Senin, 11 September 2017

TINDAK LANJUT HASIL ASESEMEN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setelah mempelajari cara melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar, selanjutnya marilah kita pikirkan apa yang dapat kita perbuat berdasarkan hasil refleksi itu. Hasil refleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa sangat kita perlukan untuk mengetahui ‘letak’ kesalahan/kelemahan dan mengetahui penyebab kesalahan/kelemahan tersebut. Aktivitas berikutnya adalah mencari upaya-upaya yang seharusnya kita lakukan untuk mengoptimalkan pembelajaran kita. Kata pepatah: terperosok pada lubang yang sama adalah suatu kecerobohan.
Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses dan hasil asesmen, kita melakukan tindak lanjut. Tindak lanjut hasil asesmen kita arahkan untuk memantapkan aspekaspek pembelajaran yang sudah baik dan memperbaiki aspek-aspek pembelajaran yang kurang/lemah. Oleh karena itu, refleksi terhadap proses dan hasil asesmen haruslah sampai pada ditemukannya faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan pembelajaran, akan dapat kita ketahui apakah kesalahan/kelemahan pembelajaran berada pada tahap perencanaan, pelaksanaan, atau penilaian. Karena pembelajaran merupakan suatu sistem, kesalahan salah satu tahap sangat mungkin terkait dengan kesalahan pada tahap yang lain. Dengan demikian, tindak lanjut hasil refleksi proses dan hasil asesmen haruslah memperhatikan setiap komponen system dan keterkaitan antar komponen sistem itu. Dengan kata lain, kelemahan pada sebagian aspek pelaksanaan pembelajaran sangat mungkin terkait dengan kesalahan pada aspek perencanaan. Ingat, pelaksanaan pembelajaran harus berpedoman pada rencana pembelajaran.
 Aktivitas tindak lanjut dapat kita mulai dari merancang perbaikan rencana pembelajaran, mengidentifikasi upaya-upaya mengoptimalkan proses pembelajaran, dan kemudian merancang pembelajaran remidi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana merancang perbaikan rencana pembelajaran sebagai tindak lanjut hasil asesemen pembelajaran?
2.      Apa saja upaya untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran?
3.      Bagaimana cara merancang pembelajaran remidi tersebut sehingga hasilnya maksimal?

C.    Tujuan
1.      Pembaca dapat merancang perbaikan rencana pembelajaran
2.      Dengan mengidentifikasi upaya-upaya optimalisasi proses pembalajaran, pembaca dapat mengetahui bagaimana mengoptimalkan proses pembelajaran
3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana merancang pembelajaran remidi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perbaikan Rencana Pembelajaran
Agar kegiatan yang kita lakukan mencapai hasil sesuai dengan yang kita harapkan, maka biasanya kita membuat perencanaan yang baik dan matang. Dalam aktivitas pembelajaran, sebagaimana aktivitas yang lain, perencanaan merupakan bagian yang penting yang akan menjadi pedoman dan panduan bagi pelaksanaan aktivitas itu. Tidak akan dicapai hasil yang memuaskan tanpa melalui perencanaan yang baik. Aspek perencanaan merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari pengelolaan (manajerial) setiap kegiatan. Sebagai penyusun, seyogyanya, kita juga harus mampu menilai kualitas dari rencana yang kita susun. Rencana pembelajaran yang berkualitas baik akan menjadi pedoman yang baik pula dalam tataran pelaksanaannya. Di samping mengetahui kualitas dari rencana pembelajaran yang kita buat, seyogyanya kita juga mampu menganalisa pada bagian mana dari rencana pembelajaran yang masih perlu dilakukan perbaikan. Tentu saja, dengan perbaikan yang kita lakukan, kualitas proses pembelajaran juga akan menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

1.      Perancangan Rencana Pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran, kita perlu menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu. Dengan membaca rencana pembelajaran, kita akan mengetahui arah, cara dan tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, rencana pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu rencana pembelajaran yang kita susun hendaknya bersifat luwes dan membuka kemungkinan bagi kita untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran. Sebagai guru, kita dituntut untuk terampil membuat rencana pembelajaran. Dengan membuat sendiri rencana pembelajaran, kita akan senantiasa sadar dan paham apa yang harus disampaikan kepada siswa, bagaimana materi pembelajaran disampaikan, logistik yang diperlukan, dan kemana siswa kita arahkan. Untuk merancang rencana pembelajaran, kita perlu memahami apa saja komponen rencana pembelajaran dan bagaimana langkah-langkah (sintaks) pembelajaran yang akan kita lakukan.


2.      Komponen Rencana Pembelajaran
Seperti dikemukakan sebelumnya, rencana pembelajaran yang kita rancang akan menjadi pedoman kita dalam melaksanakan pembelajaran. Rencana pembelajaran yang kita rancang hendaknya memuat komponen-komponen :
a)      Identitas mata pelajaran, berisi nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu.
b)      Standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus dapat dilakukan siswa, yang meliputi : pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa setelah mengikuti mata pelajaran tertentu.
c)      Kompetensi dasar adalah jabaran dari standar kompetensi yang diharapkan dicapai siswa pada setiap pertemuan (atau satu rencana pembelajaran) tertentu.
a)      Indikator hasil belajar, digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar tersebut.
b)      Materi pembelajaran yang akan disampaikan hendaknya diuraikan secara sistematis. Sebagai bagian rencana pembelajaran yang akan menjadi pedoman, uraian materi yang kita susun, disamping sistematis hendaknya juga ringkas dan tidak terlalu bertele-tele. Sampaikan pula materi prasyarat yang diperlukan sebelum masuk pada materi pembelajaran
c)      Strategi pembelajaran, yakni cara yang digunakan untuk mencapai tujuan (indikator). Sedangkan metode adalah cara yang lebih operasional untuk mencapai tujuan yang lebih spesifik. Lazimnya, strategi yang kita gunakan melibatkan berbagai metode. Demikian pula, metode tertentu melibatkan beberapa teknik. Jadi, biasanya, teknik merupakan cara yang lebih operasional dan digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih spesifik lagi dibandingkan tujuan yang ingin dicapai oleh metode
d)     Media pembelajaran, yakni sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
e)      Penilaian dan tindak lanjut. pada komponen penilaian, sampaikan semua instrumen dan prosedur penilaian yang digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa. Sampaikan pula tindak lanjut yang ingin dilakukan setelah mengetahui pencapaian hasil belajar siswa.
f)       Kegiatan Pembelajaran yang direncanakan. Pada kegiatan ini sebaiknya kita sajikan langkah-langkah pembelajaran, kegiatan siswa dan kegiatan guru pada setiap langkah itu. Termasuk perkiraan/alokasi waktu yang kita rencanakan untuk masing-masing langkah.
g)      Sumber bacaan

3.      Merancang Perbaikan Rencana Pembelajaran
Memperbaiki rencana pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan memeriksa kelengkapan komponen-komponennya, kesesuaian antara komponen yang satu dengan komponen yang lain, kemungkinan melaksanakan rencana itu (misalnya ketersediaan media yang diperlukan), operasional/tidaknya indikator yang dibuat, kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar yang ada, ketepatan dalam menentukan kemampuan prasyarat, ketepatan dalam memilih buku siswa, dan keterbacaan lembar kerja siswa (LKS) yang kita susun sebagai prasarana untuk mencapai kompetensi yang kita harapkan. Merancang perbaikan rencana pembelajaran berarti melakukan perbaikan dari rencana pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Tentu saja, rencana pembelajaran yang ada tersebut masih memiliki beberapa kesalahan/kelemahan yang perlu diperbaiki.
Kita dapat menganalisa (contoh) rencana pembelajaran yang dikemukakan di atas. Misalkan, kita memperoleh informasi --- berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang kita lakukan --- bahwa ada beberapa komponen, atau bagian dari rencana pembelajaran tersebut yang perlu kita perbaiki.
Misalkan kita peroleh informasi bahwa: (a) ada kemampuan prasyarat yang belum disampaikan dalam rencana pembelajaran (RP), (b) ada media pembelajaran yang belum dicantumkan, (c) urutan tahap pada kegiatan pembelajaran yang perlu dirubah, dan (d) perlunya memberikan alokasi waktu untuk masing-masing langkah dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan informasi tersebut kita dapat melakukan berbagai perbaikan terhadap rencana pembelajaran pada bagian-bagian tertentu yang diperlukan.
Pada contoh di atas kita dapat memperbaikinya dengan: (a) menambah materi prasyarat, (b) melengkapi media pembelajaran yang diperlukan, (c) mengganti urutan tahap pembelajaran, dan (d) mencantumkan alokasi waktu pada masingmasing tahap kegiatan pembelajaran. Hasil perbaikan rencana pembelajaran untuk contoh di atas adalah sebagai berikut.














KEGIATAN PEMBELAJARAN



Pada rencana pembelajaran yang telah diperbaiki, nampak bahwa pada komponen E, kemampuan prasyarat yang harus ditambahkan adalah penjumlahan bilangan bulat positif, sedangkan pada komponen F, adalah menambahkan Thermometer sebagai media pembelajaran, karena memang dalam ringkasan kegiatan (komponen I.) Thermometer digunakan untuk menjelaskan suhu di bawah nol untuk menerangkan bilangan bulat negatif. Pada komponen J. (Kegiatan pembelajaran), tahap pengelompokkan siswa diletakkan pada tahap pertama. Hal ini kita lakukan karena dalam praktek, pembelajaran tidak berlangsung secara efisien karena siswa gaduh dan perlu waktu lama untuk mengembalikan ketenangan siswa bila tahap ini (tahap pengelompokkan) diletakkan di ’tengah tengah’ proses pembelajaran. Demikian pula, kita tambahkan perkiraan alokasi waktu untuk masing-masing tahap karena dari hasil pengamatan diketahui bahwa ada tahap tertentu dari kegiatan pembelajaran tidak berjalan optimal karena waktu yang tersedia tidak mencukupi, sementara ada tahap lain yang berlangsung terlalu lama.

B.     Upaya-Upaya Optimalisasi Proses Pembelajaran
Upaya-upaya optimalisasi yang dapat kita lakukan mendasarkan diri pada hasil identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan yang kita temukan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan akan kita tindaklanjuti dengan upaya-upaya memantapkan keberhasilan (pengayaan) dan upaya-upaya memperbaiki kegagalan (remidi). Dua jenis upaya (upaya pengayaan dan upaya remidi) inilah yang kemudian kita namakan dengan upaya optimalisasi proses pembelajaran.
1.      Upaya Optimalisasi Proses Pembelajaran
Berangkat dari informasi tentang faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan yang dapat kita identifikasi, kita mencari alternatif pemecahannya. Dari berbagai alternatif itu kemudian kita pertimbangkan mana yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Alternatif yang kita pilih kita dasarkan atas kemampuan/kesiapan kita untuk melaksanakan pilihan itu, kesiapan siswa, ketersediaan sarana.dan prasarana, dan lain sebagainya.

a.      Optimalisasi Proses Pembelajaran
Optimalisasi proses pembelajaran mengacu pada berbagai upaya agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sehingga para siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang kita harapkan. Para siswa dapat belajar dengan penuh semangat, aktif dalam belajar, berani mengemukakan pendapatnya, mampu dan antusias dalam mengikuti pelajaran, terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah adalah beberapa indikasi dari proses pembelajaran yang berlangsung secara optimal. Oleh karena itulah, optimalisasi proses pembelajaran dimaksudkan untuk memperbaiki aspekaspek pembelajaran yang masih kurang optimal.

b.       Mengidentifikasi Upaya Optimalisasi Proses Pembelajaran
Setelah faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam pembelajaran kita identifikasi (sebagai tahap akhir evaluasi diri), maka kegiatan kita selanjutnya adalah melakukan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan merancang dan mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam pembelajaran.
Beberapa alternatif perbaikan yakni :
a)      Merubah strategi pembelajaran, misalkan dari strategi pembelajaran langsung ke strategi pembelajaran kooperatif.
b)      Mengganti metode pembelajarannya, misalkan dari metode ekspositori-tugas ke metode diskusi-tugas, atau ekspositori-diskusi-tugas, atau lainnya.
c)      Menyesuaikan struktur tugas yang diberikan kepada siswa, misalkan dari kerja individual ke kerja kelompok.

Perubahan strategi pembelajaran, penggantian metode, dan struktur tugas sebagaimana dikemukakan di atas kita maksudkan agar kegagalan dari aspek keaktifan siswa dapat kita perbaiki. Kita perlu memiliki beberapa alasan dan argumen bahwa alternatif yang kita ajukan secara logis dapat memperbaiki kegagalan itu. Tentu kita juga memiliki alasan dan argumen bahwa strategi kooperatif, metode diskusi-tugas, dan struktur tugas kelompok mempunyai cukup peluang untuk mengkondisikan siswa lebih aktif dalam belajar dalam kelas.
Dari pilihan-pilihan tersebut di atas, selanjutnya perlu kita pertimbangkan mana dari alternatif yang ada paling memungkinkan untuk dilaksanakan. Apakah strategi pembelajaran kooperatif bisa dilaksanakan, apakah kita mampu melaksanakan strategi itu. Apakah siswa telah memiliki kemapuan untuk berdiskusi dan melaksanakan tugas, apakah waktu yang tersedia mencukupi untuk berdiskusi dan melaksanakan tugas. Apakah setiap siswa telah memiliki kemampuan bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah perangkat yang diperlukan untuk struktur tugas kelompok itu bisa kita persiapkan. Sederet pertanyaan perlu kita jawab untuk memberikan jaminan bahwa pilihan kita (mungkin strategi, metode, struktur tugas, perangkat yang diperlukan) dapat memperbaiki kegagalan pembelajaran yang telah kita lakukan sebelumnya.

Sebagai contoh, misalkan beberapa faktor penyebab kegagalan proses pembelajaran yang berhasil kita ketahui adalalah :
a)      Keaktifan belajar siswa di kelas rendah
b)      Soal-soal dalam LKS sulit dimengerti siswa
c)      Bimbingan belajar dalam kelas tidak merata
d)     Pengelolaan kelas kurang baik.
Berdasarkan faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut kemudian kita coba memberikan berbagai alternatif untuk memecahkan masalah (memperbaiki proses pembelajaran) seperti pada tabel berikut.
Dengan mengajukan berbagai alternatif pemecahan untuk masing-masing faktor penyebab kegagalan akan membantu kita dalam memilih alternatif mana yang kita pilih. Kesiapan siswa, kesiapan kita, kondisi lingkungan, ketersediaan media adalah beberapa aspek yang perlu kita pertimbangkan untuk menetapkan pilihan. Pilihan itulah yang kita anggap optimal untuk saat itu.
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan identifikasi optimalisasi proses pembelajaran yang telah diringkas.

C.    Pembelajaran Remidi
1.       Pembelajaran Remidi
Pembelajaran remidi dilakukan setelah kita mengetahui siapa saja siswa yang gagal mencapai kompetensi, dimana letak dan sifat kesulitan yang mereka alami. Apakah kesulitan tersebut bersumber pada aspek fisik atau psikis, dari lingkungan, perangkat atau pengelolaan pembelajaran. Identifikasi semacam ini penting untuk mencari solusi pemecahannya.
Sebagai guru, kita dituntut untuk dapat mengetahui letak-letak dan sifatsifat kesulitan itu, mampu menemukan solusi, dan kemudian menjadi bagian dari solusi itu sendiri. Artinya, kita juga harus mampu melakukan perbaikan yang diperlukan.
Pembelajaran remidi bertujuan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran. Pembelajaran remidi sebenarnya merupakan kelanjutan dari pembelajaran biasa di kelas. Hanya saja siwa-siswa yang masuk dalam kelompok ini adalah siswa-siswa yang memerlukan pelajaran tambahan. Siswa-siswa yang dimaksud adalah siswa yang belum tuntas belajar. Biasanya, setiap sekolah telah menetapkan batas minimal ketuntasan belajar untuk masing-masing mata pelajaran yang mungkin berbeda dengan sekolah lain. Hal ini bergantung kepada tingkat kesulitan mata pelajaran dan tingkat kemampuan siswa-siswa di sekolah itu. Pada periode tertentu, skor minimal ini harus ditinjau kembali berdasarkan tingkat kemampuan rata-rata siswa di sekolah itu dan standar dari pemerintah. Skor minimal ketuntasan belajar untuk suatu mata pelajaran telah kita tetapkan terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, setiap siswa yang mendapatkan skor sama atau di atas skor minimal itu, maka siswa tersebut kita katakan tuntas dalam belajarnya. Ia tuntas pada kompetensi dasar tertentu pada mata pelajaran tertentu.
Faktor penyebab ketidaktuntasan belajar variatif. Mungkin berasal dari dalam diri siswa (fisik, psikis) atau dari luar diri siswa (lingkungan alam, lingkungan belajar, bahan pelajaran, dan kegiatan pembelajaran). Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sehingga mengakibatkan ketidaktuntasan dalam belajar pada umumnya beragam. Kesulitan-kesulitan dimaksud biasanya disebabkan oleh antara lain:
a)      Kemampuan mengingat kurang,
b)      Kurang dalam memotivasi diri,
c)      Lemah dalam memecahkan masalah,
d)     Kurang percaya diri,
e)      Sulit berkonstrasi pada belajarnya.
Pembelajaran remidi dimulai dari identifikasi kebutuhan siswa yang menjadi sasaran remidi. Kebutuhan siswa ini dapat diketahui dari analisis kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep-konsep tertentu. Berdasarkan analisis kesulitan belajar itu, kita memberikan remidi. Bantuan dapat diberikan kepada siswa berupa perbaikan metode mengajar, perbaikan modul, perbaikan LKS, menyederhanakan konsep, menjelaskan kembali konsep yang masih kabur, memperbaiki konsep yang disalah tafsirkan oleh siswa.

2.      Melaksanakan Pembelajaran Remidial
Pada dasarnya, pembelajaran remidi yang kita laksanakan hampir sama dengan pembelajaran reguler. Letak perbedaan antara keduanya adalah pada subjek pembelajaran dan konsep yang dipilih untuk disampaikan (dari analisis kebutuhan).
Tabel berikut mungkin akan memperjelas kita bagaimana perbedaan antara kedua pembelajaran itu.

Berikut adalah langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran remidi

Dalam melaksanakan pembelajaran remidi, ada beberapa model yang dapat digunakan bergantung pada kondisi sekolah. Model-model pembelajaran remidi yang dimaksud adalah :
a)      Pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah, dilaksanakan sebelum atau sesudah jam pelajaran sekolah dan digunakan untuk membantu kesulitan belajar terhadap beberapa subjek materi pembelajaran
b)      Pengambilan siswa tertentu, dilaksanakan dengan jalan mengambil beberapa siswa yang membutuhkan remidi dari kelas biasa (reguler) ke kelas remidial. Model ini biasanya hanya untuk topik-topik yang dianggap esensial sebagai fondasi pengetahuan lanjutan
c)      Penggunaan team pengajar, dilaksanakan dengan melibatkan beberapa guru (team). Team bekerjasama dalam menyiapkan bahan-bahan pelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang mengacu pada peningkatan efektifitas belajar.

Dari ketiga model pembelajaran remidi tersebut, model pertama dan kedua adalah model yang paling sering diterapkan. Model pertama tidak dipisahkan dari jam pembelajaran reguler. Pada model ini, pembelajaran remidi dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah jam pelajaran reguler. Model kedua dilaksanakan terpisah dari jam pembelajaran reguler. Pada model ini, pembelajaran remidi dilaksanakan di luar jam efektif, yaitu dengan membuat jadwal tersendiri.

Contoh hasil evaluasi pada siswa yang mengalami kesulitan belajarnya adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, kita melakukan pembelajaran remidi model kedua (pemisahan) terhadap 11 siswa yang belum mencapai standar kompetensi sebagaimana tersebut di atas. Sebelum melaksanakan pembelajaran remidi, kegiatan yang harus kita persiapkan terlebih dahulu adalah menyusun Rencana Pembelajaran Remidi.

Contoh garis besar rencana pembelajaran remidi untuk kesebelas siswa tersebut adalah sebagai berikut.



Rencana Pembelajaran Remidi
Jenjang Pendidikan     : Sekolah Dasar
Bidang Studi               : Matematika
Kelas/Semester            : IV/I
Alokasi Waktu            : 2 x 45 menit (1 pertemuan)

A.    Standar Kompetensi (tetap)

B.     Kompetensi Dasar (tetap)

C.    Indikator
·         Menuliskan proses penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
·         Memecahkan masalah yang melibatkan penjumlahan bilangan bulat positif atau negatif

A.    Materi Pembelajaran :
·         Penjumlahan bilangan bulat positif dan negative
·         Penjumlahan bilangan bulat negatif dan negatif

B.     Pengetahuan prasyarat (tetap)

C.    Media Pembelajaran
Media yang lain tetap, tetapi ada beberapa perbaikan kalimat dan menghilangkan beberapa soal pada LKS 1 dan penyederhanaan pada LKS 2.

D.    Strategi Pembelajaran : (tetap)

E.     Metode : (tetap)


F.     Ringkasan Materi, Soal Latihan, dan Kuis
Materi yang disampaikan menekankan pada konsep-konsep yang belum dikuasai secara baik oleh siswa. (tidak mengulang pembelajaran regular sebelumnya).

G.    Kegiatan Pembelajaran
Sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan sebelumnya (reguler), hanya ada perubahan pada lembar tugas yang dibahas. Mulai dari kesulitan yang dialami siswa (standar kompetensi yang belum dikuasai, gaya belajar siswa, tingkat kemampuan intelektualnya, dan pengetahuan prasyaratnya).
Menyelesaikan LKS 1 (yang baru) dan LKS 2 (yang baru). Materi pembelajaran yang disiapkan hendaknya disesuaikan dengan kesulitan siswa dan gaya belajarnya.

H.    Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa. Bila standar kompetensi tercapai, pembelajaran dapat dilanjutkan ke topic berikutnya. Bila standar kompetensi belum tercapai, perlu diadakan adaptasi dan/atau perubahan pendekatan dalam pembelajaran.
Soal Latihan (tetap)
Kuis (tetap)

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Pembelajaran remidi bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sehingga mengakibatkan ketidaktuntasan dalam belajar pada umumnya beragam. Kesulitan-kesulitan dimaksud biasanya disebabkan antara lain karena:
·         Kemampuan mengingat kurang,
·         Kurang dalam memotivasi diri,
·         Lemah dalam memecahkan masalah,
·         Kurang percaya diri,
·         Sulit berkonsentrasi pada belajarnya.
2.      Pada pembelajaran reguler, semua siswa mengikuti pembelajaran tersebut. Materi yang diajarkan adalah materi/topic bahasan yang tertera pada rencana pembelajaran. Sedangkan pada pembelajaran remidi, siswa yang mengikutinya adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar (belum tuntas belajar). Materi yang disampaikan adalah materi terpilih sesuai hasil analisis kebutuhan siswa.
3.      Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pembelajaran remidi adalah: 1) melakukan analisis kebutuhan, 2) merancang pembelajaran, 3) mengkonstruksi/ menyiapkan perangkat pembelajaran, 4) melaksanakan pembelajaran, 5) melakukan penilaian.
4.      Sedangkan beberapa model pembelajaran remidi yang dapat dilakukan adalah: a) Pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah, b) pengambilan siswa tertentu, dan c) penggunaan team pengajar.

B.     SARAN
Sebagai seorang guru, berikanlah yang terbaik bagi peserta didiknya karena itu sudah merupakan tanggung jawab. Untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal, maka disusunlah rencana pembelajaran agar tujuan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Jalankan rencana pembelajaran dengan sepenuh hati. Semua peserta didik berhak mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran.Untuk memenuhi ketuntasan nilai siswa yang khusus (nilai di bawah standar), maka diadakanlah pembelajaran remidi.


DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudiyono. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Balitbang Depdiknas. (2006). Model Penilaian Kelas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/ MI. Jakarta: Puskur, Depdiknas.

Balitbang Depdiknas. (2004). Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Puskur, Depdiknas.

David W. Johnson. (2002). Meaningful Assessment A Manageable and Cooperative Process.

USA: Allyn and Bacon Headington, Rita. (2000). Monitoring, Assessment, Recording, Reporting and Accountability Meeting the Standards. London: David Pulton.

Mariana, Made Alit. (2003). Pembelajaran Remidial. BA-PGB-09. Depdiknas.

Winarno, dan R. Eko Djuniarto. (2003). Perencanaan Pembelajaran. BA-PGB. Depdiknas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar