
mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika.
Contoh:
setiap binatang menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh
karena itu sebagai kesimpulannya, kucing adalah binatang menyusui.
d.
Melalui metode induktif. Cara ini merupakan proses berpikir yang diawali dari
fakta pendukung yang spesifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai
suatu kesimpulan.
Contohnya
ialah: Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga
mempunyai hati. Kesimpulannya ialah setiap ayam mempunyai hati.Didalam logika
induktif seorang peneliti berangkat dari pengamatan dan mungkin secara
eksperimentasi untuk melihat hati ayam. Dari bervariasi warna ayam dan semuanya
mempunyai hati. Kesimpulannya adalah bentuk terakhir yang berupa generalisasi
dan pengamatan banyak ayam tersebut.
e.
Menggunakan pendekatan ilmiah. Merupakan metode untuk menguasai dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan
ketepatannya, jika dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah
didiskusikan di atas. Sangat dianjurkan bagi para peneliti maupun profesional
untuk selalu menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap waktu maupun
kesempatan. Metode ilmiah pada prinsipnya adalah metode gabungan secara
integral antara dua logika deduktif dan induktif yang kemudian menghasilkan
langkah penting sebagai strategi ilmiah.
B.
Tujuan dan Fungsi
Penelitian Pendidikan
1. Tujuan
Penelitian Pendidikan
Pada
dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip-prinsip umum atau
penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan
mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan, baik pendidikan
formal, nonformal maupun informal.
Tujuan-tujuan
penelitian tersebut secara ringkas
akan diuraikan sebagai berikut:
a.
Memperoleh informasi baru
Penelitian
biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika
dilihat dari aspek si peneliti. Data dalam penelitian tidak boleh dikumpulkan
sekedar data yang sesuai dengan keinginan pribadi si peneliti walaupun mungkin
saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam
waktu lama. Yang perlu diingat, dalam mengumpulkan data, harus dilakukan secara
obyektif. Pencarian dan pengumpulan informasi atau data, peneliti dapat
menggunakan data skunder. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun
secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan
bahwa data peneliti tersebut dikatakan data baru. Sebagai contoh, hasil belajar
para siswa, hasil produksi suatu perusahaan, persepsi masyarakat terhadap isu
yang berkembang atau program pemerintah dan sebagainya. Jika informasi atau
data dapat dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan fakta-fakta, maka data
tersebut sebagai data baru bagi peneliti.
Untuk
menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan dilakukan melalui penelitian
pendidikan. Artinya, dalam perkembangan pengetahuan, temasuk juga ilmu atau
pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan sesuatu yang baru mengenai berbagai
persoalan pendidikan dapat dilakukan dengan metode atau cara penelitian yang
hasilnya berupa temuan-temuan baru. Karena itu, kegiatan penelitian harus
dilakukan dengan cara-cara yang benar, dalam arti dilakukan secara sistematis
dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
b.
Mengembangkan dan menjelaskan
Tujuan
yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Mengembangkan hasilkajian dari
suatu kegiatan penelitian pendidikan berarti mengembangkan perubahanperubahan dan
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh individu, kelompok ataupun organisasi dalam
kurun waktu tertentu. Temuan dari hasil penelitian pendidikan, misalnya
peneliti menjelaskan bahwa faktor penciptaan suasana dan iklim belajar di kelas
yang menyenangkan secara signifikan mendorong peningkatan motivasi belajar
siswa dan kerja sama untuk berprestasi. Motivasi belajar dan iklim kerja sama
sebagai suatu perubahan akibat suasana dan iklim belajar di kelas yang
menyenangkan. Mereka perlu menggali dari variasi sumbersumber pengetahuan yang
relevan agar dapat menerangkan pentingnya permasalahan pendidikan yang
dipecahkan. Peneliti berupaya mengkaji teori-teori yang didukung fakta-fakta yang
ada, sehingga peneliti akan sampai pada pemberian pernyataan sementara yangsering
disebut sebagai hipotesis penelitian.
c. Menerangkan, memprediksi, dan
mengontrol suatu ubahan
Ubahan
yang didalam istilah penelitian disebut variabel. Variabel adalah gejala yang
sedang diteliti. Variabel atau ubahan adalah simbol yang digunakan untuk
mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada
tingkat intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel lebel.
Ada beberapa variabel yang biasa digunakan dalam suatu penelitian, yaitu:
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable)
adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel
lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel
intervensi. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes
atau variabel kriteria.
Seorang
peneliti perlu mengetahui variabel yang disebut variabel bebas (independentvariable)
dan variable tergantung (dependent variable), sehingga ia dapat
mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Dan
kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variabel yang ada; dapat
memprediksi apa yang akan terjadi diantara vartiabel atau bahkan mengontrol
mereka untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat.
Selain
dua variabel tersebut di atas, dalam suatu penelitian biasa dijumpai variabel
ekstranus dan variabel penyela. Variabel ekstranus (extraneous variabel)
dan variabel penyela (intervening variable). Variabel ekstranus adalah
variabel-variabel yang apabila tidak dikontrol akan berpengaruh terhadap
variabel terikat. Sedangkan variabel penyela adalah variabel yang kemungkinan
besar berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
tetapi sulit untuk dikontrol.
2. Fungsi
Penelitian Pendidikan
a. Fungsi
Penelitian Berdasarkan Jenis Penelitian
a) Penelitian
Dasar
Penelitian
dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau
penelitian pokok (fundamental research) diarahkan pada pengujian teori,
dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan
praktik. Penelitian ini memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan dan
pengujian teori-teori.
Sebagai
contoh, teori yang dikemukan oleh Newton, yaitu gaya gravitasi yang telah lama
dan sampai sekarang masih berlaku. Tidak tertutup kemungkinan para peneliti
akan menguji teori ini dengan mengajukan pertanyaan: Apakah ada gaya lain
selain gaya tarik bumi yang menyebabkan suatu benda jika dijatuhkan dari
ketinggian tertentu tidak selalu jatuh mengarah ke pusat bumi (Andaikan tidak
selalu tepat ke pusat bumi atau melenceng). Kalau hasil temuan ternyata
demikian, maka temuan hasil penelitian tersebut memunculkan pertanyaan baru
tentang kehandalan teori gaya gravitasi yang telah berlaku lama dan universal
tersebut.
b) Penelitian
Terapan
Penelitian
terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis,
penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar
dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar berfungsi menghasilkan pengetahuan
untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang tertentu.
Penelitian
ini menguji manfaat dan teori-teori ilmiah, mengetahui hubungan empiris dan
analitis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari penelitian terapan
dinyatakan dalam rumusan yang bersifat umum, bukan rekomendasi yang merupakan
tindakan langsung. Penelitian terapan seperti halnya penelitian dasar bersifat
abstrak dan umum dalam bidang tertentu, bukan pengetahuan yang bersifat
universal. Hasil penelitian terapan menambah pengetahuan yang berbasis
penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Dampak dari penelitian terapan terasa
setelah periode waktu tertentu. Setelah jumlah hasil studi dipublikasikan dan dibicarakan
dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara
berpikir dan persepsi para praktisi. Penelitian terapan mendorong penelitian
lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta mendorong pengembangan
metodologi.
c) Penelitian
Evaluatif
Penelitian
evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam
suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun
hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga.
Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan, sumbangan dan kelayakan
dari sesuatu kegiatan dalam satu unit.
Ada
dua macam penelitian evaluatif yaitu penelitian tindakan (action research) dan
penelitian kebijakan (policy research). Penelitian tindakan dilakukan
oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki
suatu pelaksanaan suatu kegiatan. Guru melakukan penelitian tindakan untuk
memecahkan masalah atau meningkatkan program pengajarannya. Penelitian tindakan
yang dewasa ini banyak dilakukan dalam penelitian tindakan kolaboratif (collaborative
action research). Dalam penelitian ini para pelaksana bekerjasama dengan
konsultan atau para peneliti luar untuk merancang dan melaksanakan
penelitiannya. Penelitian tindakan menekankan baik pada proses maupun hasil
dari perubahan-perubahan strategi dan teknik yang digunakan.
Analisis
kebijakan mengevaluasi kebijakan pemerintah untuk membantu para penentu
kebijakan memberikan rekomendasi-rekomendasi yang praktis. Penelitian kebijakan
memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau yang berlaku sekarang, dan
diarahkan untuk: (1) meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja,
(2) menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan sesuatu kebijakan, (3)
menguji keefektifan dan keefisienan kebijakan (Syaodih, 2005: 17).
McMillan dan
Schumacher (2001:18) membedakan penelitian dasar, terapan dan evaluatif berdasarkan
bidang penelitian, tujuan, tingkat generalisasi dan penggunaan hasilnya, digambarkan
dalam tabel berikut ini.
b. Fungsi
Penelitian Berdasarkan Tujuan
a) Penelitian
Deskriptif
Penelitian
deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskrip-sikan
suatukeadaan atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Dalam studi inipara peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan
perlakuan-perlakuan tertentuterhadap objek penelitian, semua kegiatan atau
peristiwa berjalan seperti apa adanya.Penelitian deskriptif dapat berkenaan
dengan kasus-kasus tertentu atau suatu populasi yangcukup luas.
b) Penelitian
Prediktif
Penelitian
prediktif (predictive research, Studi ini ditujukan untuk memprediksi
atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan
datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskriptif
dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional (correlational
studies) dan kecenderungan (trend studies). Melalui penelitian
korelasional, selain dapat dicari korelasi antara dua atau lebih dari dua
variabel juga dapat dihitung regresinya. Melalui perhitungan regresi ini, baik
regresi parsial maupun multiple dapat diprediksi dampak atau kontribusi dari
satu atau lebih dari satu variabel terhadap variabel lainnya.
c) Penelitian
Improftif
Penelitian
improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu
program. Banyak kegiatan atau program dalam pelaksanaan pendidikan, seperti
pelaksanaan: kurikulum, pembelajaran, evaluasi berbagai mata pelajaran,
program: praktik laboratorium, praktik keterampilan, bimbingan siswa,
ekstrakurikuler, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan, program pelatihan
pemimpin sekolah, guru, staf adminstrasi, dll.
d) Penelitian
Eksplanatif
Penelitian
eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan
tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Peneliti berusaha menjelaskan
melalui teori yang didukung fakta-fakta yang menunjang yang ada, peneliti akan
dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai
hipotesis penelitian. Variabel dalam pendidikan antara lain dalam bentuk guru
mengajar, membimbing, mengevaluasi, murid belajar, mengerjakan tugas, bolos,
lulus ujian, buku kurang, atau kelas sempit.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
v
Pengertian
penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi
yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses
kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di
lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal.
v
Beberapa
alasan yang melatarbelakangi penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1)
Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa
ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan
(4) Pemenuhan
pengembangan diri
v
Usaha
manusia belajar menguasai ilmu pengetahuan bersumber dari: (1) Pengalaman, (2)
Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir induktif, dan (5)
Pendekatan ilmiah.
v
Tujuan
Penelitian Pendidikan: (1) Memperoleh
informasi baru (2) Mengembangkan dan menjelaskan (3) Menerangkan,
memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan.
v
Secara
umum penelitian pendidikan mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan memperbaiki praktek pendidikan.
Dari fungsi utama tersebut dapat dijabarkan lagi berdasarkan
jenis-jenis penelitian, yaitu: fungsi penelitian berdasarkan jenis penelitian
dibedakan tiga jenis atau macam penelitian, yaitu penelitian dasar atau basic
research, penelitian terapan atau applied research dan
penelitian evaluatif atau evaluative research. Dan fungsi penelitian
berdasarkan tujuan penelitian, dibedakan antara penelitian deskriptif,
prediktif, improftif, dan eksplanatif.
B.
Saran
Sebagai mahasiswa hendaknya mengetahui
hakikat penelitian pendidikan yang telah
dijelaskan di atas agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun skripsi,
proposal atau karya ilmiah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian
Pendidikan SD 4 SKS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional
Hakikat Penelitian. http://planetmatematika.blogspot.com/2011/02/hakikat-penelitian.html di akses pada hari Selasa, 3 Maret 2015

Tidak ada komentar:
Posting Komentar