BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk
dapat mengkaji dan menyusun proposal penelitian diperlukan pemahamanyang
memadai berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan PTK. Oleh sebab
itu,bilamana Anda merasa belum begitu memahami dengan baik unit
sebelumnya,disarankan agar Anda mencermati kembali atau berdiskusi dengan
rekan-rekan Andasehingga pemahaman Anda lebih mendalam.
Sesuai
dengan judul unit ini, maka pembahasan yang lebih rinci dijabarkan ke dalam dua
subunit yang saling terkait, yaitu langkah-langkah penyusunan proposal dan
mempersiapkan pelaksanaan PTK. Melalui pembahasan, latihan-latihan, diskusi
yang dilakukan serta menyelesaikan tes formatif yang disediakan Anda diharapkan
memiliki kompetensi dalam menyusun proposal dan melaksanakan PTK sesuai dengan
langkah-langkah atau prosedur yang benar. Untuk mendukung pencapaian kompetensi
tersebut, maka materi dalam unit ini meliputi:
1. Menyiapkan Proposal PTK.
2.
Mempersiapkan dan Melaksanakan PTK.
1.2
Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang :
1.
Menyiapkan
proposal PTK.
2.
Mempersiapkan
dan melaksanakan PTK
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1.
Menjelaskan dalam mempersiapkan proposal.
2.
Menjelaskan persiapan dan pelaksanaan PTK.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan dapat
membantu kita dalam mempersiapkan proposal.
2. Memberikan
pengetahuan persiapan dan pelaksanaan PTK.
1.5 Metode Penulisan
Penulisan
makalah ini menggunakan metode pustaka dan media elektronik.
BAB II
ISI
MEMPERSIAPKAN PROPOSAL PTK
A.
Memahami Proposal PTK
Usulan penelitian atau proposal
penelitian bisa berfungsi sebagai rencana pelaksanaan penelitian, alat
komunikasi antara peneliti dengan konsultan atau dengan penyandang dana, maupun
dengan anggota peneliti (Moenhilabib,1991:1)
Secara umum proposal penelitian
menguraikan tentang masalah penelitian, bagaimana penelitian itu akan dilaksanakan, serta
mengapa penelitian itu perlu dilakukan (Wiersma, 1980: 290). Di dalam PTK,
langkah-langkah pokok itu merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkelanjutan, mulai dari perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), refleksi (reflecting), perbaikan rencana
(revised plan dan kembali lagi melaksanakan tindakan, pengamatan,
refleksi dan seterusnya yang merupakan suatu siklus (McNiff, 1988: 27).
Proposal PTK bisa bersifat formal,
semi formal dan bisa juga bersifat tidak resmi atau informal. Proposal yang
bersifat resmi adalah proposal yang disusun oleh peneliti biasanya bertujuan
untuk mendapatkan dukungan dana atau diminta oleh pihak tertentu. Untuk
keperluan ini biasanya pihak penyandang dana sudah memberikan rambu-rambu
format proposal yang harus diikuti, kriteria penilaian, jumlah dana yang
disediakan, rentang waktu, bahkan kadang-kadang juga diatur hal-hal yangsangat
teknis, seperti warna cover, jumlah halaman, jenis dan ukuran serta hal-hal
lain yang mereka anggap perlu.
Proposal semi formal adalah
proposal yang disusun oleh peneliti untuk keperluan terbatas dalam ruang
lingkup tertentu, misalnya ruang lingkup jurusan atau fakultas untuk perguruan
tinggi, atau sekolah. Proposal ini prinsipnya juga dikembangkan berdasarkan
rambu-rambu yang telah dipahami peneliti, atau rambu-rambu yang disusun sendiri
oleh lingkungan tersebut, akan tetapi tidak terlalu ketat dengan aturan-aturan
sebagaimana proposal formal.
Tujuan penyusunan proposal ini
juga bersifat terbatas untuk lingkungan tersebut, dan kadang-kadang juga
berkaitan dengan perolehan dana untuk mendukung kegiatan yang diusulkan.
Sedangkan proposal yang digolongkan tidak formal atau tidak resmi adalah
proposal yang disusun sebagai kerangka acuan untuk keperluan peneliti sendiri,
tidak terkait dengan perolehan dana dan sifatnya tidak terlalu kaku.
Bagi guru yang melaksanakan PTK,
proposal yang disusun cenderung lebih pada proposal yang tidak formal, karena
dipersiapkan untuk keperluan dirinya sendiri dalam upaya mendukung perbaikan
kinerja pembelajaran yang dikelolanya. Namun dimungkinkan juga guru-guru pada
waktu tertentu terlibat di dalam penyusunan proposal penelitian yang formal
terutama jika ada tawaran dari pihak luar untuk melaksanakan PTK disertai
kesediaan pemberian dukungan dana.
Meskipun proposal yang disusun
guru lebih bersifat tidak formal, tidak berarti penyusunannya tanpa
rambu-rambu. Baik proposal formal, semi formal maupun tidak formal formatnya
relatif sama. Aspek-aspek yang terdapat di dalam proposal tersebut secara
prinsip tidak terlalu banyak berbeda
Mungkin melalui berbagai sumber
bacaan, Anda menjumpai format yang berbeda tentang proposal PTK. Jika menemui
hal seperti itu Anda tidak perlu merasa bingung, sebab perbedaan-perbedaan
tersebut sangat dimungkinkan terjadi dan tidak dilarang untuk dikaji dan
diikuti. Yang penting Anda memahami setiap bagian yang Anda kaji tersebut.
Berikut ini disajikan kerangka untuk penulisan proposal penelitian dan berisi
langkah-langkah yang akan dikembangkan di dalam penelitian.
B.
Bagian-bagian Proposal Penelitian
Pada umumnya proposal penelitian
meliputi beberapa bagian pokok. Berikut ini kita uraikan beberapa bagian pokok
tersebut beserta sub-sub bagiannya.
1)
Halaman-halaman
pengantar
Bagian
ini paling tidak terdiri dari dua halaman, yaitu halaman judul danhalaman
pengesahan. Halaman judul memuat judul penelian, nama penyusunproposal dan
instansinya. Sedangkan halaman pengesahan berisi:
·
Judul dan bidang
ilmu/studi
·
Nama lengkap ketua
tim/peneliti dengan gelar, pangkat & golongan, NIP, dan asal lembaga.
·
Lokasi penelitian
·
Lama penelitian
·
Biaya penelitian yang
diusulkan
·
Sumber pendanaan
·
Tempat dan tanggal pembuatan
proposal
·
Tanda tangan ketua
tim/peneliti
·
Tanda tangan kepala
lembaga asal peneliti (SD/SMP/SMA/SMK)
2)
Halaman-halaman Isi
a)
Judul Penelitian
Judul
PTK dinyatakan dengan jelas dan mencerminkan tujuan, yaitumengandung maksud,
kegiatan atau tindakan dan penyelesaian masalah. Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah dalam Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP (2001)
mengemukakan bahwa judul PTK hendaknya,
1.
mencerminkan masalah,
2.
mencerminkan tindakan
sebagai upaya pemecahan
3.
singkat,
4.
mudah dipahami
Berikut ini merupakan beberapa contoh judul PTK,
seperti:
·
Bimbingan Kelompok
dalam Penyelesaian Soal Latihan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
·
Model Pembelajaran CTL
untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Pembelajaran IPS Kelas V Sekolah Dasar
·
Upaya Meningkatkan
Kemampuan Bekerjasama Antar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif.
·
Meningkatkan Minat
Belajar Biologi melalui Model Pembelajaran Team Game Tournament
b)
Latar Belakang Masalah
Berisi uraian
mengenai fakta-fakta yang mendukung yang berasal dari pengalaman guru,
alasan-alasan Anda memilih masalah ini untuk dikembangkan melalui PTK,
manfaatnya apabila diteliti, argumentasi teoritis mengenai tindakan yang akan
dilakukan. Untuk itu perlu didukung oleh kajian literatur atau hasil penelitian
yang relevan yang pernah dilakukan baik oleh Anda sendiri maupun orang lain.
3) Permasalahan
Permasalahan
adalah adanya kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan kenyataan
yang terjadi. Sebagai guru, Anda merasakan adanya masalah dalam melakukan
kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dan masalah tersebut sangat mengganggu,
sehingga perlu diambil tindakan untuk mengatasinya. Masalah tersebut perlu Anda
nyatakan secara jelas dan selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Perumusan
masalah dapat menggunakan dua bentuk, yaitu dalam bentuk kalimat pernyataan dan
dalam bentuk kalimat tanya.
Contoh rumusan masalah dalam
bentuk kalimat pernyataan.
a. Kemampuan
siswa mengerjakan latihan soal matematika rendah.
b. Metode
pembelajaran yang dipergunakan guru tidak dapat mendorong motivasi belajar
siswa.
c. Kemampuan
siswa menyusun kalimat rendah, sehingga mereka kesulitan dalam menyusun
karangan.
d. Siswa-siswa
kurang memiliki keberanian mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pendapat
dalam pembelajaran IPS.
e. Guru
kurang mampu mendorong keterlibatan siswa di dalam mengungkapkan contoh-contoh
nyata dan menyimpulkan pelajaran.
Selain dalam
bentuk kalimat pernyataan, rumusan masalah juga dapat dilakukan dalam bentuk
kalimat tanya seperti contoh berikut.
a. Apa
saja bentuk kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal-soallatihan
yang tersedia pada LKS?
b. Bagaimana
guru mengembangkan metode pembelajaran bervariasi?
c. Faktor-faktor
apa saja yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pelaksanaan diskusi
kelompok?
d. Apakah
melalui peningkatan intensitas bimbingan penyusunan kalimat kemampuan siswa
dalam menyusun karangan akan semakin baik?
4)
Cara pemecahan
masalah
Untuk menemukan cara pemecahan
masalah, Anda dapat melakukannya dengan mengacu pada pengalaman Anda selama
ini, pengalaman teman Anda, mencari dalam buku literatur dan hasil penelitian,
serta melakukan konsultasi dan berdiskusi dengan teman sejawat atau para pakar.
Cara pemecahan yang Andatentukan atau Anda pilih harus benar-benar “applicable”,
yaitu benar-benar dapat dan mungkin Anda laksanakan dalam proses pembelajaran
dengan memperhatikan beberapa unsur yang terkait langsung dengan kegiatan
pembelajaran di tempat Anda bertugas.
Sebagai contoh,
Anda mengangkat permasalahan pelaksanaan bimbingan belajar kelompok untuk
meningkatkan pemahaman siswa di dalam mengerjakan latihan soal IPA. Melalui judul yang Anda rumuskan sudah
terlihat dengan jelas bahwa tindakan yang Anda lakukan untuk meningkatkan
kemampuan penyelesaian latihan soal IPA adalah denganmemberikan bimbingan
kelompok. Berkaitan dengan tindakan tersebut, maka pada bagian ini Anda perlu
uraikan secara singkat dalam bentuk naratif bagaimana Anda memecahkan masalah
dengan bimbingan kelompok tersebut. Sekali lagi pada bagian ini tahapan
kegiatan dari bimbigan kelompok tersebut tidak perlu Anda uraikan secara rinci
karena akan dipaparkan pada bagian lain dari proposal Anda, yaitu pada bagian
perencanaan dan implementasi kegiatan.
5)
Tujuan dan
manfaatPTK
Tujuan
dirumuskan berangkat dari masalah dan cara pemecahan masalah yang telah Anda
rumuskan sebelumnya. Tujuan juga dirumuskan secara objektif dan sesuai dengan
ruang lingkup penelitian. Rumusan PTK Anda tentu saja harus menggambarkan hasil
yang akan Anda capai melalui PTK yang akan dilakukan. Apakah tujuan PTK Anda
untuk meningkatkanprestasi belajar siswa, atau agar siswa aktif berinteraksi
dalam diskusi, atau agar siswa Anda memiliki kemampuan untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat, atau agar siswa terampil dalam menggunakan rumus dan
seterusnya. Rumusan tujuan yang bersifat umum dapat Anda jabarkan menjadi
tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Sebagai contoh, Anda mengembangkan masalah
PTK yang berkaitan dengan penggunaan diskusi kelompok kecil untuk
meningkatkankemampuan penyelesaian latihan soal IPA. Anda dapat merumuskan
tujuan yang bersifat umum: “Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan latihan soal IPA”. Tujuan yang bersifat
umum tersebut akan lebih baik jika dijabarkan menjadi beberapa tujuan yang
lebih spesifik, misalnya:
Ø Untuk
mengetahui cara pengaturan diskusi kelompok.
Ø Untuk
mengetahui keterlibatan siswa di dalam pelaksanaan diskusi kelompok.
Ø Untuk
mengetahui apa peran guru di dalam pelaksanaan diskusi kelompok.
Ø Untuk
mengetahui cara kelompok mengkomunikasikan kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi dalam penyelesaian latihan.
Ø Untuk
mengetahui cara guru melaksanakan bimbingan kelompok.
Ø Untuk
mengetahui hasil latihan yang dicapai oleh kelompok dan masing-masing siswa.
Penjabaran tujuan tersebut bermanfaat
sebagai arah kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan tindakan, sekaligus
sebagai kendali dalam menilai terjadi tidaknya peristiwa dan perubahan yang
diharapkan. Selain perumusan tujuan, Anda juga perlu menuliskan manfaat dari
PTK yang Anda lakukan. Manfat ini dapat merupakan sesuatu yang terjadi dari
kegiatan yang Anda lakukan, atau berupa nilai tambah atau dampak pengiring
terhadap kemampuan siswa.Misalnya untuk memperbaiki metode pembelajaran guru,
meningkatkan kemampuan bekerjasama antara siswa, untuk meningkatkan iklim
pembelajaran yang kondusif dan sebagainya.
6)
Kerangka teori
dan hipotesis
Kerangka teori atau kajian pustaka,
berisi kajian teori yang relevan yang mendasari penelitian. Teori-teori yang
dikaji merupakan teori-teori yang sudah mapan atau yang telah banyak diterima
dan dipergunakan di bidangnya. Dalam kajian teori ini diutamakan teori-teori
yang mutakhir dan relevan dengan masalah yang diteliti.
Kajian teori juga sangat berguna untuk
memperkokoh keyakinan Anda terhadap tindakan perbaikan yang Anda pilih. Oleh
sebab itu kajian teori dalam berbagai bentuk proposal penelitian selalu
diletakkan sebelum perumusan hipotesis. Maksudnya adalah agar hipotesis yang
kita rumuskan memiliki dasar pemikiran yang dapat dipertanggungjawabkan baik
secara teoritis maupun empiris.
Jadi kerangka yang dibuat berdasarkan
teori ini menjadi dasardi dalam perumusan hipotesis tindakan. Hipotesis berisi
pernyataan yang diupayakan untuk menjawab permasalahan. Dengan kata lain
hipotesis juga dapat dikatakan sebagai pernyataan tindakan yang diduga dapat
mengatasi masalah yang dihadapi guru.
7)
Rancangan dan
Metodologi Penelitian
a. Penataan penelitian
Pada bagian ini
dijelaskan di mana penelitian dilaksanakan, di kelas berapa, dalam mata
pelajaran apa, jam keberapa. Perlu pula dijelaskan beberapa karakteristik yang
berkaitan dengan kelas yang Anda teliti terutama berkaitan dengan jumlah siswa,
komposisi pria dan wanita, kapasitas tempat duduk, tingkat kemampuan kelas dan
kriteria lain yang dianggap perlu oleh guru.
b. Aspek-aspek yang
diselidiki
Uraikan secara
jelas aspek-aspek apa yang menjadi fokus penelitian Anda. Aspek tersebut sangat
tergantung dari masalah dan tujuan penelitian yang telah Anda rumuskan
sebelumnya. Jika kita mengambil contoh dari rumusan tujuan penelitian
sebagaimana dipaparkan di atas, maka aspek-aspek yang akan Anda kaji meliputi.
-
Cara pengaturan
diskusi kelompok
-
Bentuk dan intensitas
keterlibatan siswa di dalam pelaksanaan diskusi kelompok
-
Bentuk nyata peran
guru di dalam pelaksanaan diskusi kelompok.
-
Cara-cara yang
dilakukan kelompok untuk mengkomunikasikan kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi dalam penyelesaian latihan.
-
Cara guru melaksanakan
bimbingan kelompok
-
Hasil yang dicapai
oleh kelompok dan masing-masing siswa dalam mengerjakan latihan.
Anda
juga dapat mengelompokkan aspek-aspek yang Anda kaji ke dalam tiga komponen
kegiatan pokok, yaitu berkenaan dengan input, proses dan output. Yang
terpenting adalah dengan cara yang Anda lakukan dalam perumusan aspek yang diteliti
ini tindakan yang akan Anda lakukan menjadi jelas, demikian pula proses
pengumpulan data menjadi lebih terarah.
c.
Langkah-langkah
kegiatan
Pada bagian ini
perlu dipaparkan secara spesifik langkah-langkah kegiatan yang Anda lakukan
dalam proses pelaksanaan PTK. Hal-hal pokok yang perlu dijelaskan berkenaan
dengan:
-
Persiapan
Jelaskan bagaimana penyusunan
skenario tindakan, metode yang dipergunakan, alat bantu yang dipergunakan baik
di dalam pelaksanaan pembelajaran maupun untuk mendukung pengumpulan data, dan
teknik evaluasi yang dipergunakan.
-
Implementasi tindakan
Uraikan secara jelas bagaimana
Anda melaksanakan scenario pembelajaran yang telah Anda susun sebelumnya. Dalam
masing-masing siklus penelitian perlu dijelaskan apa kegiatan yang Anda lakukan
dan apa peran yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana mereka melakukannya. Akan
lebih baik jika Anda mencantumkan secara spesifik waktu yang dipergunakan untuk
melaksanakan masingmasing langkah kegiatan pembelajaran, dan berapa kali
pertemuanuntuk satu siklus penelitian Anda. Perlu diingat kembali bahwa sebagai
pelaksana PTK, Anda melakukan dua kegiatan secara bersamaan, yaitu melakukan
tindakan perbaikan dan melakukan pengumpulan data dalam satu skenario untuk
pembelajaran. Karena itu perlu diperhatikan secaracermat waktu yang disediakan.
-
Pengumpulan data
Uraikan dengan jelas jenis data
yang Anda kumpulkan dan bagaimana cara pengumpulannya. Seperti sebelumnya telah
kita bahas bersama bahwa pengumpulan data di dalam PTK lebih menitikberatkan
pada penggunaan teknik observasi. Karena itu perlu dijelaskan bagaimana
observasi itu Anda laksanakan, apakah menggunakan format yang telah Anda
siapkan atau menggunakan catatan lapangan. Bilamana pengumpulan data juga
menggunakan teknik studi dokumenter dan wawancara, perlu Anda jelaskan
bagaimana kegiatan itu dilaksanakan.
-
Analisis dan refleksi
Memuat uraian tentang bagaimana
prosedur yang Anda gunakan di dalam menganalisis data, kriteria apa yang
dipergunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan
sehingga Anda dapat menentukan sejauhmana diperlukan perbaikan untuk
melanjutkan penelitian Anda pada siklus berikutnya.
8)
Tim Peneliti
Pada umumnya
penelitian formal dilaksanakan oleh satu tim yang di dalamnya terdiri dari
beberapa orang yang berasal dari bidang ilmu yang sama atau berbeda. Jika
penelitian dilakukan oleh tim maka cantumkan nama-nama peneliti secara lengkap
beserta uraian tugas masing-masing.
8)
Jadwal Penelitian
Cantumkan
secara spesifik skedul pelaksanaan penelitian Anda mulai dari penyusunan
rencana awal sampai pada penyusunan laporan. Jika diperlukan, cantumkan pula
rencana diseminasi hasil-hasil penelitian Anda. Pada umumnya jadwal penelitian
disajikan dalam bentuk tabel atau matrik.
10) Rencana Anggaran
Rencana anggaran
adalah uraian yang rinci berkaitan dengan biaya yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan penelitian. Di dalam proposal penelitian, biasanya
pendanaan meliputi beberapa komponen kegiatan, yang meliputi kegiatan
persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan.
-
Kegiatan persiapan,
misalnya melakukan pertemuan awal, melakukan koordinasi, mengurus izin
penelitian, menyusun proposal, menyiapkan instrumen, dan pembahasan instrumen.
-
Kegiatan pelaksanaan
meliputi persiapan di lokasi penelitian, pengumpulan data, analisis
temuan-temuan di lapangan, melakukan refleksi, menyusun rencana perbaikan dan
seterusnya.
-
Menyusun laporan
meliputi aspek-aspek kegiatan, penyiapan format analisis data, melakukan
analisis data, penyusunan draft laporan, pembahasan laporan, seminar,
penggandaan dan penjilidan, pengiriman/pendistribusian laporan. Jika diperlukan
cantumkan biaya untuk desiminasi hasil-hasil penelitian.
Di
samping sistematika proposal yang dipaparkan di atas, mungkin Anda menemukan
format yang berbeda. Keadaan seperti ini merupakan hal yang tidak perlu
dipermasalahkan. Yang terpenting Anda memahami bagian-bagian yang dipaparkan
tersebut. Sebagai contoh sistematika proposal yang dimuat dalam Buletin Pelangi
Pendidikan yang berada di bawah naungan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
(2004) sebagaimana diuraikan berikut.
Sistematika Proposal CAR (Classroum
Action Research) memuat:
1.
Judul
2. Pendahuluan
a. Deskripsi
masalah
b. Rumusan
masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
hasil penelitian
3. Kajian
Pustaka dan Rencana Tindakan
4. Metode
Penelitian
a. Seting
penelitian
b. Persiapan
penelitian
c. Siklus
penelitian
d. Pembuatan
instrument
e. Analisis
dan refleksi
5. Jadwal
Penelitian
6. Rencana
Anggaran Biaya
7. Daftar
Pustaka
8. Curriculum
Vitae Peneliti
Meskipun
ada beberapa perbedaan format proposal yang kita tampilkan pada contoh kedua,
namun hakikatnya tidak ada perbedaan yang sangat mendasar. Pelajari kembali
format dan aspek-aspek kegiatan yang ada dalam format tersebut. Lakukanlah
latihan secara bertahap untuk menyusun proposal PTK ini.
C.
Rambu-rambu Penilaian Proposal
Penilaian kelayakan proposal pada umumnya diterapkan bagi
proposal penelitian yang disusun untuk memperoleh dukungan biaya dari
lembaga-lembaga yang tertentu. Penilaian kelayakan proposal mengacu pada kriteria
yang telah ditentukan. Kriteria penilaian tersebut memuat aspek-aspek yang
dinilai serta bobot penilaiannya yang menjadi kerangka acuan bagi para penilai
proposal dalam menentukan tingkat kelayakan suatu proposal.
Bagi penyusun proposal, adanya kriteria yang diberitahukan
secara terbuka ini bermanfaat sehingga para calonpengusul proposal penelitian
mengetahui atau paling tidak mendapat gambaran apa yang menjadi sasaran
penilaian proposal yang diajukannya. Kriteria penilaian ini biasanya bersifat
terbuka untuk diketahui semua pengusul proposal dan dikirimkan bersamaan dengan
panduan penyusunan proposal. Pada bagian ini akan disajikan salah satu contoh
format penilaian yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi melalui
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat dalam buku Panduan
Penelitian (Wihardit, 2004: 3.8. Berikut ini adalah contoh format
penilaian proposal PTK.
Tabel 7.1
Contoh Format Penilaian PTK
|
NO
|
|
Bobot Nilai
|
Nilai
|
Komentar/saran
|
|
1
|
Permasalahan
-
Berasal dari guru
-
Mengenai proses pembelajaran
|
10
10
|
|
|
|
2
|
Tujuan
-
Ada unsur upaya perbaikan
-
Relevan dengan masalah
-
Ketepatan rumusan
|
10
10
10
|
|
|
|
3
|
Manfaat
-
Bagi proses pembelajaran
|
10
|
|
|
|
4
|
Pemecahan
-
Relevansi dengan masalah
-
Mungkin/dapat dilaksanakan
|
10
10
|
|
|
|
5
|
Prosedur PTK
-
Langkah-langkahnya
-
Ketepatan tindakan
|
5
5
|
|
|
|
6
|
Kelayakan biaya
|
5
|
|
|
|
7
|
Kelayakan waktu
|
5
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
Penolakan terhadap proposal yang diajukan untuk mendapatkan
dana biasanya disebabkan beberapa aspek yang dinilai belum mencapai standar
penilaian yang ditentukan. Untuk itu kepada para penyusun proposal biasanya
diberi penjelasan aspek mana yang masih lemah sehingga para pengusul dapat
mengetahui dan memahami keputusan para penilai proposal tersebut. Sebagai
contoh berikut ini dipaparkan hasil-hasil penilaian proposal penelitian yang
dipaparkan melalui workshop Pengembangan penelitian tindakan (Action
Research) tahun 2001. Dalam workshop ini telah dipresentasikan 12 proposal action
research tahun 2001 oleh guru-guru mata pelajaran (masing-masing mata
pelajaran 2 proposal). Berdasarkan hasil diskusi tersebut, ditemukan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Separoh
(50%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan,
judul penelitiannya masih terlalu umum dan latar belakang penelitiannya tidak
disertai data pendukung.
2. Hampir separuh (41,75%) dari jumlah proposal
penelitian action research yang dipresentasikan, tujuan penelitiannya
belum dirumuskan dengan jelas.
3. Separuh
(50%) dari jumlah proposal penelitian action research yang
dipresentasikan, masih belum konsisten antara judul, tujuan, masalah, dan
tindakan penelitian yang akan dilakukannya.
4. Hampir
separuh (41,75%) dari jumlah proposal penelitian action research yang
dipresentasikan, hipotesis tindakannya belum diuraikan dengan jelas.
5. Separuh
(50%) dari jumlah proposal penelitian action research yang
dipresentasikan, langkah-langkah dalam kegiatan aksinya masih belum disusun
secara sistematis.
6. Seperempat
(25%) dari jumlah proposal penelitian action research yang
dipresentasikan, instrumennya masih belum jelas.
Seperempat
(25%) dari jumlah proposal penelitian action research yang
dipresentasikan, cara penulisan proposalnya masih belum sistematis.
Persiapan dan
Pelaksanaan PTK
A.
Persiapan Pelaksanaan PTK
Setelah Anda meyakini bahwa hipotesis tindakan yang
dirumuskan sudah dianggap layak dengan memperhitungkan berbagai aspek
sebagaimana telah kita bahas pada bagian terdahulu, maka selanjutnya Anda jabarkan
dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata dalam pembelajaran di kelas. Sebagai
contoh, bilamana Anda telah menentukan bahwa masalah yang akan dikaji adalah
peningkatan motivasi siswa dalam pelajaran IPA, dengan melakukan tindakan
perbaikan yaitumelibatkan siswa untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata dan
menyimpulkan pelajaran sebagaimana contoh rumusan hipotesis 1 yang kita
paparkan pada bagian sebelumnya, maka Anda perlu menetapkan secara konkrit
tindakan pembelajaran yang akan Anda lakukan. Berikut ini adalah contoh
tindakan-tindakan pembelajaran yang harus dilakukan guru terkait dengan
hipotesis tindakan yang telah dirumuskan di atas:
1. Guru
akan memperkaya penjelasan materi pelajaran dengan memperbanyak pemberian
contoh nyata.
2. Guru akan memperkecil peran dalam pembuatan
contoh-contoh untuk memperjelas materi pelajaran, kecuali memang sangat
diperlukan.
3. Peran
siswa didorong seoptimal mungkin untuk mengungkapkan contoh-contoh yang
diperlukan.
4. Setiap akan mengakhiri pelajaran, siswa
diminta untuk menyimpulkan sendiri materi pokok yang telah disampaikan.
5. Dalam
penyimpulan materi pelajaran ini sepenuhnya ditugaskan kepada siswa. Guru hanya
memberikan stressing (penekanan) untuk hal-hal yang sangat diperlukan.
6. Guru akan mencermati perubahan dan peningkatan
motivasi belajar siswa. Jika guru telah menyusun garis besar tindakan
pembelajaran yang akan dilakukan, maka selanjutnya guru melakukan
langkah-langkah kegiatan yang sekaligus memberikan ciri bagi guru yang
melaksanakan PTK.
a.
Membuat rencana
pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan
Membuat rencana pembelajaran atau
persiapan mengajar merupakan bagian darirangkaian tugas utama guru. Dalam
proses pembelajaran sehari-hari guru diharuskan membuat rencana pembelajaran
sebagai acuan di dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Lazimnya
kegiatan guru mengajar (ketika tidak mengembangkan PTK), mempersiapkan rencana
pembelajaran tentu juga dibuat oleh setiap guru yang melaksanakan PTK. Hanya
saja bagi guru yang melaksanakan PTK selain membuat persiapan mengajar yang di
dalamnya menguraikan beberapa komponen kegiatan yang biasa ia buat, juga harus
mencantumkan secara eksplisit langkah-langkah kegiatan PTK dan tindakantindakan
yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran sebagaimana telah dipersiapkan
sebelumnya.
Dalam persiapan pembelajaran
tersebut secara jelas harus tergambar apa yang dilakukan guru dan apa yang
harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jika kita
mencermati kembali contoh
tindakan yang harus dipersiapkan guru di dalam upaya
mendorong motivasi siswa yaitu dengan melibatkan siswa membuat contoh-contoh
nyata berkaitan dengan materi pelajaran serta melibatkan siswa di dalam membuat
kesimpulan materi pelajaran, maka tindakan guru ini harus tertuang secara jelas
dan spesifik di dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan cara seperti ini maka dari
komponen persiapan mengajar sudah nyata perbedaan guru yang melaksanakan
kegiatanpembelajaran saja (tidak melaksanakan PTK) dengan guru yang melaksanakan
PTK dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.
b.
Merumuskan
Tujuan Instruksional Umum dan Khusus
Anda telah memahami, semua langkah dan tindakan yang
dilakukan guru selamaproses pembelajaran harus terlihat secara nyata dalam
persiapan mengajar guru. Karena ada langkah-langkah tertentu yang dilakukan
guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengumpulan data yang
berbeda dengan guru yang tidak melaksanakan PTK, maka dalam tujuan pembelajaran
terutama berkenaan dengan rumusan tujuan khusus juga harus dirumuskan secara
jelas. Karena itu dalam satuan pelajaran, guru yang melaksanakan PTK perlu
menambahkan tujuan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh guru melalui
tindakan perbaikan yang dilakukan. Tujuan tambahan tersebut dijabarkan dari
fokus pembelajaran yang akan dijadikan sasaran PTK untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik yang diharapkan.
c.
Merumuskan
indikator keberhasilan
Sebagaimana telah kita bahas
sebelumnya, bahwa bagi guru yang melaksanakan PTK, perubahan-perubahan atau peningkatan
yang terjadi dalam proses pembelajaran harus diamati, sehingga guru dapat
menilai apakah tindakan yang dilakukannya mencapai peningkatan ataupun tidak.
Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut guru harus menetapkan
indikator yang dapat dipahami secara mudah oleh guru sendiri.
Penetapan indikator keberhasilan
inisepenuhnya menjadi otonomi guru karena guru lebih banyak mengetahui kondisi
siswa maupun kondisi lainnya yang mungkin dapat memberikan pengaruh terhadap
tindakan yang dilakukan serta hasil yang dicapai.
Sebagai contoh, seorang guru
Bahasa Indonesia ingin meningkatkan kemampuan mengarang pada siswa-siswanya.
Tindakan yang dilakukannya adalah dengan meningkatkan frekuensi latihan
penyusunan kalimat secara sistematis. Harapan guru tersebutadalah bilamana
siswa semakin terlatih di dalam menyusun kalimat, maka akan semakin mempermudah
menyusun karangan. Hal ini didasari penilaiannya selama ini dimana kesulitan
siswa di dalam menyusun karangan lebih banyak disebabkan miskinnya suku kata
dan rendahnya kemampuan siswa dalam menyusun kalimat.
Berkaitan dengan penelitiannya
ini, guru harus merumuskan indikator keberhasilan peningkatan kemampuan siswa.
Pada tahap-tahap awal,mungkin guru menjadikan perubahan kemampuan siswa dalam
latihan-latihan penyusunan kalimat sebagai dasar menilai adanya perubahan.
Setelah beberapa kali latihan penyusunan kalimat, guru mengarahkan perhatiannya
pada kemampuan menyusun karangan. Dalam keadaan ini berarti pada tahap awal
guru menggunakan indikator keberhasilan dari perubahan kemampuan siswa dalam
menyusun kalimat. Setelah beberapa waktu selanjutnya indicatorperubahan
kemampuan siswa dinilai dari kemampuan menyusun karangan. Perubahan atau
peningkatan kemampuan menyusun karangan juga tentunya melalui tahapan-tahapannya.
Oleh sebab itu guru harus cermat mengkaji tahapan perubahan itu sebagai
kerangka pikir untuk merumuskan indikator keberhasilan.
d.
Memilih Bahan
Ajar
Guru yang melaksanakan PTK mungkin
harus memilih dan mempersiapkan bahan ajar yang disesuaikan dengan fokus
penelitian yang dikembangkannya. Kesesuaian bahan ajar dengan tujuan yang ingin
dicapai merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan perubahan ke
arah perbaikan proses pembelajaran yang diharapkan melalui tindakan yang
dilakukan guru.
Dalam melaksanakan PTK, bahan ajar
yang dipergunakan guru mungkin lebih bervariasi karena perubahan yang ia
harapkan dari tindakan perbaikan yang dilakukanmenuntut tersedianya bahan ajar
yang lebih bervariasi. Kesiapan guru dalam mempersiapkan bahan ajar perlu
dilakukan dengan baik agar ketika melaksanakan tindakan perbaikan, guru tidak
menghadapi kendala-kendala yang berarti sehingga ia lebih dapat memfokuskan
pada tindakan-tindakan perbaikan yang telah dirancang dan melakukan pengumpulan
data.
e.
Memilih Metode
Metode yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran
merupakan salah satu komponen strategis di dalam pencapaian hasil belajar. Oleh
sebab itu kemampuan guru memilih metode yang tepat dan sesuai merupakan
kemampuan yang dipersyaratkan bagi setiap guru. Itulah sebabnya maka dalam PTK
banyak sekali tema-tema yang diangkat berkenaan dengan perbaikan metode
pembelajaran. Penelitian yang dilaksanakan oleh guru maupun oleh dosen LPTK
berkolaborasi dengan guru menjadikan metode pembelajaran sebagai tema sentral
yang tetap menarik untuk dikembangkan.
Pengkajian secara seksama tentang ketepatan memilih metode
pembelajaran merupakan keharusan untuk dilakukan guru. Terlebih bagi guru yang
melaksanakan PTK, seringkali metode yang terbaik yang sesuai dengan yang
dipikirkan oleh guru, tidak selalu terbaik bagi siswa. Oleh karena itu, guru
perlu mempersiapkan berbagai alternative metode pembelajaran untuk membicarakan
satu masalah/pokok bahasan/sub pokok bahasan/materi pelajaran.
f.
Memilih Alat
Bantu
Guru yang melaksanakan PTK memiliki kekhususan di dalam
penyiapan alat-alat bantu, karena di samping guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran sebagaimana lazimnya, guru juga sebagai peneliti. Dalam
kedudukannya sebagai peneliti, guru melakukan kegiatan tambahan yaitu
mengumpulkan data bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.
Alat-alat bantu ini biasanya dicantumkan dalam persiapan mengajar guru. Alat
bantu yang dimaksud antara lain: pedoman observasi, catatan harian, kamera,
video, alat rekam suara yang tujuannya untuk merekam peristiwa pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
g.
Mempersiapkan
Alat Ukur
Alat ukur adalah komponen alat pembelajaran yang digunakan
untuk mengukur ketercapaian tujuan instruksional khusus. Kegunaan alat ukur ini
adalah untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan komprehensif selama
proses pembelajaran. Guru yang melaksanakan PTK mungkin akan menggunakan alat
ukur yang bervariasi. Indikator untuk menentukan keberhasilan proses
pembelajaran ditetapkan oleh guru, misalnya menentukan tingkat penguasaan
berdasarkan kriteria dengan rentangan terendah – sampai tertinggi. Oleh karena
itu persiapan guru di dalam menetapkan alat ukur yang dipergunakan sangat
penting dilakukan. Demikian pula pentingnya pengetahuan guru tentang alat
tersebut dan cara penggunaannya dalam menentukan tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran.
h.
Memperjelas
skenario pembelajaran
Anda tentu memahami mengapa guru yang melakukan PTK harus
menguasai skenario tindakan atau pembelajaran. Tujuan utama penguasaan scenario
pembelajaran adalah agar suasana pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara
apa adanya, siswa-siswa tidak merasakan adanya sesuatu yang sangat berbeda dan
pada akhirnya tentu saja dalam rangka memelihara kondusivitas iklim pembelajaran
di kelas. Selain itu dengan penguasaan skenario pembelajaran guru tidak merasa
rikuh dan terganggu dengan langkah-langkah pembelajaranyang dilakukannya
disebabkan adanya keharusan untuk menyesuaikan tindakan yang dilakukannya
dengan skenario yang telah disusun sebelumnya.
Kurangnya penguasaan guru terhadap skenario pembelajaran
dimungkinkan juga menimbulkan kepanikan dari guru sendiri, karena pada saat
yang sama guru harus menggunakan waktu dengan efektif, sementara dirinya juga
terus dikejar untuk melaksanakan tindakan-tindakan tertentu. Sisi yang lain,
bilamana gurutidak menguasai dengan baik skenario pembelajaran, dikhawatirkan
juga penggunaan waktu tidak dapat berlangsung secara efektif karena guru harus
mencermati secara berulang-ulang skenario pembelajaran yang telah disusun
sehingga tujuan pembelajaran yang dirumuskan tidak dapat tercapai. Keadaan
seperti ini tentu tidak menguntungkan bagi kegiatan pembelajaran. PTK yang
dirancang untuk perbaikan pembelajaran akhirnya justru menjadi gangguan dan kendala
karena ketidaksiapan guru dengan langkah-langkah yang harus dilakukannya. Coba
Anda kaji dengan baik skenario tindakan pembelajaran Anda, jika perlu lakukan
simulasi dengan siswa atau rekan-rekan Anda sebelum PTK dilaksanakan.
B.
Melaksanakan PTK
Pemahaman yang sangat prinsip bahwa pelaksanaan PTK bukan
hal terpisah dari pelaksanaan proses pembelajaran. Jadi guru yang melaksanakan
PTK menurut pengamatan pihak luar hampir tidak berbeda dengan guru-guru lain
yang tidak melaksanakan PTK, karena pada dasarnya guru bersangkutan tidak
merubah jam mengajarnya, jadwal pelajarannya, alokasi waktu yang dipergunakan
serta siswa yang diajar.
Pada tahap awal melaksanakan penelitian, guru perlu
memperhatikan secara cermat keadaan dan kemampuan siswa melalui pengamatan yang
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya. Hal ini
terutama berkenaan dengan gambaran tentang keadaan kelas, perilaku siswa
sehari-hari, perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan sikap
siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Jika penelitian yang dilakukan guru
menggunakan indicator perubahan hasil belajar siswa, atau berkenaan dengan
penguasaan materi pelajaran, maka sebelum guru melakukan tindakan perbaikan
melalui PTK, perlu dilakukan tesuntuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki siswa tentang materi pelajaran. Pemeliharaan
terhadap keadaan awal ini sangat diperlukan sebagai landasan atau kriteria guna
mengukur atau mengetahui perubahan yang terjadi sebagai akibat dari penerapan
tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam proses pembelajaran. Untuk
mengetahui secara nyata peningkatan yang terjadi setelah dilakukan tindakan
tertentu, maka perlu dilakukan tes. Sekali lagi hal ini perlu dilakukan
bilamana indikator keberhasilan yang diharapkan berkaitan dengan perubahan
hasil belajar.
Selain melakukan tes untuk mengetahui tingkat pengetahuan
awal siswa sebelum dilakukan tindakan perbaikan, guru juga dapat
melakukananalisis terhadap hasil pembelajaran yang dicapai siswa selama ini
berdasarkan rekapitulasi nilai yang dimiliki guru. Hasil beajar yang telah
dimiliki siswa ini nantinya dapat dijadikan sebagai kerangka dasar untuk
membandingkan pencapaian hasil belajar setelah dilaksanakan tindakan perbaikan.
Sebagai contoh, seorang guru matematika mengembangkan PTK yang difokuskan pada
peningkatan kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan-latihan soal matematika.
Tindakan yang dipilihnya adalah dengan menggunakan alat peraga dan peningkatan
intensitas latihan terbimbing. Dalam penelitian ini sudah jelas bahwa indikator
utama yang dipergunakan guru untuk menilai perubahan atau peningkatan kemampuan
siswa adalah kemampuan siswa di dalam mengerjakan latihan-latihan soal.
Agar guru mengetahui apakah tindakan-tindakan perbaikan yang
dilakukannya maka guru harus memiliki kerangka dasar sebagai pembanding yaitu
nilai hasil-hasil latihan siswanya selama ini. Jika setelah tindakan penggunaan
alat peraga dan peningkatan intensitas latihan terbimbing secara sistematis
dilakukan dalam siklus yang ditentukan terjadi perubahan atau peningkatan dari
hasil-hasil yang dicapai sebelumnya, maka tindakan tersebut berhasil membawa
perubahan. Untuk menilai peningkatan di dalam prosesPTK, sejauhmana peningkatan
yang terjadi antara pemberian latihan pertama, kedua dan selanjutnya guru tidak
lagi harus memperhatikan hasil-hasil latihan sebelum dilakukan tindakan, akan
tetapi dapat langsung menganalisis perubahan yang dicapai dari setiap tahap
yang dilakukan tersebut. Secara lebih rinci beberapa hal yang harus
diperhatikan guru di dalammengawali dan mengimplementasikan PTK diuraikan
berikut ini
1.
Mempersiapkan
kondisi kelas
Kesiapan kondisi kelas untuk mendukung kegiatan pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guru yang melaksanakan
PTK. Meskipun tidak berarti bahwa tanpa melaksanakan PTK, kesiapan kelas dapat
diabaikan, karena kita pahami bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi suasana
pembelajaran adalah kondisi kelas itu sendiri. Kesungguhan guru yang
melaksanakan PTK untuk menyiapkan dengan baik kondisi kelas ini terutama
didasari kesadaran bersama bahwa kelas sedang mengadakan perubahan. Oleh karena
itu segala sesuatuyang kemungkinan dapat mengganggu perubahan yang diharapkan
harus dapat diminimalisasi sedemikian rupa sehingga diharapkan jika setelah
dilakukan analisis diketahui tidak terjadi perubahan yang berarti dari tindakan
perbaikan yang dilakukan, maka dapat diduga tindakan perbaikan tersebut yang
belum tepat, bukan karena kondisi atau faktor yang lain. Kesiapan kondisi kelas
ini juga akan sangat membantu guru agar lebih fokus dan konsentrasi melakukan
langkah-langkah tindakan yang telah disusun, dapat melakukan pencatatan data
dengan baik atau
mengamati
dan menilai secara cermat perubahan-perubahan yang terjadi.
2.
Mempersiapkan
siswa
Guru dan siswa adalah orang yang menjadi aktor utama di
dalam pelaksanaan PTK, walaupun mungkin siswa tidak mengetahui akan hal itu.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan guru. Akan sangat menentukan
berhasil tidaknya perubahan yang diharapkan guru melalui PTK yang
dikembangkannya. Untuk itu sebelum guru mulai melakukan tindakan-tindakan
perbaikan dalam PTK, sebaiknya guru melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan
kesiapan siswa, yang meliputi:
a. Menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi yang akan dipelajari atau
dibahas.
b. Menjelaskan pentingnya kesiapan dan
kesungguhan siswa di dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran.
c. Menjelaskan
tugas-tugas atau kegiatan apa yang akan dikerjakan siswa dan bagaimana
melakukannya.
d. Mengingatkan
siswa akan keterbatasan waktu yang tersedia agar mereka dapat menggunakannya
secara efektif.
Di dalam memberikan penjelasan awal ini guru hendaknya dapat
melakukan penghematan waktu dengan baik, agar tidak mengganggu waktu yang telah
dialokasikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau melakukan
tindakantindakan dalam PTK.
3.
Mempersiapkan
sarana/fasilitas
Jika rancangan PTK yang telah disusun guru mengharuskan
adanya ketersediaan sarana dan fasiltas pendukung pembelajaran, maka hendaknya
dapat dipersiapkan dahulu dengan baik. Di samping sarana/fasilitas juga
diperlukan kesiapan guru di dalam menggunakannya. Jangan sampai
sarana/fasilitas yang akan dipergunakan yang mendukung tindakan perbaikan
pembelajaran tersebut tidak dapat digunakan sehingga menyebabkan kegiatan
pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.
4.
Menyiapkan
alat-alat bantu pembelajaran
Guru yang tidak melaksanakan PTK tidak harus melakukan
pencatatan atau perekaman data selama proses pembelajaran berlangsung. Guru
tersebut lebih menitikberatkan kegiatannya pada penyampaian atau membahas
bersama siswa materi pelajaran, mengerjakan latihan atau jika memang diperlukan
mencatat hal-hal yang dianggap perlu. Berbeda sekali dengan guru sebagai
peneliti atau guru yang sedang melaksanakan PTK. Di samping melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan persiapan mengajar yang telah disusunnya, ia juga
berkewajiban mencatatperubahan-perubahan yang terjadi, atau merekam informasi
atau peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Pencatatan
atau perekaman data menjadi salah satu persyaratan bagi pelaksana PTK, sebab ia
harus mengetahui secara cermat perubahan-perubahan yang terjadi akibat tindakan
yang dilakukannya. Jika perubahan yang terjadi tidak langsung dicatat atau
direkam, dikhawatirkan guru tidak mampu mengingat kembali data, informasi yang
seharusnya diketahuinya. Hal ini tentu akan menyulitkan pelaksanaan langkah PTK
selanjutnya, terutama dalam merevisi perencanaan tindakan perbaikan. Pencatatan
atau pengumpulan data dapat menggunakan instrumen berupa format yang telah
disediakan, atau melalui catatancatatanyang dibuat langsung guru sendiri selama
pembelajaran berlangsung.
Dalam penyiapan cara merekam dan menganalisis data yang
berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan, guru harus menetapkan apa yang
harus direkam, bagaimana cara merekamnya, dan kemudian bagaimana cara
menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menetapkan indikator
keberhasilan. Misalnya, sikap siswa ketika diberi tugas, persentase siswa yang
mengumpulkan tugas tepat waktu, kualitas penyelesaian tugas siswa, persentase
kehadiran siswa, serta nilaisiswa dalam tes formatif. Jika indikator ini sudah
ditetapkan, guru dapat menentukan cara merekam dan menganalisis data.
5.
Implementasi di
kelas
Dalam pelaksanaan PTK, guru juga diharapkan dapat
benar-benar mempersiapkan apersepsi yang lebih menarik. Pada umumnya, dalam
satuan pelajaran, apersepsi yang dibuat guru ditulis dengan kata-kata, tanpa
menuliskan apa dan bagaimana rumusan apersepsi, misalnya: “Guru mengadakan
apersepsi”, sehingga ketika pelaksanaan di dalam kelas, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang kurang menarik perhatian dan sebaliknya mengingat minat peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru di kelas. Bahkan
mungkin apersepsi tersebut tidak terkait dengan materi yang akan dibahas.
Sebelum mulai mempelajari atau membahas materi baru, guru harus merasa yakin
bahwa materi yang mendasari bahan yang akan dibahas telah dikuasai lebih dahulu
oleh peserta didik. Sebagai guru yang melaksanakan PTK perlu menyadari dan
harus yakin bahwa materi sebelumnya sudah dikuasai muridnya atau sebagai materi
pra-syarat yang harus dikuasai sehingga memudahkan peserta didik mempelajari
materi baru. Untuk itu guru perlu melakukan tes atau
menyiapkanpertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dikuasai siswa
tersebut. Dalam penyajian bahan/materi baru harus sesuai dengan TIK. Dalam
upaya pencapaian TIK, guru perlu menguasai dan memilah yang mana harus
didahulukan. Artinya, mana TIK yang merupakan prasyarat atau mendasari untuk
TIK lainya dan mana TIK yang mudah dari yang lainnya.
Dalam pelaksanaan PTK, guru harus mampu menerapkan kriteria
tersebut dalam proses pembelajaran. Demikian pula metode yang tertulis dalam
satuan pelajaran, misalnya metode ceramah, tanya jawab atau diskusi dan atau
praktek mandiri. Dalam pelaksanaan PTK metode-metodetersebut harus
dioperasionalkan (misalnya: apa yang harus dibahas dengan metode ceramah, pada
bagian mana murid mempraktekkan sendiri, bagaimana mendiskusikan, dan
sebagainya). Jadi guru sebagai pelaksana PTK perlu jelas tentang “apa dan
bagaimana” metode harus dilaksanakan, apakah kegiatan dengan metode tersebut
dilakukan secara klasikal, individual atau kelompok. Dimensi lain yang harus
selalu mendapat perhatian guru yang melaksanakanPTK adalah pengaturan dan
pemanfaatan waktu belajar. Alokasi waktu dan pemanfaatan waktu sangat penting
dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan PTK oleh guru, karena guru selain
mengajar juga mengadakan penelitian. Sebagai pelaksana PTK guru harus selalu
cermat dan teliti bahwa tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi akan
tetapi juga melakukan latihan-latihan, melakukan pengumpulan data dan melakukan
evaluasi. Agar pelaksanaan PTK yang dilakukan guru ini dapat berlangsung secara
terarah, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip, yang oleh Hopkins (1993)
disebut sebagai kriteria PTK yang dilakukan oleh guru.
Pertama, tugas utama guru
adalah mengajar. Oleh karena itu PTK yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru
secara metodologis diharapkan tidak mengganggu aktivitas pokok guru dalam
mengajar. Tidak boleh terjadi, bahwa karena sedang melaksanakan PTK guru
mengorbankan kegiatan-kegiatan lain khususnya berkenaan dengan siswa demi
penelitian yang sedang dilaksanakannya. Dengan perkataan lain, guru harus
selalu mengutamakan siswa karena tujuannya memang untuk memperbaiki proses dan
hasil belajar siswa. Tambahan tugas guru sebagai peneliti harus disikapi
sebagai nuansa profesional yang semestinya memberi nilai tambah bagi guru dan
bagi pembelajaran yang dikelolanya, bukan sebaliknya mengorbankan siswa.
Kedua, cara pengumpulan atau
perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru sehingga gurukehilangan
konsentrasi didalam membahas materi pelajaran. Esensi pelaksanaan PTK memang
harus disertai dengan pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Anda
mungkin dapat memahami jika proses pengumpulan data menyita waktu guruterlampau
banyak, konsentrasi guru dalam mengajar akan terganggu, dan hal ini tentu saja
justru akan berakibat tujuan pembelajaran akan sulit dicapai sebagaimana
diharapkan. Oleh karena itu jika dimungkinkan, guru dapat memanfaatkan alat
perekam seperti tape recorder atau minta bantuan teman sejawat terutama bagi
para peneliti PTK pemula yang belum begitu terbiasa melakukan beberapa
aktivitas secara simultan. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis
dan refleksiuntuk penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proposal PTK
merupakan suatu perencanaan yang sistematis sebagai kerangka dasar untuk memuat
komponen dan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan PTK. Untuk dapat
menyusun proposal dengan baik perlu disusun format proposal sebagaimana panduan
yang diberikan. Proposal yang baik harus mencerminkan secara jelas
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan serta kejelasan komponen-komponen
pendanaan. Kecermatan penyusunan langkah di dalam proposal penelitian semakin
diperlukan jika proposal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh dukungan
pendanaan.
Proposal
penelitian umumnya meliputi tiga komponen pokok, yaitu halaman pengantar,
bagian isi, dan bagian pendukung. Halaman pengantar memuat identitas peneliti
dan beberapa identitas penelitian. Bagian isi memuat judul penelitian, latar
belakang masalah, permasalahan, cara pemecahan masalah, tujuan dan manfaat PTK,
rencana penelitian, jadwal penelitian dan
rencana anggaran. Bagian pendukung
memuat lampiran-lampiran yang diperlukan.
Penilaian
kelayakan proposal penelitian biasanya mengacu pada beberapa komponen pokok yang menjadi penilaian yaitu;
(a) pentingnya permasalahan, (b) tujuan, (c) manfaat penelitian, (d) relevansi
dengan permasalahan, dan (e) prosedur yang dikembangkan. Hasil penilaian ini
akan menunjukkan: (a) tingkat kemampuan Anda dalam menyusun proposal PTK, dan
(b) tingkat kelayakan proposal Anda untuk dilaksanakan.
Di dalam
persiapan pelaksanaan PTK ada beberapa hal yang harus dilakukan guru, yaitu:
(1) membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan
dilaksanakan, (2) merumuskan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus, (3) merumuskan indikator keberhasilan, (4) memilih bahan ajar, (5)
memilih metode, (6) memilih alat bantu, (6)mempersiapkan alat ukur, dan (7) mengusai
skenario pembelajaran. Pada prinsipnya pelaksanaan PTK bukan kegiatan
yang terpisah daripelaksanaan proses pembelajaran. Karena itu guru harus
benar-benar dapatmembagi waktu dengan sebaik-baiknya agar langkah-langkah PTK
dapat
dilaksanakan, dan kegiatan
pembelajaran tidak terganggu. Di dalam pelaksanaan PTK ada beberapa kegiatan
awal yang dilakukan guru, (a) mempersiapkan kondisi kelas, (b) mempersiapkan
siswa, (c) mempersiapkan sarana/fasilitas, (d) menyiapkan alat-alat bantu
pembelajaran termasuk instrumen pengumpulan data yang diperlukan. Dalam
Implementasi PTK kegiatan pokok pembelajaran tidak boleh terganggu. Oleh sebab
itu proses dan cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu
menyita waktu guru sehingga guru kehilangan konsentrasi dalam membahas materi
pelajaran. Data yang telah dikumpulkan
selanjutnya dilakukan analisis dan
refleksi untuk penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya.
Saran
Kami
ingin menyampaikan melalui makalah ini agar pembaca makalah dapat memahami
materi Bahasa Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTK ini secara mendalam dan
mendapat pengetahuan lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2009). Penelitian Pendidikan SD 4 SKS.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004).
Penelitian Tindakan (suatu pengantar). Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar