Kamis, 05 Oktober 2017

PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PELAKSANAAN PTK

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Untuk dapat mengkaji dan menyusun proposal penelitian diperlukan pemahamanyang memadai berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan PTK. Oleh sebab itu,bilamana Anda merasa belum begitu memahami dengan baik unit sebelumnya,disarankan agar Anda mencermati kembali atau berdiskusi dengan rekan-rekan Andasehingga pemahaman Anda lebih mendalam.
Sesuai dengan judul unit ini, maka pembahasan yang lebih rinci dijabarkan ke dalam dua subunit yang saling terkait, yaitu langkah-langkah penyusunan proposal dan mempersiapkan pelaksanaan PTK. Melalui pembahasan, latihan-latihan, diskusi yang dilakukan serta menyelesaikan tes formatif yang disediakan Anda diharapkan memiliki kompetensi dalam menyusun proposal dan melaksanakan PTK sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur yang benar. Untuk mendukung pencapaian kompetensi tersebut, maka materi dalam unit ini meliputi:
1. Menyiapkan Proposal PTK.
2. Mempersiapkan dan Melaksanakan PTK.

1.2  Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang :
1.      Menyiapkan proposal PTK.
2.      Mempersiapkan dan melaksanakan PTK

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.      Menjelaskan dalam mempersiapkan proposal.
2.      Menjelaskan persiapan dan pelaksanaan PTK.

1.4  Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1.      Memberikan pengetahuan dan dapat membantu kita dalam mempersiapkan proposal.
2.      Memberikan pengetahuan persiapan dan pelaksanaan PTK.

1.5  Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka dan media elektronik.


BAB II

ISI

MEMPERSIAPKAN PROPOSAL PTK

A.    Memahami Proposal PTK

Usulan penelitian atau proposal penelitian bisa berfungsi sebagai rencana pelaksanaan penelitian, alat komunikasi antara peneliti dengan konsultan atau dengan penyandang dana, maupun dengan anggota peneliti (Moenhilabib,1991:1)
Secara umum proposal penelitian menguraikan tentang masalah penelitian, bagaimana  penelitian itu akan dilaksanakan, serta mengapa penelitian itu perlu dilakukan (Wiersma, 1980: 290). Di dalam PTK, langkah-langkah pokok itu merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkelanjutan, mulai dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), perbaikan rencana (revised plan dan kembali lagi melaksanakan tindakan, pengamatan, refleksi dan seterusnya yang merupakan suatu siklus (McNiff, 1988: 27).
Proposal PTK bisa bersifat formal, semi formal dan bisa juga bersifat tidak resmi atau informal. Proposal yang bersifat resmi adalah proposal yang disusun oleh peneliti biasanya bertujuan untuk mendapatkan dukungan dana atau diminta oleh pihak tertentu. Untuk keperluan ini biasanya pihak penyandang dana sudah memberikan rambu-rambu format proposal yang harus diikuti, kriteria penilaian, jumlah dana yang disediakan, rentang waktu, bahkan kadang-kadang juga diatur hal-hal yangsangat teknis, seperti warna cover, jumlah halaman, jenis dan ukuran serta hal-hal lain yang mereka anggap perlu.
Proposal semi formal adalah proposal yang disusun oleh peneliti untuk keperluan terbatas dalam ruang lingkup tertentu, misalnya ruang lingkup jurusan atau fakultas untuk perguruan tinggi, atau sekolah. Proposal ini prinsipnya juga dikembangkan berdasarkan rambu-rambu yang telah dipahami peneliti, atau rambu-rambu yang disusun sendiri oleh lingkungan tersebut, akan tetapi tidak terlalu ketat dengan aturan-aturan sebagaimana proposal formal.
Tujuan penyusunan proposal ini juga bersifat terbatas untuk lingkungan tersebut, dan kadang-kadang juga berkaitan dengan perolehan dana untuk mendukung kegiatan yang diusulkan. Sedangkan proposal yang digolongkan tidak formal atau tidak resmi adalah proposal yang disusun sebagai kerangka acuan untuk keperluan peneliti sendiri, tidak terkait dengan perolehan dana dan sifatnya tidak terlalu kaku.
Bagi guru yang melaksanakan PTK, proposal yang disusun cenderung lebih pada proposal yang tidak formal, karena dipersiapkan untuk keperluan dirinya sendiri dalam upaya mendukung perbaikan kinerja pembelajaran yang dikelolanya. Namun dimungkinkan juga guru-guru pada waktu tertentu terlibat di dalam penyusunan proposal penelitian yang formal terutama jika ada tawaran dari pihak luar untuk melaksanakan PTK disertai kesediaan pemberian dukungan dana.
Meskipun proposal yang disusun guru lebih bersifat tidak formal, tidak berarti penyusunannya tanpa rambu-rambu. Baik proposal formal, semi formal maupun tidak formal formatnya relatif sama. Aspek-aspek yang terdapat di dalam proposal tersebut secara prinsip tidak terlalu banyak berbeda
Mungkin melalui berbagai sumber bacaan, Anda menjumpai format yang berbeda tentang proposal PTK. Jika menemui hal seperti itu Anda tidak perlu merasa bingung, sebab perbedaan-perbedaan tersebut sangat dimungkinkan terjadi dan tidak dilarang untuk dikaji dan diikuti. Yang penting Anda memahami setiap bagian yang Anda kaji tersebut. Berikut ini disajikan kerangka untuk penulisan proposal penelitian dan berisi langkah-langkah yang akan dikembangkan di dalam penelitian.

B.     Bagian-bagian Proposal Penelitian

Pada umumnya proposal penelitian meliputi beberapa bagian pokok. Berikut ini kita uraikan beberapa bagian pokok tersebut beserta sub-sub bagiannya.

1)      Halaman-halaman pengantar

Bagian ini paling tidak terdiri dari dua halaman, yaitu halaman judul danhalaman pengesahan. Halaman judul memuat judul penelian, nama penyusunproposal dan instansinya. Sedangkan halaman pengesahan berisi:
·         Judul dan bidang ilmu/studi
·         Nama lengkap ketua tim/peneliti dengan gelar, pangkat & golongan, NIP, dan asal lembaga.
·         Lokasi penelitian
·         Lama penelitian
·         Biaya penelitian yang diusulkan
·         Sumber pendanaan
·         Tempat dan tanggal pembuatan proposal
·         Tanda tangan ketua tim/peneliti
·         Tanda tangan kepala lembaga asal peneliti (SD/SMP/SMA/SMK)

2)      Halaman-halaman Isi

a)      Judul Penelitian
Judul PTK dinyatakan dengan jelas dan mencerminkan tujuan, yaitumengandung maksud, kegiatan atau tindakan dan penyelesaian masalah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP (2001) mengemukakan bahwa judul PTK hendaknya,
1.      mencerminkan masalah,
2.      mencerminkan tindakan sebagai upaya pemecahan
3.      singkat,
4.      mudah dipahami
Berikut ini merupakan beberapa contoh judul PTK, seperti:
·         Bimbingan Kelompok dalam Penyelesaian Soal Latihan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
·         Model Pembelajaran CTL untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Pembelajaran IPS Kelas V Sekolah Dasar
·         Upaya Meningkatkan Kemampuan Bekerjasama Antar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif.
·         Meningkatkan Minat Belajar Biologi melalui Model Pembelajaran Team Game Tournament
b)      Latar Belakang Masalah
Berisi uraian mengenai fakta-fakta yang mendukung yang berasal dari pengalaman guru, alasan-alasan Anda memilih masalah ini untuk dikembangkan melalui PTK, manfaatnya apabila diteliti, argumentasi teoritis mengenai tindakan yang akan dilakukan. Untuk itu perlu didukung oleh kajian literatur atau hasil penelitian yang relevan yang pernah dilakukan baik oleh Anda sendiri maupun orang lain.

3) Permasalahan

            Permasalahan adalah adanya kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan kenyataan yang terjadi. Sebagai guru, Anda merasakan adanya masalah dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dan masalah tersebut sangat mengganggu, sehingga perlu diambil tindakan untuk mengatasinya. Masalah tersebut perlu Anda nyatakan secara jelas dan selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Perumusan masalah dapat menggunakan dua bentuk, yaitu dalam bentuk kalimat pernyataan dan dalam bentuk kalimat tanya.
Contoh rumusan masalah dalam bentuk kalimat pernyataan.
a.      Kemampuan siswa mengerjakan latihan soal matematika rendah.
b.      Metode pembelajaran yang dipergunakan guru tidak dapat mendorong motivasi belajar siswa.
c.       Kemampuan siswa menyusun kalimat rendah, sehingga mereka kesulitan dalam menyusun karangan.
d.      Siswa-siswa kurang memiliki keberanian mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran IPS.
e.       Guru kurang mampu mendorong keterlibatan siswa di dalam mengungkapkan contoh-contoh nyata dan menyimpulkan pelajaran.
       Selain dalam bentuk kalimat pernyataan, rumusan masalah juga dapat dilakukan dalam bentuk kalimat tanya seperti contoh berikut.
a.       Apa saja bentuk kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal-soallatihan yang tersedia pada LKS?
b.      Bagaimana guru mengembangkan metode pembelajaran bervariasi?
c.       Faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pelaksanaan diskusi kelompok?
d.      Apakah melalui peningkatan intensitas bimbingan penyusunan kalimat kemampuan siswa dalam menyusun karangan akan semakin baik?

4)   Cara pemecahan masalah

            Untuk menemukan cara pemecahan masalah, Anda dapat melakukannya dengan mengacu pada pengalaman Anda selama ini, pengalaman teman Anda, mencari dalam buku literatur dan hasil penelitian, serta melakukan konsultasi dan berdiskusi dengan teman sejawat atau para pakar. Cara pemecahan yang Andatentukan atau Anda pilih harus benar-benar “applicable”, yaitu benar-benar dapat dan mungkin Anda laksanakan dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan beberapa unsur yang terkait langsung dengan kegiatan pembelajaran di tempat Anda bertugas.
Sebagai contoh, Anda mengangkat permasalahan pelaksanaan bimbingan belajar kelompok untuk meningkatkan pemahaman siswa di dalam mengerjakan latihan soal IPA.    Melalui judul yang Anda rumuskan sudah terlihat dengan jelas bahwa tindakan yang Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian latihan soal IPA adalah denganmemberikan bimbingan kelompok. Berkaitan dengan tindakan tersebut, maka pada bagian ini Anda perlu uraikan secara singkat dalam bentuk naratif bagaimana Anda memecahkan masalah dengan bimbingan kelompok tersebut. Sekali lagi pada bagian ini tahapan kegiatan dari bimbigan kelompok tersebut tidak perlu Anda uraikan secara rinci karena akan dipaparkan pada bagian lain dari proposal Anda, yaitu pada bagian perencanaan dan implementasi kegiatan.

5)   Tujuan dan manfaatPTK

                        Tujuan dirumuskan berangkat dari masalah dan cara pemecahan masalah yang telah Anda rumuskan sebelumnya. Tujuan juga dirumuskan secara objektif dan sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Rumusan PTK Anda tentu saja harus menggambarkan hasil yang akan Anda capai melalui PTK yang akan dilakukan. Apakah tujuan PTK Anda untuk meningkatkanprestasi belajar siswa, atau agar siswa aktif berinteraksi dalam diskusi, atau agar siswa Anda memiliki kemampuan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, atau agar siswa terampil dalam menggunakan rumus dan seterusnya. Rumusan tujuan yang bersifat umum dapat Anda jabarkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Sebagai contoh, Anda mengembangkan masalah PTK yang berkaitan dengan penggunaan diskusi kelompok kecil untuk meningkatkankemampuan penyelesaian latihan soal IPA. Anda dapat merumuskan tujuan yang bersifat umum: “Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan latihan soal IPA”. Tujuan yang bersifat umum tersebut akan lebih baik jika dijabarkan menjadi beberapa tujuan yang lebih spesifik, misalnya:
Ø  Untuk mengetahui cara pengaturan diskusi kelompok.
Ø  Untuk mengetahui keterlibatan siswa di dalam pelaksanaan diskusi kelompok.
Ø  Untuk mengetahui apa peran guru di dalam pelaksanaan diskusi kelompok.
Ø  Untuk mengetahui cara kelompok mengkomunikasikan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam penyelesaian latihan.
Ø  Untuk mengetahui cara guru melaksanakan bimbingan kelompok.
Ø  Untuk mengetahui hasil latihan yang dicapai oleh kelompok dan masing-masing siswa.
Penjabaran tujuan tersebut bermanfaat sebagai arah kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan tindakan, sekaligus sebagai kendali dalam menilai terjadi tidaknya peristiwa dan perubahan yang diharapkan. Selain perumusan tujuan, Anda juga perlu menuliskan manfaat dari PTK yang Anda lakukan. Manfat ini dapat merupakan sesuatu yang terjadi dari kegiatan yang Anda lakukan, atau berupa nilai tambah atau dampak pengiring terhadap kemampuan siswa.Misalnya untuk memperbaiki metode pembelajaran guru, meningkatkan kemampuan bekerjasama antara siswa, untuk meningkatkan iklim pembelajaran yang kondusif dan sebagainya.

6)   Kerangka teori dan hipotesis

       Kerangka teori atau kajian pustaka, berisi kajian teori yang relevan yang mendasari penelitian. Teori-teori yang dikaji merupakan teori-teori yang sudah mapan atau yang telah banyak diterima dan dipergunakan di bidangnya. Dalam kajian teori ini diutamakan teori-teori yang mutakhir dan relevan dengan masalah yang diteliti.
       Kajian teori juga sangat berguna untuk memperkokoh keyakinan Anda terhadap tindakan perbaikan yang Anda pilih. Oleh sebab itu kajian teori dalam berbagai bentuk proposal penelitian selalu diletakkan sebelum perumusan hipotesis. Maksudnya adalah agar hipotesis yang kita rumuskan memiliki dasar pemikiran yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara teoritis maupun empiris.
       Jadi kerangka yang dibuat berdasarkan teori ini menjadi dasardi dalam perumusan hipotesis tindakan. Hipotesis berisi pernyataan yang diupayakan untuk menjawab permasalahan. Dengan kata lain hipotesis juga dapat dikatakan sebagai pernyataan tindakan yang diduga dapat mengatasi masalah yang dihadapi guru.

7)   Rancangan dan Metodologi Penelitian

a.      Penataan penelitian
      Pada bagian ini dijelaskan di mana penelitian dilaksanakan, di kelas berapa, dalam mata pelajaran apa, jam keberapa. Perlu pula dijelaskan beberapa karakteristik yang berkaitan dengan kelas yang Anda teliti terutama berkaitan dengan jumlah siswa, komposisi pria dan wanita, kapasitas tempat duduk, tingkat kemampuan kelas dan kriteria lain yang dianggap perlu oleh guru.
b.      Aspek-aspek yang diselidiki
      Uraikan secara jelas aspek-aspek apa yang menjadi fokus penelitian Anda. Aspek tersebut sangat tergantung dari masalah dan tujuan penelitian yang telah Anda rumuskan sebelumnya. Jika kita mengambil contoh dari rumusan tujuan penelitian sebagaimana dipaparkan di atas, maka aspek-aspek yang akan Anda kaji meliputi.
-        Cara pengaturan diskusi kelompok
-        Bentuk dan intensitas keterlibatan siswa di dalam pelaksanaan diskusi kelompok
-        Bentuk nyata peran guru di dalam pelaksanaan diskusi kelompok.
-        Cara-cara yang dilakukan kelompok untuk mengkomunikasikan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam penyelesaian latihan.
-        Cara guru melaksanakan bimbingan kelompok
-        Hasil yang dicapai oleh kelompok dan masing-masing siswa dalam mengerjakan latihan.
      Anda juga dapat mengelompokkan aspek-aspek yang Anda kaji ke dalam tiga komponen kegiatan pokok, yaitu berkenaan dengan input, proses dan output. Yang terpenting adalah dengan cara yang Anda lakukan dalam perumusan aspek yang diteliti ini tindakan yang akan Anda lakukan menjadi jelas, demikian pula proses pengumpulan data menjadi lebih terarah.
c.       Langkah-langkah kegiatan
      Pada bagian ini perlu dipaparkan secara spesifik langkah-langkah kegiatan yang Anda lakukan dalam proses pelaksanaan PTK. Hal-hal pokok yang perlu dijelaskan berkenaan dengan:
-        Persiapan
Jelaskan bagaimana penyusunan skenario tindakan, metode yang dipergunakan, alat bantu yang dipergunakan baik di dalam pelaksanaan pembelajaran maupun untuk mendukung pengumpulan data, dan teknik evaluasi yang dipergunakan.
-        Implementasi tindakan
Uraikan secara jelas bagaimana Anda melaksanakan scenario pembelajaran yang telah Anda susun sebelumnya. Dalam masing-masing siklus penelitian perlu dijelaskan apa kegiatan yang Anda lakukan dan apa peran yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana mereka melakukannya. Akan lebih baik jika Anda mencantumkan secara spesifik waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan masingmasing langkah kegiatan pembelajaran, dan berapa kali pertemuanuntuk satu siklus penelitian Anda. Perlu diingat kembali bahwa sebagai pelaksana PTK, Anda melakukan dua kegiatan secara bersamaan, yaitu melakukan tindakan perbaikan dan melakukan pengumpulan data dalam satu skenario untuk pembelajaran. Karena itu perlu diperhatikan secaracermat waktu yang disediakan.
-        Pengumpulan data
Uraikan dengan jelas jenis data yang Anda kumpulkan dan bagaimana cara pengumpulannya. Seperti sebelumnya telah kita bahas bersama bahwa pengumpulan data di dalam PTK lebih menitikberatkan pada penggunaan teknik observasi. Karena itu perlu dijelaskan bagaimana observasi itu Anda laksanakan, apakah menggunakan format yang telah Anda siapkan atau menggunakan catatan lapangan. Bilamana pengumpulan data juga menggunakan teknik studi dokumenter dan wawancara, perlu Anda jelaskan bagaimana kegiatan itu dilaksanakan.
-        Analisis dan refleksi
Memuat uraian tentang bagaimana prosedur yang Anda gunakan di dalam menganalisis data, kriteria apa yang dipergunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan sehingga Anda dapat menentukan sejauhmana diperlukan perbaikan untuk melanjutkan penelitian Anda pada siklus berikutnya.

8)      Tim Peneliti

       Pada umumnya penelitian formal dilaksanakan oleh satu tim yang di dalamnya terdiri dari beberapa orang yang berasal dari bidang ilmu yang sama atau berbeda. Jika penelitian dilakukan oleh tim maka cantumkan nama-nama peneliti secara lengkap beserta uraian tugas masing-masing.

8)      Jadwal Penelitian

       Cantumkan secara spesifik skedul pelaksanaan penelitian Anda mulai dari penyusunan rencana awal sampai pada penyusunan laporan. Jika diperlukan, cantumkan pula rencana diseminasi hasil-hasil penelitian Anda. Pada umumnya jadwal penelitian disajikan dalam bentuk tabel atau matrik.

10)  Rencana Anggaran

            Rencana anggaran adalah uraian yang rinci berkaitan dengan biaya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian. Di dalam proposal penelitian, biasanya pendanaan meliputi beberapa komponen kegiatan, yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan.
-     Kegiatan persiapan, misalnya melakukan pertemuan awal, melakukan koordinasi, mengurus izin penelitian, menyusun proposal, menyiapkan instrumen, dan pembahasan instrumen.
-     Kegiatan pelaksanaan meliputi persiapan di lokasi penelitian, pengumpulan data, analisis temuan-temuan di lapangan, melakukan refleksi, menyusun rencana perbaikan dan seterusnya.
-     Menyusun laporan meliputi aspek-aspek kegiatan, penyiapan format analisis data, melakukan analisis data, penyusunan draft laporan, pembahasan laporan, seminar, penggandaan dan penjilidan, pengiriman/pendistribusian laporan. Jika diperlukan cantumkan biaya untuk desiminasi hasil-hasil penelitian.

            Di samping sistematika proposal yang dipaparkan di atas, mungkin Anda menemukan format yang berbeda. Keadaan seperti ini merupakan hal yang tidak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting Anda memahami bagian-bagian yang dipaparkan tersebut. Sebagai contoh sistematika proposal yang dimuat dalam Buletin Pelangi Pendidikan yang berada di bawah naungan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2004) sebagaimana diuraikan berikut.
Sistematika Proposal CAR (Classroum Action Research) memuat:
1.      Judul
2.      Pendahuluan
a.       Deskripsi masalah
b.      Rumusan masalah
c.       Tujuan
d.      Manfaat hasil penelitian
3.      Kajian Pustaka dan Rencana Tindakan
4.      Metode Penelitian
a.       Seting penelitian
b.      Persiapan penelitian
c.       Siklus penelitian
d.      Pembuatan instrument
e.       Analisis dan refleksi
5.      Jadwal Penelitian
6.      Rencana Anggaran Biaya
7.      Daftar Pustaka
8.      Curriculum Vitae Peneliti
      Meskipun ada beberapa perbedaan format proposal yang kita tampilkan pada contoh kedua, namun hakikatnya tidak ada perbedaan yang sangat mendasar. Pelajari kembali format dan aspek-aspek kegiatan yang ada dalam format tersebut. Lakukanlah latihan secara bertahap untuk menyusun proposal PTK ini.

C.    Rambu-rambu Penilaian Proposal

Penilaian kelayakan proposal pada umumnya diterapkan bagi proposal penelitian yang disusun untuk memperoleh dukungan biaya dari lembaga-lembaga yang tertentu. Penilaian kelayakan proposal mengacu pada kriteria yang telah ditentukan. Kriteria penilaian tersebut memuat aspek-aspek yang dinilai serta bobot penilaiannya yang menjadi kerangka acuan bagi para penilai proposal dalam menentukan tingkat kelayakan suatu proposal.
Bagi penyusun proposal, adanya kriteria yang diberitahukan secara terbuka ini bermanfaat sehingga para calonpengusul proposal penelitian mengetahui atau paling tidak mendapat gambaran apa yang menjadi sasaran penilaian proposal yang diajukannya. Kriteria penilaian ini biasanya bersifat terbuka untuk diketahui semua pengusul proposal dan dikirimkan bersamaan dengan panduan penyusunan proposal. Pada bagian ini akan disajikan salah satu contoh format penilaian yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat dalam buku Panduan Penelitian (Wihardit, 2004: 3.8. Berikut ini adalah contoh format penilaian proposal PTK.



Tabel 7.1
Contoh Format Penilaian PTK
NO

Bobot Nilai
Nilai
Komentar/saran
1
Permasalahan
-        Berasal dari guru
-        Mengenai proses pembelajaran

10
10


2
Tujuan
-        Ada unsur upaya perbaikan
-        Relevan dengan masalah
-        Ketepatan rumusan

10
10
10


3
Manfaat
-        Bagi proses pembelajaran

10


4
Pemecahan
-        Relevansi dengan masalah
-        Mungkin/dapat dilaksanakan

10
10


5
Prosedur PTK
-        Langkah-langkahnya
-        Ketepatan tindakan

5
5


6
Kelayakan biaya
5


7
Kelayakan waktu
5



Jumlah



Penolakan terhadap proposal yang diajukan untuk mendapatkan dana biasanya disebabkan beberapa aspek yang dinilai belum mencapai standar penilaian yang ditentukan. Untuk itu kepada para penyusun proposal biasanya diberi penjelasan aspek mana yang masih lemah sehingga para pengusul dapat mengetahui dan memahami keputusan para penilai proposal tersebut. Sebagai contoh berikut ini dipaparkan hasil-hasil penilaian proposal penelitian yang dipaparkan melalui workshop Pengembangan penelitian tindakan (Action Research) tahun 2001. Dalam workshop ini telah dipresentasikan 12 proposal action research tahun 2001 oleh guru-guru mata pelajaran (masing-masing mata pelajaran 2 proposal). Berdasarkan hasil diskusi tersebut, ditemukan masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Separoh (50%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan, judul penelitiannya masih terlalu umum dan latar belakang penelitiannya tidak disertai data pendukung.
2.       Hampir separuh (41,75%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan, tujuan penelitiannya belum dirumuskan dengan jelas.
3.      Separuh (50%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan, masih belum konsisten antara judul, tujuan, masalah, dan tindakan penelitian yang akan dilakukannya.
4.      Hampir separuh (41,75%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan, hipotesis tindakannya belum diuraikan dengan jelas.
5.      Separuh (50%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan, langkah-langkah dalam kegiatan aksinya masih belum disusun secara sistematis.
6.      Seperempat (25%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan, instrumennya masih belum jelas.
Seperempat (25%) dari jumlah proposal penelitian action research yang dipresentasikan, cara penulisan proposalnya masih belum sistematis.



Persiapan dan Pelaksanaan PTK

A.    Persiapan Pelaksanaan PTK

Setelah Anda meyakini bahwa hipotesis tindakan yang dirumuskan sudah dianggap layak dengan memperhitungkan berbagai aspek sebagaimana telah kita bahas pada bagian terdahulu, maka selanjutnya Anda jabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata dalam pembelajaran di kelas. Sebagai contoh, bilamana Anda telah menentukan bahwa masalah yang akan dikaji adalah peningkatan motivasi siswa dalam pelajaran IPA, dengan melakukan tindakan perbaikan yaitumelibatkan siswa untuk mengungkapkan contoh-contoh nyata dan menyimpulkan pelajaran sebagaimana contoh rumusan hipotesis 1 yang kita paparkan pada bagian sebelumnya, maka Anda perlu menetapkan secara konkrit tindakan pembelajaran yang akan Anda lakukan. Berikut ini adalah contoh tindakan-tindakan pembelajaran yang harus dilakukan guru terkait dengan hipotesis tindakan yang telah dirumuskan di atas:
1.      Guru akan memperkaya penjelasan materi pelajaran dengan memperbanyak pemberian contoh nyata.
2.       Guru akan memperkecil peran dalam pembuatan contoh-contoh untuk memperjelas materi pelajaran, kecuali memang sangat diperlukan.
3.      Peran siswa didorong seoptimal mungkin untuk mengungkapkan contoh-contoh yang diperlukan.
4.       Setiap akan mengakhiri pelajaran, siswa diminta untuk menyimpulkan sendiri materi pokok yang telah disampaikan.
5.      Dalam penyimpulan materi pelajaran ini sepenuhnya ditugaskan kepada siswa. Guru hanya memberikan stressing (penekanan) untuk hal-hal yang sangat diperlukan.
6.       Guru akan mencermati perubahan dan peningkatan motivasi belajar siswa. Jika guru telah menyusun garis besar tindakan pembelajaran yang akan dilakukan, maka selanjutnya guru melakukan langkah-langkah kegiatan yang sekaligus memberikan ciri bagi guru yang melaksanakan PTK.

a.      Membuat rencana pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan

Membuat rencana pembelajaran atau persiapan mengajar merupakan bagian darirangkaian tugas utama guru. Dalam proses pembelajaran sehari-hari guru diharuskan membuat rencana pembelajaran sebagai acuan di dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Lazimnya kegiatan guru mengajar (ketika tidak mengembangkan PTK), mempersiapkan rencana pembelajaran tentu juga dibuat oleh setiap guru yang melaksanakan PTK. Hanya saja bagi guru yang melaksanakan PTK selain membuat persiapan mengajar yang di dalamnya menguraikan beberapa komponen kegiatan yang biasa ia buat, juga harus mencantumkan secara eksplisit langkah-langkah kegiatan PTK dan tindakantindakan yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran sebagaimana telah dipersiapkan sebelumnya.
Dalam persiapan pembelajaran tersebut secara jelas harus tergambar apa yang dilakukan guru dan apa yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jika kita mencermati kembali contoh tindakan yang harus dipersiapkan guru di dalam upaya mendorong motivasi siswa yaitu dengan melibatkan siswa membuat contoh-contoh nyata berkaitan dengan materi pelajaran serta melibatkan siswa di dalam membuat kesimpulan materi pelajaran, maka tindakan guru ini harus tertuang secara jelas dan spesifik di dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan cara seperti ini maka dari komponen persiapan mengajar sudah nyata perbedaan guru yang melaksanakan kegiatanpembelajaran saja (tidak melaksanakan PTK) dengan guru yang melaksanakan PTK dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.

b.      Merumuskan Tujuan Instruksional Umum dan Khusus

Anda telah memahami, semua langkah dan tindakan yang dilakukan guru selamaproses pembelajaran harus terlihat secara nyata dalam persiapan mengajar guru. Karena ada langkah-langkah tertentu yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengumpulan data yang berbeda dengan guru yang tidak melaksanakan PTK, maka dalam tujuan pembelajaran terutama berkenaan dengan rumusan tujuan khusus juga harus dirumuskan secara jelas. Karena itu dalam satuan pelajaran, guru yang melaksanakan PTK perlu menambahkan tujuan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh guru melalui tindakan perbaikan yang dilakukan. Tujuan tambahan tersebut dijabarkan dari fokus pembelajaran yang akan dijadikan sasaran PTK untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang diharapkan.

c.       Merumuskan indikator keberhasilan

Sebagaimana telah kita bahas sebelumnya, bahwa bagi guru yang melaksanakan PTK, perubahan-perubahan atau peningkatan yang terjadi dalam proses pembelajaran harus diamati, sehingga guru dapat menilai apakah tindakan yang dilakukannya mencapai peningkatan ataupun tidak. Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut guru harus menetapkan indikator yang dapat dipahami secara mudah oleh guru sendiri.
Penetapan indikator keberhasilan inisepenuhnya menjadi otonomi guru karena guru lebih banyak mengetahui kondisi siswa maupun kondisi lainnya yang mungkin dapat memberikan pengaruh terhadap tindakan yang dilakukan serta hasil yang dicapai.
Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Indonesia ingin meningkatkan kemampuan mengarang pada siswa-siswanya. Tindakan yang dilakukannya adalah dengan meningkatkan frekuensi latihan penyusunan kalimat secara sistematis. Harapan guru tersebutadalah bilamana siswa semakin terlatih di dalam menyusun kalimat, maka akan semakin mempermudah menyusun karangan. Hal ini didasari penilaiannya selama ini dimana kesulitan siswa di dalam menyusun karangan lebih banyak disebabkan miskinnya suku kata dan rendahnya kemampuan siswa dalam menyusun kalimat.
Berkaitan dengan penelitiannya ini, guru harus merumuskan indikator keberhasilan peningkatan kemampuan siswa. Pada tahap-tahap awal,mungkin guru menjadikan perubahan kemampuan siswa dalam latihan-latihan penyusunan kalimat sebagai dasar menilai adanya perubahan. Setelah beberapa kali latihan penyusunan kalimat, guru mengarahkan perhatiannya pada kemampuan menyusun karangan. Dalam keadaan ini berarti pada tahap awal guru menggunakan indikator keberhasilan dari perubahan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat. Setelah beberapa waktu selanjutnya indicatorperubahan kemampuan siswa dinilai dari kemampuan menyusun karangan. Perubahan atau peningkatan kemampuan menyusun karangan juga tentunya melalui tahapan-tahapannya. Oleh sebab itu guru harus cermat mengkaji tahapan perubahan itu sebagai kerangka pikir untuk merumuskan indikator keberhasilan.

d.      Memilih Bahan Ajar

Guru yang melaksanakan PTK mungkin harus memilih dan mempersiapkan bahan ajar yang disesuaikan dengan fokus penelitian yang dikembangkannya. Kesesuaian bahan ajar dengan tujuan yang ingin dicapai merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan perubahan ke arah perbaikan proses pembelajaran yang diharapkan melalui tindakan yang dilakukan guru.
Dalam melaksanakan PTK, bahan ajar yang dipergunakan guru mungkin lebih bervariasi karena perubahan yang ia harapkan dari tindakan perbaikan yang dilakukanmenuntut tersedianya bahan ajar yang lebih bervariasi. Kesiapan guru dalam mempersiapkan bahan ajar perlu dilakukan dengan baik agar ketika melaksanakan tindakan perbaikan, guru tidak menghadapi kendala-kendala yang berarti sehingga ia lebih dapat memfokuskan pada tindakan-tindakan perbaikan yang telah dirancang dan melakukan pengumpulan data.

e.       Memilih Metode

Metode yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu komponen strategis di dalam pencapaian hasil belajar. Oleh sebab itu kemampuan guru memilih metode yang tepat dan sesuai merupakan kemampuan yang dipersyaratkan bagi setiap guru. Itulah sebabnya maka dalam PTK banyak sekali tema-tema yang diangkat berkenaan dengan perbaikan metode pembelajaran. Penelitian yang dilaksanakan oleh guru maupun oleh dosen LPTK berkolaborasi dengan guru menjadikan metode pembelajaran sebagai tema sentral yang tetap menarik untuk dikembangkan.
Pengkajian secara seksama tentang ketepatan memilih metode pembelajaran merupakan keharusan untuk dilakukan guru. Terlebih bagi guru yang melaksanakan PTK, seringkali metode yang terbaik yang sesuai dengan yang dipikirkan oleh guru, tidak selalu terbaik bagi siswa. Oleh karena itu, guru perlu mempersiapkan berbagai alternative metode pembelajaran untuk membicarakan satu masalah/pokok bahasan/sub pokok bahasan/materi pelajaran.

f.       Memilih Alat Bantu

Guru yang melaksanakan PTK memiliki kekhususan di dalam penyiapan alat-alat bantu, karena di samping guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana lazimnya, guru juga sebagai peneliti. Dalam kedudukannya sebagai peneliti, guru melakukan kegiatan tambahan yaitu mengumpulkan data bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Alat-alat bantu ini biasanya dicantumkan dalam persiapan mengajar guru. Alat bantu yang dimaksud antara lain: pedoman observasi, catatan harian, kamera, video, alat rekam suara yang tujuannya untuk merekam peristiwa pembelajaran yang telah dilaksanakan.

g.      Mempersiapkan Alat Ukur

Alat ukur adalah komponen alat pembelajaran yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan instruksional khusus. Kegunaan alat ukur ini adalah untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan komprehensif selama proses pembelajaran. Guru yang melaksanakan PTK mungkin akan menggunakan alat ukur yang bervariasi. Indikator untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran ditetapkan oleh guru, misalnya menentukan tingkat penguasaan berdasarkan kriteria dengan rentangan terendah – sampai tertinggi. Oleh karena itu persiapan guru di dalam menetapkan alat ukur yang dipergunakan sangat penting dilakukan. Demikian pula pentingnya pengetahuan guru tentang alat tersebut dan cara penggunaannya dalam menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

h.      Memperjelas skenario pembelajaran

Anda tentu memahami mengapa guru yang melakukan PTK harus menguasai skenario tindakan atau pembelajaran. Tujuan utama penguasaan scenario pembelajaran adalah agar suasana pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara apa adanya, siswa-siswa tidak merasakan adanya sesuatu yang sangat berbeda dan pada akhirnya tentu saja dalam rangka memelihara kondusivitas iklim pembelajaran di kelas. Selain itu dengan penguasaan skenario pembelajaran guru tidak merasa rikuh dan terganggu dengan langkah-langkah pembelajaranyang dilakukannya disebabkan adanya keharusan untuk menyesuaikan tindakan yang dilakukannya dengan skenario yang telah disusun sebelumnya.
Kurangnya penguasaan guru terhadap skenario pembelajaran dimungkinkan juga menimbulkan kepanikan dari guru sendiri, karena pada saat yang sama guru harus menggunakan waktu dengan efektif, sementara dirinya juga terus dikejar untuk melaksanakan tindakan-tindakan tertentu. Sisi yang lain, bilamana gurutidak menguasai dengan baik skenario pembelajaran, dikhawatirkan juga penggunaan waktu tidak dapat berlangsung secara efektif karena guru harus mencermati secara berulang-ulang skenario pembelajaran yang telah disusun sehingga tujuan pembelajaran yang dirumuskan tidak dapat tercapai. Keadaan seperti ini tentu tidak menguntungkan bagi kegiatan pembelajaran. PTK yang dirancang untuk perbaikan pembelajaran akhirnya justru menjadi gangguan dan kendala karena ketidaksiapan guru dengan langkah-langkah yang harus dilakukannya. Coba Anda kaji dengan baik skenario tindakan pembelajaran Anda, jika perlu lakukan simulasi dengan siswa atau rekan-rekan Anda sebelum PTK dilaksanakan.

B.     Melaksanakan PTK

Pemahaman yang sangat prinsip bahwa pelaksanaan PTK bukan hal terpisah dari pelaksanaan proses pembelajaran. Jadi guru yang melaksanakan PTK menurut pengamatan pihak luar hampir tidak berbeda dengan guru-guru lain yang tidak melaksanakan PTK, karena pada dasarnya guru bersangkutan tidak merubah jam mengajarnya, jadwal pelajarannya, alokasi waktu yang dipergunakan serta siswa yang diajar.
Pada tahap awal melaksanakan penelitian, guru perlu memperhatikan secara cermat keadaan dan kemampuan siswa melalui pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya. Hal ini terutama berkenaan dengan gambaran tentang keadaan kelas, perilaku siswa sehari-hari, perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan sikap siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Jika penelitian yang dilakukan guru menggunakan indicator perubahan hasil belajar siswa, atau berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran, maka sebelum guru melakukan tindakan perbaikan melalui PTK, perlu dilakukan tesuntuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa tentang materi pelajaran. Pemeliharaan terhadap keadaan awal ini sangat diperlukan sebagai landasan atau kriteria guna mengukur atau mengetahui perubahan yang terjadi sebagai akibat dari penerapan tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui secara nyata peningkatan yang terjadi setelah dilakukan tindakan tertentu, maka perlu dilakukan tes. Sekali lagi hal ini perlu dilakukan bilamana indikator keberhasilan yang diharapkan berkaitan dengan perubahan hasil belajar.
Selain melakukan tes untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan perbaikan, guru juga dapat melakukananalisis terhadap hasil pembelajaran yang dicapai siswa selama ini berdasarkan rekapitulasi nilai yang dimiliki guru. Hasil beajar yang telah dimiliki siswa ini nantinya dapat dijadikan sebagai kerangka dasar untuk membandingkan pencapaian hasil belajar setelah dilaksanakan tindakan perbaikan. Sebagai contoh, seorang guru matematika mengembangkan PTK yang difokuskan pada peningkatan kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan-latihan soal matematika. Tindakan yang dipilihnya adalah dengan menggunakan alat peraga dan peningkatan intensitas latihan terbimbing. Dalam penelitian ini sudah jelas bahwa indikator utama yang dipergunakan guru untuk menilai perubahan atau peningkatan kemampuan siswa adalah kemampuan siswa di dalam mengerjakan latihan-latihan soal.
Agar guru mengetahui apakah tindakan-tindakan perbaikan yang dilakukannya maka guru harus memiliki kerangka dasar sebagai pembanding yaitu nilai hasil-hasil latihan siswanya selama ini. Jika setelah tindakan penggunaan alat peraga dan peningkatan intensitas latihan terbimbing secara sistematis dilakukan dalam siklus yang ditentukan terjadi perubahan atau peningkatan dari hasil-hasil yang dicapai sebelumnya, maka tindakan tersebut berhasil membawa perubahan. Untuk menilai peningkatan di dalam prosesPTK, sejauhmana peningkatan yang terjadi antara pemberian latihan pertama, kedua dan selanjutnya guru tidak lagi harus memperhatikan hasil-hasil latihan sebelum dilakukan tindakan, akan tetapi dapat langsung menganalisis perubahan yang dicapai dari setiap tahap yang dilakukan tersebut. Secara lebih rinci beberapa hal yang harus diperhatikan guru di dalammengawali dan mengimplementasikan PTK diuraikan berikut ini

1.      Mempersiapkan kondisi kelas

Kesiapan kondisi kelas untuk mendukung kegiatan pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guru yang melaksanakan PTK. Meskipun tidak berarti bahwa tanpa melaksanakan PTK, kesiapan kelas dapat diabaikan, karena kita pahami bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi suasana pembelajaran adalah kondisi kelas itu sendiri. Kesungguhan guru yang melaksanakan PTK untuk menyiapkan dengan baik kondisi kelas ini terutama didasari kesadaran bersama bahwa kelas sedang mengadakan perubahan. Oleh karena itu segala sesuatuyang kemungkinan dapat mengganggu perubahan yang diharapkan harus dapat diminimalisasi sedemikian rupa sehingga diharapkan jika setelah dilakukan analisis diketahui tidak terjadi perubahan yang berarti dari tindakan perbaikan yang dilakukan, maka dapat diduga tindakan perbaikan tersebut yang belum tepat, bukan karena kondisi atau faktor yang lain. Kesiapan kondisi kelas ini juga akan sangat membantu guru agar lebih fokus dan konsentrasi melakukan langkah-langkah tindakan yang telah disusun, dapat melakukan pencatatan data dengan baik atau
mengamati dan menilai secara cermat perubahan-perubahan yang terjadi.

2.      Mempersiapkan siswa

Guru dan siswa adalah orang yang menjadi aktor utama di dalam pelaksanaan PTK, walaupun mungkin siswa tidak mengetahui akan hal itu. Keterlibatan siswa secara aktif dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan guru. Akan sangat menentukan berhasil tidaknya perubahan yang diharapkan guru melalui PTK yang dikembangkannya. Untuk itu sebelum guru mulai melakukan tindakan-tindakan perbaikan dalam PTK, sebaiknya guru melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan siswa, yang meliputi:
a.       Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi yang akan dipelajari atau dibahas.
b.       Menjelaskan pentingnya kesiapan dan kesungguhan siswa di dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
c.       Menjelaskan tugas-tugas atau kegiatan apa yang akan dikerjakan siswa dan bagaimana melakukannya.
d.      Mengingatkan siswa akan keterbatasan waktu yang tersedia agar mereka dapat menggunakannya secara efektif.
Di dalam memberikan penjelasan awal ini guru hendaknya dapat melakukan penghematan waktu dengan baik, agar tidak mengganggu waktu yang telah dialokasikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau melakukan tindakantindakan dalam PTK.

3.      Mempersiapkan sarana/fasilitas

Jika rancangan PTK yang telah disusun guru mengharuskan adanya ketersediaan sarana dan fasiltas pendukung pembelajaran, maka hendaknya dapat dipersiapkan dahulu dengan baik. Di samping sarana/fasilitas juga diperlukan kesiapan guru di dalam menggunakannya. Jangan sampai sarana/fasilitas yang akan dipergunakan yang mendukung tindakan perbaikan pembelajaran tersebut tidak dapat digunakan sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.

4.      Menyiapkan alat-alat bantu pembelajaran

Guru yang tidak melaksanakan PTK tidak harus melakukan pencatatan atau perekaman data selama proses pembelajaran berlangsung. Guru tersebut lebih menitikberatkan kegiatannya pada penyampaian atau membahas bersama siswa materi pelajaran, mengerjakan latihan atau jika memang diperlukan mencatat hal-hal yang dianggap perlu. Berbeda sekali dengan guru sebagai peneliti atau guru yang sedang melaksanakan PTK. Di samping melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan persiapan mengajar yang telah disusunnya, ia juga berkewajiban mencatatperubahan-perubahan yang terjadi, atau merekam informasi atau peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Pencatatan atau perekaman data menjadi salah satu persyaratan bagi pelaksana PTK, sebab ia harus mengetahui secara cermat perubahan-perubahan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukannya. Jika perubahan yang terjadi tidak langsung dicatat atau direkam, dikhawatirkan guru tidak mampu mengingat kembali data, informasi yang seharusnya diketahuinya. Hal ini tentu akan menyulitkan pelaksanaan langkah PTK selanjutnya, terutama dalam merevisi perencanaan tindakan perbaikan. Pencatatan atau pengumpulan data dapat menggunakan instrumen berupa format yang telah disediakan, atau melalui catatancatatanyang dibuat langsung guru sendiri selama pembelajaran berlangsung.
Dalam penyiapan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan, guru harus menetapkan apa yang harus direkam, bagaimana cara merekamnya, dan kemudian bagaimana cara menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menetapkan indikator keberhasilan. Misalnya, sikap siswa ketika diberi tugas, persentase siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu, kualitas penyelesaian tugas siswa, persentase kehadiran siswa, serta nilaisiswa dalam tes formatif. Jika indikator ini sudah ditetapkan, guru dapat menentukan cara merekam dan menganalisis data.

5.      Implementasi di kelas

Dalam pelaksanaan PTK, guru juga diharapkan dapat benar-benar mempersiapkan apersepsi yang lebih menarik. Pada umumnya, dalam satuan pelajaran, apersepsi yang dibuat guru ditulis dengan kata-kata, tanpa menuliskan apa dan bagaimana rumusan apersepsi, misalnya: “Guru mengadakan apersepsi”, sehingga ketika pelaksanaan di dalam kelas, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kurang menarik perhatian dan sebaliknya mengingat minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru di kelas. Bahkan mungkin apersepsi tersebut tidak terkait dengan materi yang akan dibahas. Sebelum mulai mempelajari atau membahas materi baru, guru harus merasa yakin bahwa materi yang mendasari bahan yang akan dibahas telah dikuasai lebih dahulu oleh peserta didik. Sebagai guru yang melaksanakan PTK perlu menyadari dan harus yakin bahwa materi sebelumnya sudah dikuasai muridnya atau sebagai materi pra-syarat yang harus dikuasai sehingga memudahkan peserta didik mempelajari materi baru. Untuk itu guru perlu melakukan tes atau menyiapkanpertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dikuasai siswa tersebut. Dalam penyajian bahan/materi baru harus sesuai dengan TIK. Dalam upaya pencapaian TIK, guru perlu menguasai dan memilah yang mana harus didahulukan. Artinya, mana TIK yang merupakan prasyarat atau mendasari untuk TIK lainya dan mana TIK yang mudah dari yang lainnya.
Dalam pelaksanaan PTK, guru harus mampu menerapkan kriteria tersebut dalam proses pembelajaran. Demikian pula metode yang tertulis dalam satuan pelajaran, misalnya metode ceramah, tanya jawab atau diskusi dan atau praktek mandiri. Dalam pelaksanaan PTK metode-metodetersebut harus dioperasionalkan (misalnya: apa yang harus dibahas dengan metode ceramah, pada bagian mana murid mempraktekkan sendiri, bagaimana mendiskusikan, dan sebagainya). Jadi guru sebagai pelaksana PTK perlu jelas tentang “apa dan bagaimana” metode harus dilaksanakan, apakah kegiatan dengan metode tersebut dilakukan secara klasikal, individual atau kelompok. Dimensi lain yang harus selalu mendapat perhatian guru yang melaksanakanPTK adalah pengaturan dan pemanfaatan waktu belajar. Alokasi waktu dan pemanfaatan waktu sangat penting dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan PTK oleh guru, karena guru selain mengajar juga mengadakan penelitian. Sebagai pelaksana PTK guru harus selalu cermat dan teliti bahwa tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi akan tetapi juga melakukan latihan-latihan, melakukan pengumpulan data dan melakukan evaluasi. Agar pelaksanaan PTK yang dilakukan guru ini dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip, yang oleh Hopkins (1993) disebut sebagai kriteria PTK yang dilakukan oleh guru.
Pertama, tugas utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu PTK yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru secara metodologis diharapkan tidak mengganggu aktivitas pokok guru dalam mengajar. Tidak boleh terjadi, bahwa karena sedang melaksanakan PTK guru mengorbankan kegiatan-kegiatan lain khususnya berkenaan dengan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya. Dengan perkataan lain, guru harus selalu mengutamakan siswa karena tujuannya memang untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Tambahan tugas guru sebagai peneliti harus disikapi sebagai nuansa profesional yang semestinya memberi nilai tambah bagi guru dan bagi pembelajaran yang dikelolanya, bukan sebaliknya mengorbankan siswa.
Kedua, cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru sehingga gurukehilangan konsentrasi didalam membahas materi pelajaran. Esensi pelaksanaan PTK memang harus disertai dengan pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Anda mungkin dapat memahami jika proses pengumpulan data menyita waktu guruterlampau banyak, konsentrasi guru dalam mengajar akan terganggu, dan hal ini tentu saja justru akan berakibat tujuan pembelajaran akan sulit dicapai sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu jika dimungkinkan, guru dapat memanfaatkan alat perekam seperti tape recorder atau minta bantuan teman sejawat terutama bagi para peneliti PTK pemula yang belum begitu terbiasa melakukan beberapa aktivitas secara simultan. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan refleksiuntuk penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya.



BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Proposal PTK merupakan suatu perencanaan yang sistematis sebagai kerangka dasar untuk memuat komponen dan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan PTK. Untuk dapat menyusun proposal dengan baik perlu disusun format proposal sebagaimana panduan yang diberikan. Proposal yang baik harus mencerminkan secara jelas langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan serta kejelasan komponen-komponen pendanaan. Kecermatan penyusunan langkah di dalam proposal penelitian semakin diperlukan jika proposal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh dukungan pendanaan.
Proposal penelitian umumnya meliputi tiga komponen pokok, yaitu halaman pengantar, bagian isi, dan bagian pendukung. Halaman pengantar memuat identitas peneliti dan beberapa identitas penelitian. Bagian isi memuat judul penelitian, latar belakang masalah, permasalahan, cara pemecahan masalah, tujuan dan manfaat PTK, rencana penelitian, jadwal penelitian dan
rencana anggaran. Bagian pendukung memuat lampiran-lampiran yang diperlukan.
Penilaian kelayakan proposal penelitian biasanya mengacu pada beberapa  komponen pokok yang menjadi penilaian yaitu; (a) pentingnya permasalahan, (b) tujuan, (c) manfaat penelitian, (d) relevansi dengan permasalahan, dan (e) prosedur yang dikembangkan. Hasil penilaian ini akan menunjukkan: (a) tingkat kemampuan Anda dalam menyusun proposal PTK, dan (b) tingkat kelayakan proposal Anda untuk dilaksanakan.
Di dalam persiapan pelaksanaan PTK ada beberapa hal yang harus dilakukan guru, yaitu: (1) membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan dilaksanakan, (2) merumuskan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus, (3) merumuskan indikator keberhasilan, (4) memilih bahan ajar, (5) memilih metode, (6) memilih alat bantu, (6)mempersiapkan alat ukur, dan (7) mengusai skenario pembelajaran. Pada prinsipnya pelaksanaan PTK bukan kegiatan yang terpisah daripelaksanaan proses pembelajaran. Karena itu guru harus benar-benar dapatmembagi waktu dengan sebaik-baiknya agar langkah-langkah PTK dapat
dilaksanakan, dan kegiatan pembelajaran tidak terganggu. Di dalam pelaksanaan PTK ada beberapa kegiatan awal yang dilakukan guru, (a) mempersiapkan kondisi kelas, (b) mempersiapkan siswa, (c) mempersiapkan sarana/fasilitas, (d) menyiapkan alat-alat bantu pembelajaran termasuk instrumen pengumpulan data yang diperlukan. Dalam Implementasi PTK kegiatan pokok pembelajaran tidak boleh terganggu. Oleh sebab itu proses dan cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru sehingga guru kehilangan konsentrasi dalam membahas materi pelajaran. Data yang telah dikumpulkan
selanjutnya dilakukan analisis dan refleksi untuk penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya.


Saran

Kami ingin menyampaikan melalui makalah ini agar pembaca makalah dapat memahami materi Bahasa Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTK ini secara mendalam dan mendapat pengetahuan lebih banyak lagi.



DAFTAR PUSTAKA


Aunurrahman. (2009). Penelitian Pendidikan SD 4 SKS. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004). Penelitian Tindakan (suatu pengantar). Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar