BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah mempelajari cara melakukan refleksi terhadap
proses dan hasil belajar, selanjutnya marilah kita pikirkan apa yang dapat kita
perbuat berdasarkan hasil refleksi itu. Hasil refleksi terhadap proses dan
hasil belajar siswa sangat kita perlukan untuk mengetahui ‘letak’
kesalahan/kelemahan dan mengetahui penyebab kesalahan/kelemahan tersebut.
Aktivitas berikutnya adalah mencari upaya-upaya yang seharusnya kita lakukan
untuk mengoptimalkan pembelajaran kita. Kata pepatah: terperosok pada lubang
yang sama adalah suatu kecerobohan.
Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses dan hasil
asesmen, kita melakukan tindak lanjut. Tindak lanjut hasil asesmen kita arahkan
untuk memantapkan aspekaspek pembelajaran yang sudah baik dan memperbaiki
aspek-aspek pembelajaran yang kurang/lemah. Oleh karena itu, refleksi terhadap
proses dan hasil asesmen haruslah sampai pada ditemukannya faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan
dan pendukung keberhasilan pembelajaran, akan dapat kita ketahui apakah
kesalahan/kelemahan pembelajaran berada pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
atau penilaian. Karena pembelajaran merupakan suatu sistem, kesalahan salah
satu tahap sangat mungkin terkait dengan kesalahan pada tahap yang lain. Dengan
demikian, tindak lanjut hasil refleksi proses dan hasil asesmen haruslah
memperhatikan setiap komponen system dan keterkaitan antar komponen sistem itu.
Dengan kata lain, kelemahan pada sebagian aspek pelaksanaan pembelajaran sangat
mungkin terkait dengan kesalahan pada aspek perencanaan. Ingat, pelaksanaan
pembelajaran harus berpedoman pada rencana pembelajaran.
Aktivitas tindak
lanjut dapat kita mulai dari merancang perbaikan rencana pembelajaran,
mengidentifikasi upaya-upaya mengoptimalkan proses pembelajaran, dan kemudian
merancang pembelajaran remidi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang perbaikan
rencana pembelajaran sebagai tindak lanjut hasil asesemen pembelajaran?
2. Apa saja upaya untuk
mengoptimalisasi proses pembelajaran?
3. Bagaimana cara merancang pembelajaran
remidi tersebut sehingga hasilnya maksimal?
C. Tujuan
1. Pembaca dapat merancang
perbaikan rencana pembelajaran
2. Dengan mengidentifikasi
upaya-upaya optimalisasi proses pembalajaran, pembaca dapat mengetahui
bagaimana mengoptimalkan proses pembelajaran
3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana merancang pembelajaran
remidi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbaikan Rencana
Pembelajaran
Agar kegiatan yang kita
lakukan mencapai hasil sesuai dengan yang kita harapkan, maka biasanya kita
membuat perencanaan yang baik dan matang. Dalam aktivitas pembelajaran, sebagaimana
aktivitas yang lain, perencanaan merupakan bagian yang penting yang akan
menjadi pedoman dan panduan bagi pelaksanaan aktivitas itu. Tidak akan dicapai
hasil yang memuaskan tanpa melalui perencanaan yang baik. Aspek perencanaan
merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari pengelolaan (manajerial)
setiap kegiatan. Sebagai penyusun, seyogyanya, kita juga harus mampu menilai kualitas
dari rencana yang kita susun. Rencana pembelajaran yang berkualitas baik akan
menjadi pedoman yang baik pula dalam tataran pelaksanaannya. Di samping
mengetahui kualitas dari rencana pembelajaran yang kita buat, seyogyanya kita
juga mampu menganalisa pada bagian mana dari rencana pembelajaran yang masih
perlu dilakukan perbaikan. Tentu saja, dengan perbaikan yang kita lakukan, kualitas
proses pembelajaran juga akan menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.
1. Perancangan Rencana
Pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran, kita perlu menyusun
rencana pembelajaran terlebih dahulu. Dengan membaca rencana pembelajaran, kita
akan mengetahui arah, cara dan tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, rencana
pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu
rencana pembelajaran yang kita susun hendaknya bersifat luwes dan membuka
kemungkinan bagi kita untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dalam
proses pembelajaran. Sebagai guru, kita dituntut untuk terampil membuat rencana
pembelajaran. Dengan membuat sendiri rencana pembelajaran, kita akan senantiasa
sadar dan paham apa yang harus disampaikan kepada siswa, bagaimana materi
pembelajaran disampaikan, logistik yang diperlukan, dan kemana siswa kita
arahkan. Untuk merancang rencana pembelajaran, kita perlu memahami apa saja
komponen rencana pembelajaran dan bagaimana langkah-langkah (sintaks)
pembelajaran yang akan kita lakukan.
2. Komponen Rencana Pembelajaran
Seperti dikemukakan
sebelumnya, rencana pembelajaran yang kita rancang akan menjadi pedoman kita
dalam melaksanakan pembelajaran. Rencana pembelajaran yang kita rancang
hendaknya memuat komponen-komponen :
a) Identitas mata pelajaran,
berisi nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu.
b) Standar kompetensi adalah kemampuan
minimal yang harus dapat dilakukan siswa, yang meliputi : pengetahuan,
keterampilan, dan sikap siswa setelah mengikuti mata pelajaran tertentu.
c) Kompetensi dasar adalah
jabaran dari standar kompetensi yang diharapkan dicapai siswa pada setiap pertemuan
(atau satu rencana pembelajaran) tertentu.
a) Indikator hasil belajar,
digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar tersebut.
b) Materi pembelajaran yang akan
disampaikan hendaknya diuraikan secara sistematis. Sebagai bagian rencana
pembelajaran yang akan menjadi pedoman, uraian materi yang kita susun,
disamping sistematis hendaknya juga ringkas dan tidak terlalu bertele-tele. Sampaikan
pula materi prasyarat yang diperlukan sebelum masuk pada materi pembelajaran
c) Strategi pembelajaran, yakni
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan (indikator). Sedangkan metode adalah
cara yang lebih operasional untuk mencapai tujuan yang lebih spesifik.
Lazimnya, strategi yang kita gunakan melibatkan berbagai metode. Demikian pula,
metode tertentu melibatkan beberapa teknik. Jadi, biasanya, teknik merupakan
cara yang lebih operasional dan digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih
spesifik lagi dibandingkan tujuan yang ingin dicapai oleh metode
d) Media pembelajaran, yakni
sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
e) Penilaian dan tindak lanjut.
pada komponen penilaian, sampaikan semua instrumen dan prosedur penilaian yang
digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa. Sampaikan pula tindak
lanjut yang ingin dilakukan setelah mengetahui pencapaian hasil belajar siswa.
f) Kegiatan Pembelajaran yang
direncanakan. Pada kegiatan ini sebaiknya kita sajikan langkah-langkah
pembelajaran, kegiatan siswa dan kegiatan guru pada setiap langkah itu.
Termasuk perkiraan/alokasi waktu yang kita rencanakan untuk masing-masing
langkah.
g) Sumber bacaan
3. Merancang Perbaikan Rencana
Pembelajaran
Memperbaiki rencana
pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan memeriksa kelengkapan
komponen-komponennya, kesesuaian antara komponen yang satu dengan komponen yang
lain, kemungkinan melaksanakan rencana itu (misalnya ketersediaan media yang
diperlukan), operasional/tidaknya indikator yang dibuat, kesesuaian indikator
dengan kompetensi dasar yang ada, ketepatan dalam menentukan kemampuan
prasyarat, ketepatan dalam memilih buku siswa, dan keterbacaan lembar kerja
siswa (LKS) yang kita susun sebagai prasarana untuk mencapai kompetensi yang
kita harapkan. Merancang perbaikan rencana pembelajaran berarti melakukan
perbaikan dari rencana pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Tentu saja,
rencana pembelajaran yang ada tersebut masih memiliki beberapa
kesalahan/kelemahan yang perlu diperbaiki.
Kita dapat menganalisa
(contoh) rencana pembelajaran yang dikemukakan di atas. Misalkan, kita
memperoleh informasi --- berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang kita lakukan --- bahwa ada beberapa komponen, atau bagian
dari rencana pembelajaran tersebut yang perlu kita perbaiki.
Misalkan kita peroleh
informasi bahwa: (a) ada kemampuan prasyarat yang belum disampaikan dalam
rencana pembelajaran (RP), (b) ada media pembelajaran yang belum dicantumkan,
(c) urutan tahap pada kegiatan pembelajaran yang perlu dirubah, dan (d)
perlunya memberikan alokasi waktu untuk masing-masing langkah dalam kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan informasi tersebut kita dapat melakukan berbagai
perbaikan terhadap rencana pembelajaran pada bagian-bagian tertentu yang
diperlukan.
Pada contoh di atas kita
dapat memperbaikinya dengan: (a) menambah materi prasyarat, (b) melengkapi
media pembelajaran yang diperlukan, (c) mengganti urutan tahap pembelajaran,
dan (d) mencantumkan alokasi waktu pada masingmasing tahap kegiatan
pembelajaran. Hasil perbaikan rencana pembelajaran untuk contoh di atas adalah
sebagai berikut.

KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pada rencana pembelajaran yang telah diperbaiki, nampak
bahwa pada komponen E, kemampuan prasyarat yang harus ditambahkan adalah penjumlahan
bilangan bulat positif, sedangkan pada komponen F, adalah menambahkan Thermometer
sebagai media pembelajaran, karena memang dalam ringkasan kegiatan
(komponen I.) Thermometer digunakan untuk menjelaskan suhu di bawah nol untuk
menerangkan bilangan bulat negatif. Pada komponen J. (Kegiatan pembelajaran),
tahap pengelompokkan siswa diletakkan pada tahap pertama. Hal ini kita lakukan
karena dalam praktek, pembelajaran tidak berlangsung secara efisien karena
siswa gaduh dan perlu waktu lama untuk mengembalikan ketenangan siswa bila
tahap ini (tahap pengelompokkan) diletakkan di ’tengah tengah’ proses
pembelajaran. Demikian pula, kita tambahkan perkiraan alokasi waktu untuk
masing-masing tahap karena dari hasil pengamatan diketahui bahwa ada tahap
tertentu dari kegiatan pembelajaran tidak berjalan optimal karena waktu yang
tersedia tidak mencukupi, sementara ada tahap lain yang berlangsung terlalu
lama.
B. Upaya-Upaya Optimalisasi
Proses Pembelajaran
Upaya-upaya optimalisasi yang dapat kita lakukan
mendasarkan diri pada hasil identifikasi faktor penyebab kegagalan dan
pendukung keberhasilan yang kita temukan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan akan kita tindaklanjuti dengan
upaya-upaya memantapkan keberhasilan (pengayaan) dan upaya-upaya memperbaiki
kegagalan (remidi). Dua jenis upaya (upaya pengayaan dan upaya remidi) inilah
yang kemudian kita namakan dengan upaya optimalisasi proses pembelajaran.
1. Upaya Optimalisasi Proses
Pembelajaran
Berangkat dari informasi tentang faktor penyebab kegagalan
dan pendukung keberhasilan yang dapat kita identifikasi, kita mencari
alternatif pemecahannya. Dari berbagai alternatif itu kemudian kita
pertimbangkan mana yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Alternatif yang kita
pilih kita dasarkan atas kemampuan/kesiapan kita untuk melaksanakan pilihan
itu, kesiapan siswa, ketersediaan sarana.dan prasarana, dan lain sebagainya.
a. Optimalisasi Proses
Pembelajaran
Optimalisasi proses pembelajaran mengacu
pada berbagai upaya agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
sehingga para siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang kita
harapkan. Para siswa dapat belajar dengan penuh semangat, aktif dalam belajar,
berani mengemukakan pendapatnya, mampu dan antusias dalam mengikuti pelajaran, terlibat
secara aktif dalam pemecahan masalah adalah beberapa indikasi dari proses pembelajaran
yang berlangsung secara optimal. Oleh karena itulah, optimalisasi proses
pembelajaran dimaksudkan untuk memperbaiki aspekaspek pembelajaran yang masih
kurang optimal.
b. Mengidentifikasi Upaya Optimalisasi Proses
Pembelajaran
Setelah faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam pembelajaran kita
identifikasi (sebagai tahap akhir evaluasi diri), maka kegiatan kita selanjutnya
adalah melakukan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan merancang
dan mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan faktor-faktor penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam pembelajaran.
Beberapa alternatif perbaikan
yakni :
a) Merubah strategi pembelajaran, misalkan dari strategi
pembelajaran langsung ke strategi pembelajaran kooperatif.
b) Mengganti metode
pembelajarannya, misalkan dari metode ekspositori-tugas ke metode
diskusi-tugas, atau ekspositori-diskusi-tugas, atau lainnya.
c) Menyesuaikan struktur tugas
yang diberikan kepada siswa, misalkan dari kerja individual ke
kerja kelompok.
Perubahan strategi pembelajaran, penggantian metode, dan
struktur tugas sebagaimana dikemukakan di atas kita maksudkan agar kegagalan
dari aspek keaktifan siswa dapat kita perbaiki. Kita perlu memiliki beberapa
alasan dan argumen bahwa alternatif yang kita ajukan secara logis dapat memperbaiki
kegagalan itu. Tentu kita juga memiliki alasan dan argumen bahwa strategi kooperatif,
metode diskusi-tugas, dan struktur tugas kelompok mempunyai cukup peluang untuk
mengkondisikan siswa lebih aktif dalam belajar dalam kelas.
Dari pilihan-pilihan tersebut di atas, selanjutnya perlu
kita pertimbangkan mana dari alternatif yang ada paling memungkinkan untuk
dilaksanakan. Apakah strategi pembelajaran kooperatif bisa dilaksanakan, apakah
kita mampu melaksanakan strategi itu. Apakah siswa telah memiliki kemapuan
untuk berdiskusi dan melaksanakan tugas, apakah waktu yang tersedia mencukupi
untuk berdiskusi dan melaksanakan tugas. Apakah setiap siswa telah memiliki
kemampuan bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah perangkat yang
diperlukan untuk struktur tugas kelompok itu bisa kita persiapkan. Sederet
pertanyaan perlu kita jawab untuk memberikan jaminan bahwa pilihan kita
(mungkin strategi, metode, struktur tugas, perangkat yang diperlukan) dapat
memperbaiki kegagalan pembelajaran yang telah kita lakukan sebelumnya.

Sebagai contoh, misalkan beberapa faktor penyebab kegagalan proses
pembelajaran yang berhasil kita ketahui adalalah :
a)
Keaktifan belajar siswa di kelas rendah
b)
Soal-soal dalam LKS sulit dimengerti siswa
c)
Bimbingan belajar dalam kelas tidak merata
d)
Pengelolaan kelas kurang baik.
Berdasarkan
faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut kemudian kita coba memberikan
berbagai alternatif
untuk memecahkan masalah (memperbaiki proses pembelajaran)
seperti pada tabel berikut.

Dengan
mengajukan berbagai alternatif pemecahan untuk masing-masing faktor
penyebab kegagalan akan membantu kita dalam memilih alternatif mana yang
kita pilih. Kesiapan siswa, kesiapan kita, kondisi
lingkungan, ketersediaan media adalah beberapa aspek yang perlu kita pertimbangkan untuk
menetapkan pilihan. Pilihan itulah yang kita anggap optimal untuk saat itu.
Berikut adalah langkah-langkah
dalam melakukan identifikasi optimalisasi proses pembelajaran yang telah diringkas.

C. Pembelajaran Remidi
1.
Pembelajaran Remidi
Pembelajaran
remidi dilakukan setelah kita mengetahui siapa saja siswa yang gagal
mencapai kompetensi, dimana letak dan sifat kesulitan yang mereka alami. Apakah
kesulitan tersebut bersumber pada aspek fisik atau psikis, dari lingkungan, perangkat
atau pengelolaan pembelajaran. Identifikasi semacam ini penting untuk mencari
solusi pemecahannya.
Sebagai guru,
kita dituntut untuk dapat mengetahui letak-letak dan sifatsifat kesulitan
itu, mampu menemukan solusi, dan kemudian menjadi bagian dari solusi
itu sendiri. Artinya, kita juga harus mampu melakukan perbaikan yang diperlukan.
Pembelajaran
remidi bertujuan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
melalui perlakuan pengajaran. Pembelajaran remidi sebenarnya merupakan kelanjutan
dari pembelajaran biasa di kelas. Hanya saja siwa-siswa yang masuk dalam
kelompok ini adalah siswa-siswa yang memerlukan pelajaran tambahan. Siswa-siswa
yang dimaksud adalah siswa yang belum tuntas belajar. Biasanya,
setiap sekolah telah menetapkan batas minimal ketuntasan belajar untuk
masing-masing mata pelajaran yang mungkin berbeda dengan sekolah lain. Hal
ini bergantung kepada tingkat kesulitan mata pelajaran dan tingkat kemampuan siswa-siswa
di sekolah itu. Pada periode tertentu, skor minimal ini harus ditinjau kembali
berdasarkan tingkat kemampuan rata-rata siswa di sekolah itu dan standar dari
pemerintah. Skor minimal ketuntasan belajar untuk suatu mata pelajaran telah kita
tetapkan terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, setiap
siswa yang mendapatkan skor sama atau di atas skor minimal itu, maka siswa tersebut
kita katakan tuntas dalam belajarnya. Ia tuntas pada kompetensi dasar tertentu
pada mata pelajaran tertentu.
Faktor penyebab
ketidaktuntasan belajar variatif. Mungkin berasal dari dalam diri
siswa (fisik, psikis) atau dari luar diri siswa (lingkungan alam, lingkungan belajar,
bahan pelajaran, dan kegiatan pembelajaran). Kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa sehingga mengakibatkan ketidaktuntasan dalam belajar pada umumnya beragam.
Kesulitan-kesulitan dimaksud biasanya disebabkan oleh antara lain:
a) Kemampuan mengingat kurang,
b) Kurang dalam memotivasi diri,
c) Lemah dalam memecahkan masalah,
d) Kurang percaya diri,
e)
Sulit
berkonstrasi pada belajarnya.
Pembelajaran
remidi dimulai dari identifikasi kebutuhan siswa yang menjadi sasaran
remidi. Kebutuhan siswa ini dapat diketahui dari analisis kesulitan belajar siswa
dalam memahami konsep-konsep tertentu. Berdasarkan analisis kesulitan belajar
itu, kita memberikan remidi. Bantuan dapat diberikan kepada siswa berupa perbaikan
metode mengajar, perbaikan modul, perbaikan LKS, menyederhanakan konsep,
menjelaskan kembali konsep yang masih kabur, memperbaiki konsep yang disalah
tafsirkan oleh siswa.
2.
Melaksanakan
Pembelajaran Remidial
Pada dasarnya,
pembelajaran remidi yang kita laksanakan hampir sama dengan pembelajaran
reguler. Letak perbedaan antara keduanya adalah pada subjek pembelajaran
dan konsep yang dipilih untuk disampaikan (dari analisis kebutuhan).
Tabel
berikut mungkin akan memperjelas kita bagaimana perbedaan antara kedua pembelajaran
itu.

Berikut adalah langkah-langkah dalam
melaksanakan pembelajaran remidi

Dalam melaksanakan pembelajaran remidi, ada beberapa
model yang dapat digunakan bergantung pada kondisi sekolah.
Model-model pembelajaran remidi
yang dimaksud adalah :
a) Pembelajaran di luar jam pelajaran
sekolah, dilaksanakan sebelum atau sesudah jam
pelajaran sekolah dan digunakan untuk membantu kesulitan belajar terhadap
beberapa subjek materi pembelajaran
b)
Pengambilan
siswa tertentu, dilaksanakan dengan jalan mengambil beberapa siswa yang
membutuhkan remidi dari
kelas biasa (reguler) ke kelas remidial. Model ini biasanya hanya untuk topik-topik yang dianggap esensial sebagai fondasi pengetahuan
lanjutan
c) Penggunaan team pengajar, dilaksanakan dengan melibatkan beberapa guru (team). Team bekerjasama dalam menyiapkan bahan-bahan pelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang
mengacu pada peningkatan efektifitas belajar.
Dari ketiga model pembelajaran remidi tersebut, model pertama dan kedua adalah model yang paling sering diterapkan. Model
pertama tidak dipisahkan dari jam pembelajaran reguler. Pada model
ini, pembelajaran remidi dilaksanakan
pada saat sebelum dan sesudah jam pelajaran reguler. Model kedua dilaksanakan terpisah dari jam pembelajaran reguler. Pada model
ini, pembelajaran remidi dilaksanakan di luar jam efektif, yaitu dengan
membuat jadwal tersendiri.
Contoh hasil evaluasi pada siswa yang mengalami
kesulitan belajarnya adalah
sebagai berikut.

Berdasarkan hasil evaluasi di atas, kita melakukan pembelajaran
remidi model
kedua (pemisahan) terhadap 11 siswa yang belum mencapai standar kompetensi
sebagaimana tersebut di atas. Sebelum melaksanakan pembelajaran remidi,
kegiatan yang harus kita persiapkan terlebih dahulu adalah menyusun Rencana
Pembelajaran Remidi.
Contoh
garis besar rencana pembelajaran remidi untuk kesebelas
siswa tersebut adalah sebagai berikut.
Rencana
Pembelajaran Remidi
Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
Bidang Studi :
Matematika
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 45
menit (1 pertemuan)
A.
Standar
Kompetensi (tetap)
B.
Kompetensi
Dasar (tetap)
C.
Indikator
·
Menuliskan
proses penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif
·
Memecahkan
masalah yang melibatkan penjumlahan bilangan bulat positif atau
negatif
A.
Materi
Pembelajaran :
·
Penjumlahan
bilangan bulat positif dan negative
·
Penjumlahan
bilangan bulat negatif dan negatif
B.
Pengetahuan
prasyarat (tetap)
C.
Media
Pembelajaran
Media
yang lain tetap, tetapi ada beberapa perbaikan kalimat dan
menghilangkan beberapa soal pada LKS 1 dan penyederhanaan pada
LKS 2.
D.
Strategi
Pembelajaran : (tetap)
E.
Metode : (tetap)
F.
Ringkasan
Materi, Soal Latihan, dan Kuis
Materi
yang disampaikan menekankan pada konsep-konsep yang belum dikuasai
secara baik oleh siswa. (tidak mengulang pembelajaran regular sebelumnya).
G.
Kegiatan
Pembelajaran
Sesuai
dengan pembelajaran yang dilakukan sebelumnya (reguler), hanya ada
perubahan pada lembar tugas yang dibahas. Mulai dari kesulitan yang dialami
siswa (standar kompetensi yang belum dikuasai, gaya belajar siswa, tingkat
kemampuan intelektualnya, dan pengetahuan prasyaratnya).
Menyelesaikan
LKS 1 (yang baru) dan LKS 2 (yang baru). Materi pembelajaran
yang disiapkan hendaknya disesuaikan dengan kesulitan siswa dan
gaya belajarnya.
H.
Evaluasi Hasil
Belajar
Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa. Bila standar
kompetensi tercapai, pembelajaran dapat dilanjutkan ke topic berikutnya.
Bila standar kompetensi belum tercapai, perlu diadakan adaptasi dan/atau
perubahan pendekatan dalam pembelajaran.
Soal
Latihan (tetap)
Kuis
(tetap)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pembelajaran
remidi bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
sehingga mengakibatkan ketidaktuntasan
dalam belajar pada umumnya beragam.
Kesulitan-kesulitan dimaksud biasanya disebabkan
antara lain karena:
·
Kemampuan mengingat kurang,
·
Kurang dalam memotivasi diri,
·
Lemah dalam
memecahkan masalah,
·
Kurang percaya diri,
·
Sulit
berkonsentrasi pada belajarnya.
2. Pada
pembelajaran reguler, semua siswa mengikuti
pembelajaran tersebut. Materi yang diajarkan adalah materi/topic bahasan yang tertera pada rencana
pembelajaran. Sedangkan pada pembelajaran remidi,
siswa yang mengikutinya adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar (belum tuntas belajar). Materi yang
disampaikan adalah materi terpilih sesuai hasil
analisis kebutuhan siswa.
3. Langkah-langkah
yang dapat digunakan dalam pembelajaran remidi adalah: 1) melakukan analisis kebutuhan, 2)
merancang pembelajaran, 3) mengkonstruksi/ menyiapkan
perangkat pembelajaran, 4) melaksanakan pembelajaran, 5) melakukan penilaian.
4. Sedangkan
beberapa model pembelajaran remidi yang dapat
dilakukan adalah: a) Pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah, b) pengambilan siswa tertentu, dan c)
penggunaan team pengajar.
B.
SARAN
Sebagai seorang guru, berikanlah
yang terbaik bagi peserta didiknya karena itu sudah merupakan tanggung jawab.
Untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal, maka disusunlah rencana
pembelajaran agar tujuan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan.
Jalankan rencana pembelajaran dengan sepenuh hati. Semua peserta didik berhak
mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran.Untuk memenuhi ketuntasan
nilai siswa yang khusus (nilai di bawah standar), maka diadakanlah pembelajaran
remidi.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudiyono. (1996). Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Balitbang Depdiknas. (2006). Model
Penilaian Kelas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD/
MI.
Jakarta: Puskur, Depdiknas.
Balitbang Depdiknas. (2004). Penilaian
Berbasis Kelas. Jakarta: Puskur, Depdiknas.
David W. Johnson. (2002). Meaningful
Assessment A Manageable and Cooperative Process.
USA: Allyn and Bacon Headington, Rita. (2000). Monitoring,
Assessment, Recording, Reporting and Accountability
Meeting the Standards. London: David Pulton.
Mariana, Made Alit. (2003). Pembelajaran
Remidial. BA-PGB-09. Depdiknas.
Winarno, dan R. Eko
Djuniarto. (2003). Perencanaan Pembelajaran. BA-PGB. Depdiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar