Kamis, 05 Oktober 2017

TUJUAN, MANFAAT DAN MASALAH YANG DAPAT DIKAJI MELALUI PTK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Sebagai pekerja profesional guru harus memiliki sejumlah kompetensi khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Seorang guru dikatakan profesional dalam bidang tertentu manakala memiliki sejumlah kompetensi sesuai dengan keahlian hasil dari proses pendidikan. Dan sebagai pekerja profesional guru harus mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran yang selayaknya dapat dilakukan atas dorongan atau prakarsa guru sendiri. Pemahaman secara mendalam tentang tujuan dan manfaat PTK akan dapat mendorong motivasi guru untuk melaksanakan upaya-upaya kearah pencapaian proses dan hasil belajar yang lebih baik.
Upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan melalui PTK akan dapat dilaksanakan dengan baik bilamana kondisi yang ada di lingkungan sekolah mendukung pelaksanaan PTK. Kondisi tersebut terutama sekali berkenaan dengan dukungan non fisik, di samping bersentuhan juga dengan kondisi fisik yang terkait

1.2    Rumusan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang:
1.      Tujuan PTK dan Manfaat PTK
2.      Kondisi yang Dipersyaratkan dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji Melalui PTK



1.3    Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan kami adalah :
1.      Menjelaskan mengenai Tujuan PTK
2.      Menjelaskan mengenai Manfaat PTK
3.      Menjelaskan mengenai Kondisi yang Dipersyaratkan Dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji Melalui PTK

1.4    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui Tujuan PTK
2.      Untuk mengetahui Manfaat PTK
3.      Untuk mengetahui Kondisi yang Dipersyaratkan Dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji Melalui PTK

1.5    Metode Penulisan
Penulisan menggunakan metode pustaka

                                                                    BAB II
ISI

2.1.   Tujuan Dan Manfaat PTK
A.    Tujuan PTK
Penelitian Tindakan Kelas pada prinsipnya merupakan satu bentuk upaya yang terencana dan sistematik yang diprakarsai guru sendiri untuk memperbaiki kinerja pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Meskipun harus diakui secara jujur bahwa upaya-upaya kearah peningkatan kinerja pembelajaran dapat saja dilakukan dengan cara-cara lain, akan tetapi dengan melakukan PTK guru akan mendapatkan beberapa manfaat di samping tujuan utama tersebut.
Peningkatan kualitas pembelajaran di kelas merupakan tujuan utama dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas.Peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran ini perlu dilakukan secara terus menerus, karena perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan yang terus berkembang secara dinamis.Oleh sebab itu tuntutan masyarakat terhadap perbaikan layanan pendidikan juga semakin meningkat. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan layanan pendidikan dengan cara melakukan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran.
Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas menjadi tumpuan peningkatan relevansi pendidikan dan peningkatan mutu hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Hammersley (1986), jika kita bermaksud memahami cara kerja sekolah dan hendak mengubah atau meningkatkan perannya, maka yang sangat penting dimengerti adalah apa yang terjadi di dalam kelas.
Dalam kajian yang lebih luas, PTK juga bertujuan meningkatkan relevansi pendidikan. Dengan berkualitasnya prosespembelajaran, berartipula lembaga pendidikan sekolah mampu menelurkan siswa-siswa yang berkualitas.Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan meningkat kualitasnya antara lainbilamana unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi lebih sesuai (relevan)dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat.
Secara keseluruhan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.Karena itu kemampuan mengembangkan potensi-potensi siswa di kelas merupakan elemen kunci bagi upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan dalam skala yang lebih luas.
Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan merupakan salah satu komponen tujuan penting PTK. Peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran, di samping untuk meningkatkan relevansi dan meningkatkan mutu hasil pendidikan, juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya. PTK dapat menjadi salah satu wahana untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan, karena dalam PTK selalu diarahkan untuk menemukan alternatif baru agar proses pembelajaran dapat diselenggarakan dengan lebih baik.

B.     Manfaat PTK
Dirjen Dikdasmen (2004: 9) mengemukakan beberapa kelebihan atau manfaat penelitian tindakan kelas, yaitu:
1.    Menumbuhkan inovasi dan perbaikan. Karena penelitian tindakan bersifat pemecahan masalah (problem-solving) maka guru berlatih untuk memikirkan, mencoba, dan mengevaluasi berbagai inovasi yang mungkin diterapkan agar proses pembelajaran dapat lebih berhasil terutama untuk menjawab masalah yang sedang dihadapi.
2.    Memacu tumbuhnya semangat kolaborasi antar komponen pendidikan di sekolah, yaitu guru, siswa, staf/pimpinan dan masyarakat/orang tua.
3.    Meningkatkan profesionalisme guru.Penelitian tindakan memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensi keguruannya. Dengan penelitian tindakan guru dapat lebih memahami apa yang berlangsung di kelas yang meliputi kendala – kendalamaupun dukungan-dukungan yang langsung maupun tidak langsungmempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Karena itu guru harusdidorong untuk berpartisipasi nyata di dalam mengembangkan teori yangberkembang dan kegiatan profesional mereka sendiri untuk mengadakanperubahan mendasar bagi kepentingan praktik pembelajaran (Elliot, 1991: 9).

Wardani (2003:1.16) mendeskripsikan beberapa manfaat PTK bagi guru, bagi siswa maupun bagi sekolah.
1.      Manfaat bagi guru
Dengan melakukan PTK, banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan bagi guru. Beberapa manfaat tersebut adalah:
a.    Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran utama PTK adalah untuk perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan kepuasan dan sekaligus menjadi pendorong guru untuk mencapai perubahan-perubahan selanjutnya, karena melalui PTK ini guru mampu membuktikan bahwa atas prakarsa dirinya sendiri ia telah melakukan sesuatu untuk perbaikan pembelajaran yang dikelolanya.Hasil PTK yang dicapai oleh seorang guru, di sampingakan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran yang dikelolanya, juga dapatdiinformasikan kepada rekan-rekan guru yang lain sehingga dimungkinkanuntuk dikembangkan atau dicoba pada kelas yang dikelolanya sehinggadiharapkan guru-guru yang lain dapat pula mencapai perbaikan-perbaikan sebagaimana diharapkan.
Contoh :
Pak Khatib adalah seorang guru pada salah satu Sekolah Dasar. Sehariharinyaia diberi tugas mengajar mata pelajaran Pendidkan IPS di kelas empat, lima dan enam. Pak Khatib termasuk guru yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru.Salah satu kegiatan yang selalu diikutinya adalah kegiatan Musyawarah Guru Bidang Studi (MGMP) yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Suatu hari ketika ia menghadiri kegiatan tersebut, ada seorang guru berceritera bahwa di salah satu sekolah, ada seorang guru yang telah melaksanakan PTK yang berkenaan dengan upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Guru tersebut menceriterakan bahwa pada mulanya ia merasa agak resah lantaran siswa-siswa di kelasnya jarang sekali yang mau bertanya atau mengemukakan pendapat, walaupun mereka sesungguhnya belum mengerti. Ketika diminta bertanya, jarang sekali ada yang bertanya, akan tetapi ketika diberikan soal-soal latihan banyak sekali yang tidak bisa mengerjakan dengan benar. Akhirnya guru tersebut mencoba melakukan PTK dengan memberi kesempatan kepada siswa-siswanya membuat pertanyaan tertulis bagi yang belum mengerti untuk melatih dan menumbuhkan keberaniannya untuk bertanya.Hal itu dilakukan secara berlanjut, dan kemudian secara bertahap terjadi perubahan, banyak diantara siswa tumbuh keberanian mengajukan pertanyaan secara lisan.Mendengar cerita tersebut pak Khatib merasa terdorong untuk melakukannya.Dengan bertanya dan membaca, Pak Khatib dapat mengembangkan sendiri penelitian di kelasnya, dan ternyata membawa perubahan yang sangat berarti terutama dalam meningkatkan keaktifan siswa bertanya dan mengemukakan pendapat.Karena itu pak Khatib menyarankan guru-guru lain untuk mencoba di kelasnya.Dari contoh yang dikemukakan di atas, Anda dapat melihat bahwa hasil PTK dapat langsung dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

b.    Guru dapat berkembang secara profesional. Melalui pelaksanaan PTK guru secara terencana dan terarah melakukan tindakan-tindakan nyata untuk perbaikan pembelajaran, melakukan refleksi dan evaluasi secara sistematik berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

c.    Mendorong guru untuk lebih percaya diri. Keberhasilan guru dalam melaksanakan PTK dapat mendorong keinginan guru-guru lain untuk melakukan aktivitas tersebut pada kelasnya sendiri.Jika dengan melakukan PTK guru mampu menunjukkan diri sebagai seorang pekerja profesional, maka dengan sendirinya akan tumbuh atau semakin meningkat rasa percaya diri seorang guru. Guru yang mampu menganalisis persoalan-persoalan di kelasnya dengan baik, menemukan kekuatan dan kelemahan dan selanjutnya mampu menemukan serta mengembangkan alternatif pemecahan masalah,akan memberi sumbangan yang besar bagi semakin tumbuhnya rasa percaya diri. Ananda (2001:25) dalam tulisannya tentang Peran lainGuru Sebagai Peneliti, mengemukakan bahwa dengan melakukan PTK akanmembantu guru dalam memecahkan masalah-masalah yang bersifat praktis,meningkatkan kompetensi, serta meningkatkan pemahaman tentang situasi sosial sekolah sehingga menambah rasa percaya diri pada guru.

d.   Dengan melaksanakan PTK berarti guru sudah menunjukkan peran yang nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam upaya mencari cara atau langkah-langkah inovatif dan praktis untuk memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini akan memperkokoh eksistensi peran guru dalammelaksanakan tanggung jawabnya. Dengan melakukan PTK guru jugamendapat kesempatan yang baik untuk belajar, melatih diri mengenalimasalah, mengidentifikasi kendala – kendala pembelajaran, menganalisis danmenilai serta mampu merancang langkah – langkah yang dapat dikembangkandalam perbaikan pembelajaran di kelasnya. Ini semuanya sesungguhnyaselain merupakan wujud tanggung jawab guru, sekaligus juga merupakansumbangan bagi kemajuan pendidikan, khususnya dalam peningkatankualitas proses pembelajaran.

2.      Manfaat bagi pembelajar/siswa
Manfaat PTK bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar.Perbaikan-perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui PTK sekaligus juga bermanfaat bagi siswa karena mereka terlibat secara langsung di dalam aktivitas tersebut.Hal ini sangat penting artinya dalam rangka memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Dengan melaksanakan PTK, kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan meningkat. Sebaliknya, jika kesalahan dalam proses pembelajaran dibiarkan berlarut-larut, maka guru akan tetap mengajar dengan cara yang sama sehingga hasil belajar siswa pun tetap sama, bahkan mungkin menurun. Dengan demikian, ada hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa.
PTK yang dilaksanakan guru juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil melaksanakan PTK akan selalu kritis terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru.

3.      Manfaat PTK bagi sekolah
Hargreaves (dalam Hopkins, 1993), berpendapat bahwa sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru, telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
Jika para guru di sekolah telah terdorong melakukan perubahan maka sekolah akan memiliki peluang yang besar untuk mencapai perkembangan yang lebih baik.Perubahan-perubahan di luar sekolah terjadi secara pesat.Jika guru dan semua komponen sekolah lamban dalam memprakarsai perubahan, maka eksistensi sekolah akan sangat sulit diharapkan sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat.
Upaya-upaya perbaikan yang berkenaan dengan masalah-masalah belajar siswa, berbagai kesulitan mengajar yang dialami oleh guru akan dapat dilakukan secara bertahap melalui PTK. Hubungan kolegial yang sehat yang tumbuh dari rasa saling membutuhkan akan menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah.Dengan terbiasanya para guru melakukan PTK, berbagai strategi/tehnik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah ini untuk disebarluaskan kepada sekolah lain. Dengan demikian, sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh.Dalam konteks ini, PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.

2.2.   Kondisi Yang Dipersyaratkan Dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji Melalui PTK
A.    Kondisi yang Dipersyaratkan Dalam Pelaksanaan PTK
Kondisi yang dipersyaratkan bagi PTK dapat diartikan sebagai keadaan yang selayaknya ada dan berkembang secara kondusif di lingkungan sekolah sehingga memberi peluang yang besar bagi terlaksananya PTK.Dengan mengkaji pandangan yang dikemukakan oleh Taggart (1991: 37), Wardani (2003: 123) dapat disimpulkan beberapa hal berupa kondisi yang dipersyaratkan agar PTK dapat dilakukan dengan baik di sekolah. Beberapa kondisi dimaksud adalah: (1) pemberian kebebasan oleh sekolah, (2) minimalisasi hirarki dan birokrasi di sekolah, (3) adanya komitmen bersama untuk terjadinya perubahan, (4) adanya keterbukaan semua staf sekolah, (5) dukungan kepala sekolah dan staf, (6) adanya rasa percaya diri guru dan siswa (7) kesiapan menerima konflik, (8) Adanya perencanaan jangka panjang. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, mari kita bahas satu persatu kondisi yang dipersyaratkan tersebut.

1.    Adanya kebebasan untuk melaksanakan PTK
Pelaksanaan PTK di sekolah memerlukan suasana yang bebas dan terbuka.Dalam keadaan demikian guru harus merasakan bahwa apa yang dilakukannya tidak dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu kebijakan dan garis-garis yang telah ditetapkan sekolah, sebaliknya dalam melaksanakan aktivitas tersebut guru harus merasa mendapat dukungan dari semua personil sekolah sehingga ia lebih termotivasi dan percaya diri untuk melaksanakannya dengan baik.Guru yang melaksanakan PTK harus  mendapat kebebasan untuk berdiskusi sesama guru dalam mengoptimalkan pelaksanaan PTK, menentukan tindakan yang tepat atau mendiskusikan hasi-hasil yang ditemukan.
Sebelum Anda melaksanakan PTK disarankan untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a.    Jelaskan kepada kepala sekolah, guru dan semua staf sekolah apa yang akan Anda lakukan, tujuan Anda melakukannya, apa dampaknya terhadap kegiatan pembelajaran.
b.    Berikan kesempatan kepada teman-teman guru untuk memberikan tanggapan, pendapat atau saran-saran terhadap kegiatan PTK yang akan Anda lakukan.

2.    Minimalisai hirarki dan birokrasi di sekolah
Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK membutuhkan lebih banyak konsultasi, diskusi, dan dukungan kebijakan kepala sekolah serta partisipasi staf sekolah.Pelaksanaan dan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut biasanya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pelaksanaan PTK sehingga membutuhkan penanganan yang lebih cepat.Oleh sebab itu birokrasi dan hirarki yang berlaku di sekolah tidak boleh berlangsung secara kaku.
Sebagai contoh, ketika guru yang melaksanakan PTK membutuhkan saran-saran kepala sekolah, maka kepala sekolah harus menyediakan waktu dan bersedia setiap saat, tanpa harus menunggu waktu pembahasan atau harus menghadap secara formal.Demikian pula di kalangan sesame guru, diharapkan juga selalu menyediakan waktu untuk bersama-sama berpartisipasi dalam memberikan bantuan serta dukungan terhadap sesuatu yang dibutuhkan oleh guru yang melaksanakan PTK.
Demikian pula di kalangan sesama guru, diharapkan juga selalu menyediakan waktu untuk bersama-sama berpartisipasi dalam memberikan bantuan serta dukungan terhadap sesuatu yang dibutuhkan oleh guru yang melaksanakan PTK.Bentuk-bentuk dukungan guru sejawat ini misalnya kesediaan memberikan informasi tentang keadaan siswa, memberikan saran-saran bahkan kesediaan membantu pengumpulan data ketika PTK dilaksanakan jika guru tersebut membutuhkan bantuan. Dengan kata lain untuk mendukung pelaksanaan PTK perlu ditumbuhkan semangat kebersamaan dan kolaborasi antara sesama guru sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik.

3.    Sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk terjadinya perubahan
PTK saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi baru yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan kinerja pembelajaran. Jika semua pihak, khususnya unsur-unsur sekolah menyadari dengan baik manfaat PTK dan memiliki komitmen untuk mewujudkan perubahan, maka diyakini mereka akan memberikan dukungan sesuai peran dan kemampuan yang mereka miliki.Persoalannya adalah apakah semua atau sebagian besar teman-teman guru dan kepala sekolah memang memiliki keinginan yang kuat untuk berubah. Jika sebagian besar unsur sekolah memiliki komitmen, maka implementasi PTK tidak akan menghadapi banyak kendala, kecuali guru tersebut belum memiliki pemahaman yang baik tentang PTK.

4.    Keterbukaan semua staf sekolah
Keterbukaan mengandung pengertian dimana semua staf sekolah bersedia melihat persoalan yang ada di sekolah sebagai bagian dari masalah bersama.Kemajuan dan keberhasilan belajar siswa adalah masalah bersama sehingga setiap unsur harus dipacu untuk berupaya secara sungguh-sungguh dan terus menerus mewujudkannya sesuai peran masing – masing.Kesediaan bersama untuk senantiasa mencari cara – cara inovatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa merupakan bagian penting sebagai kerangka tumbuhnya semangat dan motivasi dalam mewujudkan pelaksanaan PTK di sekolah.
Peran kepala sekolah sangat penting untuk menciptakan nuansa keterbukaan bagi setiap guru dan staf sekolah sehingga mereka secara tulus, mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah sekolah. Pada sisi lain peran sesama guru juga tidak kalah pentingnya karena dukungan rekan guru akan memberikan kekuatan bagi guru yang melaksanakan PTK.

5.    Sikap kepala sekolah dan staf administrasi yang mendukung
Perhatian dan kepedulian yang ditunjukkan kepala sekolah terhadap aktivitas yang dilakukan guru di sekolah mempunyai arti penting dalam mendukung pelaksanaan PTK.Sebagai satu bentuk inovasi baru, bukan hal mustahil jika guru merasa ragu untuk melakukannya di sekolah.
Sikap kepala sekolah yang positif dengan memberikan perhatian, kepedulian dan motivasi bagi guru sebagai peneliti pemula memiliki arti yang sangat penting. Sebaliknya sikap kepala sekolah yang terkesan tidak peduli, kurang menghargai apalagi jika cenderung mencari kesalahan, akan menyebabkan keberanian dan rasa percaya diri guru akan semakin berkurang sehingga semakin tidak memiliki keberanian untuk mencoba melakukan penelitian yang direncanakannya.

6.    Adanya rasa percaya diri guru dan siswa yang melaksanakan PTK
Keberhasilan guru melaksanakan PTK tidak cukup hanya didukung oleh keinginan dan pemahaman terhadap PTK saja, akan tetapi juga akan ditentukan rasa percaya diri. Rasa percaya diri akan menjadi dorongan yang kuat untuk menumbuhkan keberanian melakukan perubahan yang perlu dilakukan dalam perbaikan pembelajaran. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri ini guru harus memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu melaksanakan PTK sebagaimana ia pahami. Guru yang melaksanakan PTK juga harus memiliki keyakinan bahwa kegiatan yang dilaksanakannya akan memberi beberapa manfaat, baik bagi dirinya, bagi siswa dan bagi sekolah sehingga ia tidak perlu merasa khawatir dengan kegiatan yang dilaksanakan.

7.    Kesiapan menghadapi konflik
PTK sebagai bentuk inovasi baru dalam upaya perbaikan kinerja pembelajaran juga membutuhkan waktu agar dapat diterima oleh semua guru dan staf sekolah. Dalam keadaan demikian guru yang melakukan PTK mungkin akan berhadapan dengan berbagai tantangan, antara lain berupa sikap guru lain bahkan kepala sekolah yang belum menerima atau belum merasa yakin bahwa PTK merupakan cara yang mampu memperbaiki kinerja pembelajaran. Itulah sebabnya maka guru yang akan melaksanakan PTK diharapkan memiliki kesiapan mental jika terjadi konflik. Kesiapan mental ini merupakan hal yang penting agar guru tidak merasa terkejut jika hal itu terjadi.Lebih jauh lagi diharapkan guru dapat mengantisipasi agar konflik dapat diminimalisasi melalui pendekatan-pendekatan yang dianggap tepat.
Hodkinson (Depdiknas, 2004: 10) mengemukakan keberhasilan PTK dalam menumbuhkan inovasi dan perbaikan pembelajaran, memacu semangat kolaborasi antara komponen – komponen pendidikan di sekolah, dan meningkatkan profesionalisme guru akan dapat diwujudkan bilamana didukung oleh beberapa kondisi berikut:
a.    Ada kesediaan dari para guru untuk mengakui kekurangan-kekurangan diri.
b.    Adanya kesempatan bagi guru untuk menemukan sesuatu yang baru
c.    Ada dorongan untuk mengemukakan gagasan-gagasan baru.
d.   Tersedianya waktu yang cukup untuk melakukan percobaan.
e.    Ada kepercayaan timbal balik antara orang-orang yang terlibat

8.    Adanya rencana jangka panjang
Upaya yang dilakukan semua staf sekolah untuk meningkatkan kinerja pembelajaran selayaknya menjadi bagian penting dari rencana jangka panjang yang dimiliki sekolah. Jika sekolah memiliki rencana yang jelas dan terarah untuk mencapai perubahan yang diharapkan dalam jangka panjang, maka setiap personil sekolah akan memiliki pegangan yang jelas tentang sesuatu yang hendak mereka capai.Guru yang mengembangkan PTK atau yang belum memiliki kesempatan untuk melakukannya hendaknya meletakkan aktivitas ini sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan jangka panjang sekolah dalam rangka peningkatankinerja sekolah secara keseluruhan.Jika pemahaman ini dapat ditumbuhkanmaka guru yang melaksanakan PTK akan lebih mudah mensosialisasikankegiatannya kepada staf sekolah yang lain, sehingga dimungkinkan lebih mudah pulamendapatkan dukungan untuk melaksanakannya.
Upaya – upaya menciptakan kondisi yang mendukung terwujudnya pelaksanaan PTK di sekolah hendaknya dirasakan sebagai bagian dari tanggung jawab semua staf sekolah. Jika kepala sekolah, guru dan pegawai sekolah memiliki komitmen yang sama untuk mewujudkan lembaga pendidikan sekolah yang berkualitas, maka diyakini PTK tidak akan mengalami banyak kendala dalam implementasinya.

B.     Masalah – Masalah Pembelajaran yang Dapat Dikaji Melalui PTK
1.      Masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehari – hari
Sebagai guru, tentu memahami begitu banyak permasalahan yang terjadi di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan pembelajaran.Akan tetapi tidak semua masalah tersebut bisa dipecahkan atau dikaji melalui PTK.Milss (2000), mengemukakan di antara masalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah masalah-masalah dimana guru merasa sangat familiar karena seringkali terjadi yaitu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sehari-hari (daily teaching practice).
Di bawah ini contoh beberapa masalah pembelajaran sehari – hari yang berhasil diidentifikasi guru – guru melalui kegiatan perkuliahan Penelitian Tindakan Kelas.
a.  Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi.
b.  Siswa kurang mampu mengerjakan latihan.
c.  Rendahnya kemampuan dan keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran.
d. Rendahnya kemampuan siswa mengerjakan soal-soal cerita pada pelajaran matematika.
e.  Sulitnya siswa mengenal dan memahami peta buta dalam pelajaran IPS.
f.   Rendahnya kemampuan siswa kelas satu mengenal huruf.
g.  Rendahnya kemampuan siswa dalam mengarang.
2.      Cakupan masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
PTK tidak diarahkan untuk mengkaji masalah – masalah yangcakupannya terlalu luas sehingga di luar kemampuan guru untuk merancang danmelaksanakan tindakan guna perbaikan yang diharapkan.Adakalanya masalahnyaluas dan cakupan atau ruang lingkupnya juga luas.Namun ada  juga ruang lingkupnya tidak luas, misalnya kelas akan tetapi masalahnya terlalu luas.Masalah yang luas danruang lingkup yang luas tersebut misalnya rendahnya hasil Ebtanas seluruh bidangstudi atau beberapa bidang studi siswa SMP di suatu kecamatan, satu kabupaten atausatu propinsi.Kemudian guru sebagai peneliti bermaksud melakukan penelitianuntuk memperbaiki keadaan tersebut.Masalahnya sudah jelas terlalu luas karenamengkaji masalah Ebtanas (UAN), sedangkan ruang lingkup juga luas, karenamencakup satu kecamatan, satu kabupaten, apalagi satu propinsi. Pada sisi lain bisajuga terjadi ruang lingkup penelitiannya tidak luas, akan tetapi masalah yang dikajimasih terlalu luas. Misalnya seorang guru ingin mengkaji atau meneliti cara untukmeningkatkan kemampuan bertanya siswa, kemampuan menyimpulkan pelajaran dankemampuan mengerjakan soal-soal latihan pada siswa kelas tertentu dalam waktubersamaan atau satu rancangan PTK.
Di samping tidak disarankan untuk mengkaji masalah yang terlalu luas, juga diharapkan masalah yang dikaji melalui PTK tidak terlalu sempit. Jika masalah yang terlalu luas akan menyebabkan kesulitan guru untuk menentukan tindakan yang tepat dan sesuai untuk memperbaiki keadaan tersebut dan tentu akan berakibat pada pencapaian hasil yang tidak tepat, serta akan mengalami banyak kesulitan dalam implementasinya, maka pemilihan masalah yang terlalu sempit juga dapat menyebabkan hasil yang dicapai tidak seimbang dengan waktu, tenaga serta usaha yang dilakukan guru. Beberapa contoh masalah yang terlalu sempit, misalnya cara merapikan alat – alat tulis di meja, cara pengaturan tempat duduk dalam diskusi, cara masuk ke dalam kelas dan sebagainya.
Di samping itu juga perlu diperhatikan walaupun masalahnya cukup luas, akan tetapi jika ruang lingkupnya terlalu sempit juga tidak disarankan untuk dikaji melalui PTK. Sebagai contoh upaya untuk memperbaiki cara siswa menulis, sementara siswa yang akan menjadi sasaran tindakan perbaikan hanya dua atau tiga orang siswa saja di kelas tersebut.Ingat masalah yang diangkat melalui PTK adalah masalah yang berkaitan dengan kebutuhan perbaikan sebagian besar siswa di kelas.

3.      Sesuai dengan kemampuan guru
Mungkin Anda merasa tertarik untuk mengatasi beberapa masalah yang terkait dengan pembelajaran Anda sehari-hari.Akan tetapi sebelum memutuskan untuk mengangkat masalah tersebut untuk dikembangkan melalui PTK perlu dipertimbangkan apakah Anda mampu melakukan tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut.
Dalam sebuah tulisan yang dimuat pada Pelangi Pendidikan dikemukakan beberapa ilustrasi Jika Anda yakin bahwaketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali materi pelajarandan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan PTK. Dengan dibelikanbuku masalah tersebut akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Denganperkataan lain, yakinkan bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup layak(feasible), berada di wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai.

4.      Masalah yang strategis
Ukuran strategis dapat dinilai apakah tindakan perbaikan yang dilakukan itu memang prinsip dan berkontribusi bagi sebagian besar siswa dalam kerangka perbaikan pembelajaran.
Salah satu contoh masalah yang strategis misalnya : Kemampuan menyelesaikan soal-soal latihan tentu merupakan hal prinsip karena berkaitan langsung dengan capaian hasil belajar siswa. Kemampuan menguasai perkalian menjadi hal prinsip karena akan menjadi dasar untuk memahami pembagian dalam pelajaran matematika.

5.      Masalah yang membutuhkan penanganan yang relative segera
Salah satu ciri PTK, bahwa PTKmerupakan cara pemecahan masalah yang hasilnya dapat dipergunakan langsunguntuk memperbaiki pembelajaran. Sangat berbeda dengan bentuk penelitian lainyang memerlukan waktu lama untuk dapat diimplementasikan oleh guru bagiperbaikan kinerja pembelajaran. Karena sifatnya yang demikian, maka masalah yangdikaji melalui PTK juga disarankan adalah masalah-masalah yang memerlukanpenanganan relatif segera, di mana jika masalah tersebut tidak cepat dicari solusi pemecahannya akan menimbulkan kendala bagi perbaikan proses dan hasil belajar yang dicapai. Pihak yang paling memahami masalah-masalah apa saja yang membutuhkan penanganan segera adalah guru.
Oleh sebab itu untuk mengingatkan kita bersama, andaikata PTK dilakukan secara kolaboratif (misalnya kolaborasi dosen LPTK dan guru), maka yang harus menentukan masalah-masalah apa yang menjadi kebutuhan segera untuk dipecahkan adalah guru. Peran dosen dalam hal ini adalah membantu memperjelas masalah tersebut, bukan menentukan.

6.      Masalah yang akan dikembangkan harus nyata
PTK menghendaki hasil yang nyata dan dalam waktu yang singkat dapat dipergunakan langsung untuk memperbaiki pembelajaran.Oleh sebab itu masalahmasalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah masalah yang benar-benar nyata yang memungkinkan guru dapat secara jelas menentukan tindakan perbaikan. Jika guru merasa bahwa masalah yang ia hadapi masih bersifat samar-samar, maka terlebih dahulu perlu dikaji dan dikenali secara cermat. Meskipun menurut pengamatan sementara, guru melihat ada beberapa masalah yang saling terkait, maka guru harus cerdas memutuskan satu masalah utama yang membutuhkan penanganan segera.

7.      Memerlukan penanganan secara berkelanjutan
Salah satu ciri PTK yaitu adanya siklus yang berkelanjutan. Siklus ini memungkinkan guru menentukan cara dan langkah perbaikan sekaligus menilai tingkat keberhasilan cara yang ditempuh pada setiap siklus tertentu dan selanjutnya menyempurnakan tindakan perbaikan jika hasil yang dicapai belum optimal.
Sebelumnya Anda juga telah membahas bahwa di antara masalah pembelajaran yang disarankan untuk dikaji melalui PTK adalah masalah – masalah strategis dalam pembelajaran. Masalah – masalah strategis umumnya jarang sekali dapat diperbaiki atau diselesaikan dalam satu siklus penelitian apalagi denganhanya melakukan satu kali tindakan perbaikan, akan tetapi biasanya menghendakitahapan – tahapan yang cukup lama untuk mencapai perubahan yang optimal. Terkaitdengan ciri ini, maka masalah yang akan dikaji atau dipecahkan melalui PTK adalahmasalah-masalah pembelajaran yang memerlukan penanganan secara berkelanjutan.
Jika masalah tersebut dapat diatasi atau dapat mencapai perubahan optimal dengan melakukan satu siklus, apalagi hanya satu tindakan perbaikan, sangat besar kemungkinan masalah yang diangkat bukan termasuk masalah yang strategis.



BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
§  Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kinerja pembelajaran di kelas. PTK dalam kajian yang lebih luas juga bertujuan meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu hasil pendidikan, dan meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan di sekolah.
§  PTK mempunyai manfaat baik bagi sekolah, bagi guru dan bagi siswa. Bagi sekolah, akan menumbuhkan inovasi baru, memacu tumbuhnya semangat kolaborasi antar komponen pendidikan di sekolah, berbagai strategi/tehnik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah ini untuk disebarluaskan kepada sekolah lain. Bagi guru, akan meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan profesionalisme, tumbuhnya hubungan kolegial yang sehat, untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Bagi siswa, penelitian tindakan kelas akan memberikan pengaruh bagi peningkatan hasil belajar mereka.
§  Beberapa kondisi yang dipersyaratkan dalam PTK adalah: (1)Adanya kebebasan bagi guru untuk melaksanakan PTK.(2)Minimalisasi birokrasi dan hirarki organisasi di sekolah.(3)Sekolah memiliki komitmen bersama untuk mewujudkan perubahan. (4)Adanya keterbukaan dari semua staf sekolah.(5)Sikap kepala sekolah dan staf administrasi yang mendukung.(6)Adanya rasa percaya diri guru dan siswa yang melaksanakan PTK.(7)Kesiapan menghadapi konflik.
§  Beberapa karakteristik masalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah: (1)Masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari.(2)Cakupan masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.(3)Sesuai dengan Kemampuan Guru.(4)Masalah yang strategis.(5)Masalah yang membutuhkan penanganan yang relatif segera. (6)Masalah yang akan dikembangkan harus nyata. (7)Memerlukan penanganan secara berkelanjutan.
3.2.  Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa/ sebagai calon guru yang profesional nantinya yang akan terjun langsung ke lapangan dapat lebih mendalami bagaiamana melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengkaji masalah – masalah pembelajaran. Sehingga kita sebagai guru dapat meningkatkan kinerja dan proses pembelajaran yang ada di kelas.


DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk.2009. Penelitian Pendidikan SD 4 SKS.Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar