BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sebagai pekerja
profesional guru harus memiliki sejumlah kompetensi khususnya dalam pengelolaan
pembelajaran. Seorang guru dikatakan profesional dalam bidang tertentu manakala
memiliki sejumlah kompetensi sesuai dengan keahlian hasil dari proses
pendidikan. Dan sebagai pekerja profesional guru harus mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Perbaikan dan
peningkatan proses pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam
keseluruhan proses pembelajaran yang selayaknya dapat dilakukan atas dorongan
atau prakarsa guru sendiri. Pemahaman secara mendalam tentang tujuan dan
manfaat PTK akan dapat mendorong motivasi guru untuk melaksanakan upaya-upaya
kearah pencapaian proses dan hasil belajar yang lebih baik.
Upaya perbaikan
dan peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan melalui PTK akan dapat
dilaksanakan dengan baik bilamana kondisi yang ada di lingkungan sekolah
mendukung pelaksanaan PTK. Kondisi tersebut terutama sekali berkenaan dengan
dukungan non fisik, di samping bersentuhan juga dengan kondisi fisik yang
terkait
1.2
Rumusan
Masalah
Makalah
ini hanya membahas tentang:
1. Tujuan
PTK dan Manfaat PTK
2. Kondisi
yang Dipersyaratkan dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji
Melalui PTK
1.3
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
masalah di atas, maka tujuan kami adalah :
1. Menjelaskan
mengenai Tujuan PTK
2. Menjelaskan
mengenai Manfaat PTK
3. Menjelaskan
mengenai Kondisi yang Dipersyaratkan Dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang
Dapat Dikaji Melalui PTK
1.4
Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk
mengetahui Tujuan PTK
2. Untuk
mengetahui Manfaat PTK
3. Untuk
mengetahui Kondisi yang Dipersyaratkan Dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang
Dapat Dikaji Melalui PTK
1.5
Metode
Penulisan
Penulisan menggunakan metode
pustaka
BAB
II
ISI
2.1.
Tujuan
Dan Manfaat PTK
A.
Tujuan
PTK
Penelitian
Tindakan Kelas pada prinsipnya merupakan satu bentuk upaya yang terencana dan sistematik
yang diprakarsai guru sendiri untuk memperbaiki kinerja pembelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya. Meskipun harus diakui secara jujur bahwa upaya-upaya
kearah peningkatan kinerja pembelajaran dapat saja dilakukan dengan cara-cara
lain, akan tetapi dengan melakukan PTK guru akan mendapatkan beberapa manfaat di
samping tujuan utama tersebut.
Peningkatan
kualitas pembelajaran di kelas merupakan tujuan utama dari pelaksanaan
penelitian tindakan kelas.Peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran ini
perlu dilakukan secara terus menerus, karena perkembangan dalam berbagai aspek
kehidupan yang terus berkembang secara dinamis.Oleh sebab itu tuntutan
masyarakat terhadap perbaikan layanan pendidikan juga semakin meningkat.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru
untuk meningkatkan layanan pendidikan dengan cara melakukan perbaikan-perbaikan
proses pembelajaran.
Upaya-upaya
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas menjadi tumpuan
peningkatan relevansi pendidikan dan peningkatan mutu hasil belajar siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Hammersley (1986), jika kita bermaksud memahami
cara kerja sekolah dan hendak mengubah atau meningkatkan perannya, maka yang
sangat penting dimengerti adalah apa yang terjadi di dalam kelas.
Dalam kajian
yang lebih luas, PTK juga bertujuan meningkatkan relevansi pendidikan. Dengan
berkualitasnya prosespembelajaran, berartipula lembaga pendidikan sekolah mampu
menelurkan siswa-siswa yang berkualitas.Suatu proses pembelajaran dapat
dikatakan meningkat kualitasnya antara lainbilamana unsur-unsur yang terdapat
di dalamnya menjadi lebih sesuai (relevan)dengan karakteristik pribadi siswa,
tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang
berkembang dengan sangat cepat.
Secara
keseluruhan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan.Karena itu kemampuan mengembangkan potensi-potensi siswa di kelas
merupakan elemen kunci bagi upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan dalam
skala yang lebih luas.
Peningkatan
efisiensi pengelolaan pendidikan merupakan salah satu komponen tujuan penting
PTK. Peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran, di samping untuk
meningkatkan relevansi dan meningkatkan mutu hasil pendidikan, juga ditujukan
untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi
di dalamnya. PTK dapat menjadi salah satu wahana untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
pendidikan, karena dalam PTK selalu diarahkan untuk menemukan alternatif baru
agar proses pembelajaran dapat diselenggarakan dengan lebih baik.
B.
Manfaat
PTK
Dirjen Dikdasmen
(2004: 9) mengemukakan beberapa kelebihan atau manfaat penelitian tindakan
kelas, yaitu:
1.
Menumbuhkan inovasi dan perbaikan.
Karena penelitian tindakan bersifat pemecahan masalah (problem-solving)
maka guru berlatih untuk memikirkan, mencoba, dan mengevaluasi berbagai inovasi
yang mungkin diterapkan agar proses pembelajaran dapat lebih berhasil terutama
untuk menjawab masalah yang sedang dihadapi.
2.
Memacu tumbuhnya semangat kolaborasi
antar komponen pendidikan di sekolah, yaitu guru, siswa, staf/pimpinan dan
masyarakat/orang tua.
3.
Meningkatkan profesionalisme guru.Penelitian
tindakan memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensi keguruannya. Dengan
penelitian tindakan guru dapat lebih memahami apa yang berlangsung di kelas
yang meliputi kendala – kendalamaupun dukungan-dukungan yang langsung maupun
tidak langsungmempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Karena itu guru
harusdidorong untuk berpartisipasi nyata di dalam mengembangkan teori
yangberkembang dan kegiatan profesional mereka sendiri untuk
mengadakanperubahan mendasar bagi kepentingan praktik pembelajaran (Elliot,
1991: 9).
Wardani (2003:1.16) mendeskripsikan beberapa manfaat
PTK bagi guru, bagi siswa maupun bagi sekolah.
1.
Manfaat
bagi guru
Dengan
melakukan PTK, banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan bagi guru. Beberapa
manfaat tersebut adalah:
a. Untuk
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran utama PTK adalah
untuk perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan kepuasan dan
sekaligus menjadi pendorong guru untuk mencapai perubahan-perubahan
selanjutnya, karena melalui PTK ini guru mampu membuktikan bahwa atas prakarsa
dirinya sendiri ia telah melakukan sesuatu untuk perbaikan pembelajaran yang
dikelolanya.Hasil PTK yang dicapai oleh seorang guru, di
sampingakan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran yang dikelolanya, juga
dapatdiinformasikan kepada rekan-rekan guru yang lain sehingga
dimungkinkanuntuk dikembangkan atau dicoba pada kelas yang dikelolanya
sehinggadiharapkan guru-guru yang lain dapat pula mencapai perbaikan-perbaikan
sebagaimana diharapkan.
Contoh :
Pak Khatib adalah seorang guru pada
salah satu Sekolah Dasar. Sehariharinyaia diberi tugas mengajar mata pelajaran
Pendidkan IPS di kelas empat, lima dan enam. Pak Khatib termasuk guru yang
aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tugasnya sebagai
guru.Salah satu kegiatan yang selalu diikutinya adalah kegiatan Musyawarah Guru
Bidang Studi (MGMP) yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Suatu hari
ketika ia menghadiri kegiatan tersebut, ada seorang guru berceritera bahwa di
salah satu sekolah, ada seorang guru yang telah melaksanakan PTK yang berkenaan
dengan upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Guru tersebut menceriterakan bahwa pada mulanya ia merasa agak resah lantaran
siswa-siswa di kelasnya jarang sekali yang mau bertanya atau mengemukakan
pendapat, walaupun mereka sesungguhnya belum mengerti. Ketika diminta bertanya,
jarang sekali ada yang bertanya, akan tetapi ketika diberikan soal-soal latihan
banyak sekali yang tidak bisa mengerjakan dengan benar. Akhirnya guru tersebut
mencoba melakukan PTK dengan memberi kesempatan kepada siswa-siswanya membuat
pertanyaan tertulis bagi yang belum mengerti untuk melatih dan menumbuhkan
keberaniannya untuk bertanya.Hal itu dilakukan secara berlanjut, dan kemudian
secara bertahap terjadi perubahan, banyak diantara siswa tumbuh keberanian
mengajukan pertanyaan secara lisan.Mendengar cerita tersebut pak Khatib merasa
terdorong untuk melakukannya.Dengan bertanya dan membaca, Pak Khatib dapat
mengembangkan sendiri penelitian di kelasnya, dan ternyata membawa perubahan
yang sangat berarti terutama dalam meningkatkan keaktifan siswa bertanya dan
mengemukakan pendapat.Karena itu pak Khatib menyarankan guru-guru lain untuk
mencoba di kelasnya.Dari contoh yang dikemukakan di atas, Anda dapat melihat
bahwa hasil PTK dapat langsung dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya.
b. Guru
dapat berkembang secara profesional. Melalui pelaksanaan PTK guru secara
terencana dan terarah melakukan tindakan-tindakan nyata untuk perbaikan
pembelajaran, melakukan refleksi dan evaluasi secara sistematik berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan.
c. Mendorong
guru untuk lebih percaya diri. Keberhasilan guru dalam melaksanakan PTK dapat
mendorong keinginan guru-guru lain untuk melakukan aktivitas tersebut pada
kelasnya sendiri.Jika dengan melakukan PTK guru mampu
menunjukkan diri sebagai seorang pekerja profesional, maka dengan sendirinya
akan tumbuh atau semakin meningkat rasa percaya diri seorang guru. Guru yang
mampu menganalisis persoalan-persoalan di kelasnya dengan baik, menemukan
kekuatan dan kelemahan dan selanjutnya mampu menemukan serta mengembangkan
alternatif pemecahan masalah,akan memberi sumbangan yang besar bagi semakin
tumbuhnya rasa percaya diri. Ananda (2001:25) dalam tulisannya tentang Peran lainGuru
Sebagai Peneliti, mengemukakan bahwa dengan melakukan PTK akanmembantu guru
dalam memecahkan masalah-masalah yang bersifat praktis,meningkatkan kompetensi,
serta meningkatkan pemahaman tentang situasi sosial sekolah sehingga menambah
rasa percaya diri pada guru.
d. Dengan
melaksanakan PTK berarti guru sudah menunjukkan peran yang nyata dalam pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam upaya mencari cara atau langkah-langkah
inovatif dan praktis untuk memperbaiki proses pembelajaran. Hal
ini akan memperkokoh eksistensi peran guru dalammelaksanakan tanggung jawabnya.
Dengan melakukan PTK guru jugamendapat kesempatan yang baik untuk belajar,
melatih diri mengenalimasalah, mengidentifikasi kendala – kendala pembelajaran,
menganalisis danmenilai serta mampu merancang langkah – langkah yang dapat
dikembangkandalam perbaikan pembelajaran di kelasnya. Ini semuanya
sesungguhnyaselain merupakan wujud tanggung jawab guru, sekaligus juga
merupakansumbangan bagi kemajuan pendidikan, khususnya dalam
peningkatankualitas proses pembelajaran.
2.
Manfaat
bagi pembelajar/siswa
Manfaat
PTK bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar.Perbaikan-perbaikan
pembelajaran yang dilakukan melalui PTK sekaligus juga bermanfaat bagi siswa
karena mereka terlibat secara langsung di dalam aktivitas tersebut.Hal ini
sangat penting artinya dalam rangka memberikan pengalaman langsung kepada
siswa.
Dengan
melaksanakan PTK, kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan
diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan
dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan meningkat. Sebaliknya, jika
kesalahan dalam proses pembelajaran dibiarkan berlarut-larut, maka guru akan
tetap mengajar dengan cara yang sama sehingga hasil belajar siswa pun tetap
sama, bahkan mungkin menurun. Dengan demikian, ada hubungan timbal balik antara
pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa.
PTK
yang dilaksanakan guru juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil
melaksanakan PTK akan selalu kritis terhadap hasil belajar siswa, sehingga
siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru.
3.
Manfaat
PTK bagi sekolah
Hargreaves
(dalam Hopkins, 1993), berpendapat bahwa sekolah yang berhasil mendorong
terjadinya inovasi pada diri para guru, telah berhasil pula meningkatkan
kualitas pendidikan untuk para siswa.
Jika
para guru di sekolah telah terdorong melakukan perubahan maka sekolah akan
memiliki peluang yang besar untuk mencapai perkembangan yang lebih baik.Perubahan-perubahan
di luar sekolah terjadi secara pesat.Jika guru dan semua komponen sekolah
lamban dalam memprakarsai perubahan, maka eksistensi sekolah akan sangat sulit
diharapkan sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat.
Upaya-upaya
perbaikan yang berkenaan dengan masalah-masalah belajar siswa, berbagai
kesulitan mengajar yang dialami oleh guru akan dapat dilakukan secara bertahap
melalui PTK. Hubungan kolegial yang sehat yang tumbuh dari rasa saling
membutuhkan akan menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan
sekolah.Dengan
terbiasanya para guru melakukan PTK, berbagai strategi/tehnik pembelajaran
dapat dihasilkan dari sekolah ini untuk disebarluaskan kepada sekolah lain.
Dengan demikian, sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara
menyeluruh.Dalam konteks ini, PTK memberikan sumbangan yang
positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan
profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya
iklim pendidikan di sekolah.
2.2.
Kondisi
Yang Dipersyaratkan Dan Masalah – Masalah Pembelajaran Yang Dapat Dikaji
Melalui PTK
A.
Kondisi
yang Dipersyaratkan Dalam Pelaksanaan PTK
Kondisi yang
dipersyaratkan bagi PTK dapat diartikan sebagai keadaan yang selayaknya ada dan
berkembang secara kondusif di lingkungan sekolah sehingga memberi peluang yang
besar bagi terlaksananya PTK.Dengan mengkaji pandangan yang dikemukakan oleh
Taggart (1991: 37), Wardani (2003: 123) dapat disimpulkan beberapa hal berupa
kondisi yang dipersyaratkan agar PTK dapat dilakukan dengan baik di sekolah.
Beberapa kondisi dimaksud adalah: (1) pemberian kebebasan oleh sekolah, (2)
minimalisasi hirarki dan birokrasi di sekolah, (3) adanya komitmen bersama
untuk terjadinya perubahan, (4) adanya keterbukaan semua staf sekolah, (5)
dukungan kepala sekolah dan staf, (6) adanya rasa percaya diri guru dan siswa
(7) kesiapan menerima konflik, (8) Adanya perencanaan jangka panjang. Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas, mari kita bahas satu persatu kondisi
yang dipersyaratkan tersebut.
1.
Adanya
kebebasan untuk melaksanakan PTK
Pelaksanaan
PTK di sekolah memerlukan suasana yang bebas dan terbuka.Dalam
keadaan demikian guru harus merasakan bahwa apa yang dilakukannya tidak
dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu kebijakan dan garis-garis yang telah
ditetapkan sekolah, sebaliknya dalam melaksanakan aktivitas
tersebut guru harus merasa mendapat dukungan dari semua personil sekolah
sehingga ia lebih termotivasi dan percaya diri untuk melaksanakannya dengan
baik.Guru
yang melaksanakan PTK harus mendapat
kebebasan untuk berdiskusi sesama guru dalam mengoptimalkan pelaksanaan PTK,
menentukan tindakan yang tepat atau mendiskusikan hasi-hasil yang ditemukan.
Sebelum
Anda melaksanakan PTK disarankan untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Jelaskan
kepada kepala sekolah, guru dan semua staf sekolah apa yang akan Anda lakukan,
tujuan Anda melakukannya, apa dampaknya terhadap kegiatan pembelajaran.
b. Berikan
kesempatan kepada teman-teman guru untuk memberikan tanggapan, pendapat atau
saran-saran terhadap kegiatan PTK yang akan Anda lakukan.
2.
Minimalisai
hirarki dan birokrasi di sekolah
Tahapan-tahapan
pelaksanaan PTK membutuhkan lebih banyak konsultasi, diskusi, dan dukungan
kebijakan kepala sekolah serta partisipasi staf sekolah.Pelaksanaan dan
dukungan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut biasanya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pelaksanaan PTK sehingga membutuhkan penanganan yang lebih
cepat.Oleh sebab itu birokrasi dan hirarki yang berlaku di sekolah tidak boleh
berlangsung secara kaku.
Sebagai
contoh, ketika guru yang melaksanakan PTK membutuhkan saran-saran kepala sekolah,
maka kepala sekolah harus menyediakan waktu dan bersedia setiap saat, tanpa
harus menunggu waktu pembahasan atau harus menghadap secara formal.Demikian
pula di kalangan sesame guru, diharapkan juga selalu menyediakan waktu untuk
bersama-sama berpartisipasi dalam memberikan bantuan serta dukungan terhadap
sesuatu yang dibutuhkan oleh guru yang melaksanakan PTK.
Demikian
pula di kalangan sesama guru, diharapkan juga selalu menyediakan waktu untuk
bersama-sama berpartisipasi dalam memberikan bantuan serta dukungan terhadap
sesuatu yang dibutuhkan oleh guru yang melaksanakan PTK.Bentuk-bentuk dukungan
guru sejawat ini misalnya kesediaan memberikan informasi tentang keadaan siswa,
memberikan saran-saran bahkan kesediaan membantu pengumpulan data ketika PTK
dilaksanakan jika guru tersebut membutuhkan bantuan. Dengan kata lain untuk
mendukung pelaksanaan PTK perlu ditumbuhkan semangat kebersamaan dan kolaborasi
antara sesama guru sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik.
3.
Sekolah
harus memiliki komitmen bersama untuk terjadinya perubahan
PTK
saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi baru yang berkaitan
langsung dengan upaya perbaikan kinerja pembelajaran. Jika semua pihak,
khususnya unsur-unsur sekolah menyadari dengan baik manfaat PTK dan memiliki
komitmen untuk mewujudkan perubahan, maka diyakini mereka akan memberikan
dukungan sesuai peran dan kemampuan yang mereka miliki.Persoalannya adalah
apakah semua atau sebagian besar teman-teman guru dan kepala sekolah memang
memiliki keinginan yang kuat untuk berubah. Jika sebagian besar unsur sekolah
memiliki komitmen, maka implementasi PTK tidak akan menghadapi banyak kendala,
kecuali guru tersebut belum memiliki pemahaman yang baik tentang PTK.
4.
Keterbukaan
semua staf sekolah
Keterbukaan
mengandung pengertian dimana semua staf sekolah bersedia melihat persoalan yang
ada di sekolah sebagai bagian dari masalah bersama.Kemajuan dan keberhasilan
belajar siswa adalah masalah bersama sehingga setiap unsur harus dipacu untuk
berupaya secara sungguh-sungguh dan terus menerus mewujudkannya sesuai peran
masing – masing.Kesediaan bersama untuk senantiasa mencari cara – cara inovatif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa merupakan bagian penting sebagai
kerangka tumbuhnya semangat dan motivasi dalam mewujudkan pelaksanaan PTK di
sekolah.
Peran
kepala sekolah sangat penting untuk menciptakan nuansa keterbukaan bagi setiap
guru dan staf sekolah sehingga mereka secara tulus, mampu berpartisipasi dalam
mengatasi masalah-masalah sekolah. Pada sisi lain peran sesama guru juga tidak
kalah pentingnya karena dukungan rekan guru akan memberikan kekuatan bagi guru
yang melaksanakan PTK.
5.
Sikap
kepala sekolah dan staf administrasi yang mendukung
Perhatian
dan kepedulian yang ditunjukkan kepala sekolah terhadap aktivitas yang
dilakukan guru di sekolah mempunyai arti penting dalam mendukung pelaksanaan
PTK.Sebagai satu bentuk inovasi baru, bukan hal mustahil jika guru merasa ragu
untuk melakukannya di sekolah.
Sikap
kepala sekolah yang positif dengan memberikan perhatian, kepedulian dan
motivasi bagi guru sebagai peneliti pemula memiliki arti yang sangat penting.
Sebaliknya sikap kepala sekolah yang terkesan tidak peduli, kurang menghargai apalagi
jika cenderung mencari kesalahan, akan menyebabkan keberanian dan rasa percaya
diri guru akan semakin berkurang sehingga semakin tidak memiliki keberanian
untuk mencoba melakukan penelitian yang direncanakannya.
6.
Adanya
rasa percaya diri guru dan siswa yang melaksanakan PTK
Keberhasilan
guru melaksanakan PTK tidak cukup hanya didukung oleh keinginan dan pemahaman
terhadap PTK saja, akan tetapi juga akan ditentukan rasa percaya diri. Rasa
percaya diri akan menjadi dorongan yang kuat untuk menumbuhkan keberanian
melakukan perubahan yang perlu dilakukan dalam perbaikan pembelajaran. Untuk
menumbuhkan rasa percaya diri ini guru harus memiliki keyakinan bahwa dirinya
mampu melaksanakan PTK sebagaimana ia pahami. Guru yang melaksanakan PTK juga
harus memiliki keyakinan bahwa kegiatan yang dilaksanakannya akan memberi
beberapa manfaat, baik bagi dirinya, bagi siswa dan bagi sekolah sehingga ia
tidak perlu merasa khawatir dengan kegiatan yang dilaksanakan.
7.
Kesiapan
menghadapi konflik
PTK
sebagai bentuk inovasi baru dalam upaya perbaikan kinerja pembelajaran juga
membutuhkan waktu agar dapat diterima oleh semua guru dan staf sekolah. Dalam
keadaan demikian guru yang melakukan PTK mungkin akan berhadapan dengan
berbagai tantangan, antara lain berupa sikap guru lain bahkan kepala sekolah
yang belum menerima atau belum merasa yakin bahwa PTK merupakan cara yang mampu
memperbaiki kinerja pembelajaran. Itulah sebabnya maka guru yang akan
melaksanakan PTK diharapkan memiliki kesiapan mental jika terjadi konflik. Kesiapan
mental ini merupakan hal yang penting agar guru tidak merasa terkejut jika hal
itu terjadi.Lebih jauh lagi diharapkan guru dapat mengantisipasi agar konflik
dapat diminimalisasi melalui pendekatan-pendekatan yang dianggap tepat.
Hodkinson
(Depdiknas, 2004: 10) mengemukakan keberhasilan PTK dalam menumbuhkan inovasi
dan perbaikan pembelajaran, memacu semangat kolaborasi antara komponen –
komponen pendidikan di sekolah, dan meningkatkan profesionalisme guru akan
dapat diwujudkan bilamana didukung oleh beberapa kondisi berikut:
a. Ada
kesediaan dari para guru untuk mengakui kekurangan-kekurangan diri.
b. Adanya
kesempatan bagi guru untuk menemukan sesuatu yang baru
c. Ada
dorongan untuk mengemukakan gagasan-gagasan baru.
d. Tersedianya
waktu yang cukup untuk melakukan percobaan.
e. Ada
kepercayaan timbal balik antara orang-orang yang terlibat
8.
Adanya
rencana jangka panjang
Upaya
yang dilakukan semua staf sekolah untuk meningkatkan kinerja pembelajaran
selayaknya menjadi bagian penting dari rencana jangka panjang yang dimiliki
sekolah. Jika sekolah memiliki rencana yang jelas dan terarah untuk mencapai
perubahan yang diharapkan dalam jangka panjang, maka setiap personil sekolah
akan memiliki pegangan yang jelas tentang sesuatu yang hendak mereka capai.Guru
yang mengembangkan PTK atau yang belum memiliki kesempatan untuk melakukannya
hendaknya meletakkan aktivitas ini sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan
jangka panjang sekolah dalam rangka peningkatankinerja sekolah secara keseluruhan.Jika
pemahaman ini dapat ditumbuhkanmaka guru yang melaksanakan PTK akan lebih mudah
mensosialisasikankegiatannya kepada staf sekolah yang lain, sehingga dimungkinkan
lebih mudah pulamendapatkan dukungan untuk melaksanakannya.
Upaya
– upaya menciptakan kondisi yang mendukung terwujudnya pelaksanaan PTK di
sekolah hendaknya dirasakan sebagai bagian dari tanggung jawab semua staf
sekolah. Jika kepala sekolah, guru dan pegawai sekolah memiliki komitmen yang
sama untuk mewujudkan lembaga pendidikan sekolah yang berkualitas, maka
diyakini PTK tidak akan mengalami banyak kendala dalam implementasinya.
B.
Masalah
– Masalah Pembelajaran yang Dapat Dikaji Melalui PTK
1.
Masalah
yang berkaitan dengan pembelajaran sehari – hari
Sebagai guru,
tentu memahami begitu banyak permasalahan yang terjadi di sekolah yang secara
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran.Akan tetapi tidak semua masalah tersebut bisa dipecahkan atau
dikaji melalui PTK.Milss (2000), mengemukakan di antara masalah yang dapat
dikaji melalui PTK adalah masalah-masalah dimana guru merasa sangat familiar
karena seringkali terjadi yaitu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
sehari-hari (daily teaching practice).
Di bawah ini
contoh beberapa masalah pembelajaran sehari – hari yang berhasil diidentifikasi
guru – guru melalui kegiatan perkuliahan Penelitian Tindakan Kelas.
a. Kurangnya
keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi.
b. Siswa
kurang mampu mengerjakan latihan.
c. Rendahnya
kemampuan dan keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat
dalam proses pembelajaran.
d. Rendahnya
kemampuan siswa mengerjakan soal-soal cerita pada pelajaran matematika.
e. Sulitnya
siswa mengenal dan memahami peta buta dalam pelajaran IPS.
f. Rendahnya
kemampuan siswa kelas satu mengenal huruf.
g. Rendahnya
kemampuan siswa dalam mengarang.
2.
Cakupan
masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
PTK tidak
diarahkan untuk mengkaji masalah – masalah yangcakupannya terlalu luas sehingga
di luar kemampuan guru untuk merancang danmelaksanakan tindakan guna perbaikan
yang diharapkan.Adakalanya masalahnyaluas dan cakupan atau ruang lingkupnya
juga luas.Namun ada juga ruang
lingkupnya tidak luas, misalnya kelas akan tetapi masalahnya terlalu luas.Masalah
yang luas danruang lingkup yang luas tersebut misalnya rendahnya hasil Ebtanas
seluruh bidangstudi atau beberapa bidang studi siswa SMP di suatu kecamatan,
satu kabupaten atausatu propinsi.Kemudian guru sebagai peneliti bermaksud
melakukan penelitianuntuk memperbaiki keadaan tersebut.Masalahnya sudah jelas
terlalu luas karenamengkaji masalah Ebtanas (UAN), sedangkan ruang lingkup juga
luas, karenamencakup satu kecamatan, satu kabupaten, apalagi satu propinsi.
Pada sisi lain bisajuga terjadi ruang lingkup penelitiannya tidak luas, akan tetapi
masalah yang dikajimasih terlalu luas. Misalnya seorang guru ingin mengkaji
atau meneliti cara untukmeningkatkan kemampuan bertanya siswa, kemampuan
menyimpulkan pelajaran dankemampuan mengerjakan soal-soal latihan pada siswa
kelas tertentu dalam waktubersamaan atau satu rancangan PTK.
Di samping tidak
disarankan untuk mengkaji masalah yang terlalu luas, juga diharapkan masalah
yang dikaji melalui PTK tidak terlalu sempit. Jika masalah yang terlalu luas
akan menyebabkan kesulitan guru untuk menentukan tindakan yang tepat dan sesuai
untuk memperbaiki keadaan tersebut dan tentu akan berakibat pada pencapaian
hasil yang tidak tepat, serta akan mengalami banyak kesulitan dalam
implementasinya, maka pemilihan masalah yang terlalu sempit juga dapat menyebabkan
hasil yang dicapai tidak seimbang dengan waktu, tenaga serta usaha yang
dilakukan guru. Beberapa contoh masalah yang terlalu sempit, misalnya cara
merapikan alat – alat tulis di meja, cara pengaturan tempat duduk dalam
diskusi, cara masuk ke dalam kelas dan sebagainya.
Di samping itu
juga perlu diperhatikan walaupun masalahnya cukup luas, akan tetapi jika ruang
lingkupnya terlalu sempit juga tidak disarankan untuk dikaji melalui PTK.
Sebagai contoh upaya untuk memperbaiki cara siswa menulis, sementara siswa yang
akan menjadi sasaran tindakan perbaikan hanya dua atau tiga orang siswa saja di
kelas tersebut.Ingat masalah yang diangkat melalui PTK adalah masalah yang
berkaitan dengan kebutuhan perbaikan sebagian besar siswa di kelas.
3.
Sesuai
dengan kemampuan guru
Mungkin Anda
merasa tertarik untuk mengatasi beberapa masalah yang terkait dengan
pembelajaran Anda sehari-hari.Akan tetapi sebelum memutuskan untuk mengangkat
masalah tersebut untuk dikembangkan melalui PTK perlu dipertimbangkan apakah
Anda mampu melakukan tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut.
Dalam sebuah
tulisan yang dimuat pada Pelangi Pendidikan dikemukakan beberapa ilustrasi Jika
Anda yakin bahwaketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali
materi pelajarandan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan PTK.
Dengan dibelikanbuku masalah tersebut akan terpecahkan, dan itu di luar
kemampuan Anda. Denganperkataan lain, yakinkan bahwa masalah yang akan Anda
pecahkan cukup layak(feasible), berada di wilayah pembelajaran, yang
Anda kuasai.
4.
Masalah
yang strategis
Ukuran strategis
dapat dinilai apakah tindakan perbaikan yang dilakukan itu memang prinsip dan
berkontribusi bagi sebagian besar siswa dalam kerangka perbaikan pembelajaran.
Salah satu
contoh masalah yang strategis misalnya : Kemampuan menyelesaikan soal-soal
latihan tentu merupakan hal prinsip karena berkaitan langsung dengan capaian
hasil belajar siswa. Kemampuan menguasai perkalian menjadi hal prinsip karena
akan menjadi dasar untuk memahami pembagian dalam pelajaran matematika.
5.
Masalah
yang membutuhkan penanganan yang relative segera
Salah satu ciri PTK,
bahwa PTKmerupakan cara pemecahan masalah yang hasilnya dapat dipergunakan
langsunguntuk memperbaiki pembelajaran. Sangat berbeda dengan bentuk penelitian
lainyang memerlukan waktu lama untuk dapat diimplementasikan oleh guru
bagiperbaikan kinerja pembelajaran. Karena sifatnya yang demikian, maka masalah
yangdikaji melalui PTK juga disarankan adalah masalah-masalah yang
memerlukanpenanganan relatif segera, di mana jika masalah tersebut tidak cepat
dicari solusi pemecahannya akan menimbulkan kendala bagi perbaikan proses dan
hasil belajar yang dicapai. Pihak yang paling memahami masalah-masalah apa saja
yang membutuhkan penanganan segera adalah guru.
Oleh sebab itu
untuk mengingatkan kita bersama, andaikata PTK dilakukan secara kolaboratif
(misalnya kolaborasi dosen LPTK dan guru), maka yang harus menentukan
masalah-masalah apa yang menjadi kebutuhan segera untuk dipecahkan adalah guru.
Peran dosen dalam hal ini adalah membantu memperjelas masalah tersebut, bukan
menentukan.
6.
Masalah
yang akan dikembangkan harus nyata
PTK menghendaki
hasil yang nyata dan dalam waktu yang singkat dapat dipergunakan langsung untuk
memperbaiki pembelajaran.Oleh sebab itu masalahmasalah yang dapat dikaji
melalui PTK adalah masalah yang benar-benar nyata yang memungkinkan guru dapat
secara jelas menentukan tindakan perbaikan. Jika guru merasa bahwa masalah yang
ia hadapi masih bersifat samar-samar, maka terlebih dahulu perlu dikaji dan
dikenali secara cermat. Meskipun menurut pengamatan sementara, guru melihat ada
beberapa masalah yang saling terkait, maka guru harus cerdas memutuskan satu
masalah utama yang membutuhkan penanganan segera.
7.
Memerlukan
penanganan secara berkelanjutan
Salah satu ciri
PTK yaitu adanya siklus yang berkelanjutan. Siklus ini memungkinkan guru
menentukan cara dan langkah perbaikan sekaligus menilai tingkat keberhasilan
cara yang ditempuh pada setiap siklus tertentu dan selanjutnya menyempurnakan
tindakan perbaikan jika hasil yang dicapai belum optimal.
Sebelumnya
Anda juga telah membahas bahwa di antara masalah pembelajaran yang disarankan
untuk dikaji melalui PTK adalah masalah – masalah strategis dalam pembelajaran.
Masalah – masalah strategis umumnya jarang sekali dapat diperbaiki atau
diselesaikan dalam satu siklus penelitian apalagi denganhanya melakukan satu
kali tindakan perbaikan, akan tetapi biasanya menghendakitahapan – tahapan yang
cukup lama untuk mencapai perubahan yang optimal. Terkaitdengan ciri ini, maka
masalah yang akan dikaji atau dipecahkan melalui PTK adalahmasalah-masalah
pembelajaran yang memerlukan penanganan secara berkelanjutan.
Jika masalah
tersebut dapat diatasi atau dapat mencapai perubahan optimal dengan melakukan
satu siklus, apalagi hanya satu tindakan perbaikan, sangat besar kemungkinan
masalah yang diangkat bukan termasuk masalah yang strategis.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
§ Tujuan
utama PTK adalah untuk meningkatkan kinerja pembelajaran di kelas. PTK dalam
kajian yang lebih luas juga bertujuan meningkatkan relevansi pendidikan,
meningkatkan mutu hasil pendidikan, dan meningkatkan efisiensi pengelolaan
pendidikan di sekolah.
§ PTK
mempunyai manfaat baik bagi sekolah, bagi guru dan bagi siswa. Bagi sekolah,
akan menumbuhkan inovasi baru, memacu tumbuhnya semangat kolaborasi antar
komponen pendidikan di sekolah, berbagai strategi/tehnik pembelajaran dapat
dihasilkan dari sekolah ini untuk disebarluaskan kepada sekolah lain. Bagi
guru, akan meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan profesionalisme,
tumbuhnya hubungan kolegial yang sehat, untuk memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya. Bagi siswa, penelitian tindakan kelas akan memberikan pengaruh
bagi peningkatan hasil belajar mereka.
§ Beberapa
kondisi yang dipersyaratkan dalam PTK adalah: (1)Adanya kebebasan bagi guru
untuk melaksanakan PTK.(2)Minimalisasi birokrasi dan hirarki organisasi di
sekolah.(3)Sekolah memiliki komitmen bersama untuk mewujudkan perubahan.
(4)Adanya keterbukaan dari semua staf sekolah.(5)Sikap kepala sekolah dan staf
administrasi yang mendukung.(6)Adanya rasa percaya diri guru dan siswa yang
melaksanakan PTK.(7)Kesiapan menghadapi konflik.
§ Beberapa
karakteristik masalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah: (1)Masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari.(2)Cakupan masalahnya tidak terlalu
luas dan tidak terlalu sempit.(3)Sesuai dengan Kemampuan Guru.(4)Masalah yang
strategis.(5)Masalah yang membutuhkan penanganan yang relatif segera.
(6)Masalah yang akan dikembangkan harus nyata. (7)Memerlukan penanganan secara
berkelanjutan.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman
mahasiswa/ sebagai calon guru yang profesional nantinya yang akan terjun
langsung ke lapangan dapat lebih mendalami bagaiamana melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) untuk mengkaji masalah – masalah pembelajaran. Sehingga
kita sebagai guru dapat meningkatkan kinerja dan proses pembelajaran yang ada
di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman, dkk.2009. Penelitian Pendidikan SD 4 SKS.Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar